Sialnya aku tidak bisa berhenti memikirkan ciuman Mas Agung. Aku bukannya perawan suci yang belum pernah berciuman, aku punya pacar, kami berciuman, ciuman Ran juga tidak buruk.
Tapi bagaimana bisa hanya sebuah ciuman membuatku begitu lemas? Ran tidak pernah menciumku seperti Mas Agung, dia tidak pernah memaksa lidahnya untuk masuk ke dalam mulutku dan membuat mulutku sepenuhnya terbuka.
Harusnya aku marah, ini bentuk pelecehan seksual terburuk, harusnya aku menampar Mas Agung detik itu juga, bukannya terengah dan marah karena Mas Agung melepaskan ciumannya pagi itu.
Oke, aku akan jujur bahwa aku menikmatinya. Itu hal yang sudah ratusan kali kubayangkan dari dulu, saat aku remaja, bagaimana rasanya dicumbu oleh Mas Agung, tetanggaku yang panas tapi itu dulu, harusnya aku sudah bisa melupakan Mas Agung yang kini berstatus duda kan?
"Kamu sudah minta izin ke Bandung kan untuk minggu ini?"
Tapi apa maksud dari ini semua? Biarkan aku menyusun kembali apa yang terjadi. Pertama Mas Agung bilang butuh bantuanku untuk membuatnya ereksi. Kemudian aku mengusulkan untuk konsultasi dengan Dokter Spesialis Neurosains, namun Mas Agung menolak dan meminta aku saja yang membantunya ereksi, di sini yang aku pahami adalah Mas Agung tidak bisa ereksi karena sesuatu terkait psikologi. Lalu dia menciumi aku dengan senonoh di belakang rumahnya untuk menunjukan sesuatu, tanganku dibawa ke celananya dan aku sangat yakin bahwa aku memegang ereksinya yang artinya dia bisa, penisnya bisa ngaceng!
"Mbun!" aku tersentak, sepenuhnya sadar bahwa aku sedang berada di Kantin khusus karyawan rumah sakit.
Ran memandangku dengan khawatir, kacamatanya ia bawa ke atas kepala dan aku bisa melihat bawah matanya yang kurang tidur.
"Maaf Ran, aku tadi gak denger apa yang kamu omongin."
"Gak masalah, aku nanya kamu udah minta izin ikut aku ke Bandung kan? Kamu kurang enak badan ya?" Ran memegang telapak tanganku dan meremasnya lembut.
"Aku baik, tentu aku udah minta izin. Harusnya kamu yang aku tanya, kamu keliatan capek banget."
"Iya sayang, jadwal operasi mentorku padat banget. Aku harus selalu ikutin dia buat dapetin banyak pengalaman kasus baru."
Ran mengambil Spesialis Jantung untuk pendidikannya. Ia seniorku di kampus, kami bertemu karena kami sama-sama pecinta buku dan perpustakaan, hampir separuh waktu kencan selama 3 tahun kami habiskan di perpustakaan kampus.
"Ya itu harus, tapi kamu juga musti jaga kesehatan. Tidur kamu berapa jam akhir-akhir ini?" Aku suka saat Ran memangilku sayang, ia tidak pernah tidak menunjukan bahwa ia menyayangiku.
"Dua sampai empat jam mungkin, gak papa sayang. Aku gak ngerasa sakit, dan aku minum vitamin."
"Bagus, anak baik." Aku balas meremas telapak tangannya dan bayangan diriku meremas penis Mas Agung masuk ke dalam kepalaku. Tadi itu rasanya hangat, sebelumnya memang dingin saat Mas Agung menyentuh tanganku, namun ketika ia menaruhnya di bagian depan celananya yang menggembung, itu terasa sangat hangat dan keras. Aku penasaran bagaimana bentuk miliknya dibalik celana olahraga yang menggantung sempurna di pinggulnya pagi tadi.
"Astaga!"
