Sebelum baca aku hanya ingin memberitahu kalau chapter ini ada 4900+ words which is banyak