"Kenapa?" Ran kaget dan tentunya terlihat khawatir, aku berkedip cepat untuk menghilangkan bayangan itu. Astaga, astaga, ada apa dengan diriku!
"Ran, maaf sepertinya aku harus kembali kerja. Makasih untuk makan siangnya." Aku berdiri, Ran mengecup telapak tanganku yang terasa kebas.
Bibirnya dingin, tidak hangat seperti bibir Mas Agung pagi tadi. Kapan aku bisa berhenti membandingkan Ran dan Mas Agung! Sepertinya aku harus dirukiyah!
"Yah, sampai nanti sayang." ujarnya ikut berdiri, aku bergegas pergi, melambai padanya dan rasanya aku mau muntah, aku merasa bersalah.
***
Setelah memuntahkan hampir semua makan siangku hari ini, aku sampai di rumah tepat pukul 4 sore. Biasanya aku bisa sampai malam di rumah sakit, untungnya hari ini janji temu dengan pasien tidak terlalu banyak dan aku bisa meluruskan pikiranku di rumah sambil minum kopi. Itu yang harusnya kulakukan jika tidak diminta oleh ibu untuk mengantarkan makanan ke rumah-rumah tetangga.
Hari ini semacam hari dimana perayaan keagamaan dan tradisinya adalah kami akan bertukar makanan dengan tetangga, ibuku orang yang taat beragama, jangan tanya apakah aku taat juga, karena rasanya sudah lama sekali aku tidak berdoa pada Tuhan.
Makanan terakhir adalah untuk keluarga Mas Agung, aku gugup kalau harus datang ke tempatnya yang aku tahu pasti sepi, Mas Agung tinggal sendiri semenjak menikah kemudian bercerai, bukannya aku mencari tahu hal ini, tapi gosip mengenai Mas Agung memang menjadi santapan yang sangat menarik untuk semua keluarga yang memiliki anak perempuan di desaku. Kalau boleh mengambil julukan dari Novel Fifty Shades of Grey, Mas Agung bisa dijuluki sebagai bujangan paling diminati di desa tempatku lahir.
Rumah Mas Agung jadi salah satu rumah paling besar di sini, lantai bagian depannya terbuat dari batu marmer dan dindingnya berwarna putih tanpa cela. Aku merasa seperti orang bodoh dengan berdiri di halaman depannya, masih memakai kemeja dan rok pendek di bawah lutut sambil memegang nampan berisi makanan. Pintu rumah terbuka dari semenjak aku datang, ini yang menjadi penyebab utama aku bingung harus mengetuk pintu atau memencet bel rumahnya.
Jadi kuputuskan untuk langsung masuk saja tanpa mengetuk atau memencet bel. Ini sepenuhnya karena pengaruh kegugupan dan juga adrenalin untuk meminta kejelasan terkait kebohongan yang Mas Agung katakan. Yaps, aku mencapai kesimpulan bahwa Mas Agung berbohong mengenai dirinya yang tidak bisa ereksi.
Dia bisa ereksi, aku memegang penisnya yang membesar tadi pagi dan aku hampir menjatuhkan nampan yang sedang kupegang saat kulihat Mas Agung sedang memegang penisnya sendiri di ruang tamu.
Aku sudah lama tidak berdoa kan? Tapi kenapa keinginanku untuk melihat bentuk penisnya sangat cepat dikabulkan? Aku menggigil, gelenyar aneh merayap dari perutku ke bagian bawah tubuhku yang terasa lembab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga Dudaku (END)
RomanceEBOOK HANYA DIJUAL DI SHOPEE @bookcafe_ KARYAKARSA @jemisung DAN INSTAGRAM @shintyachoi_ JIKA MENDAPATKAN EBOOK SELAIN DARI TIGA SUMBER TERSEBUT MAKA ANDA MEMBELI EBOOK ILEGAL DAN TELAH MELANGGAR HUKUM. TERIMAKASIH... Terakhir aku melihatnya saat us...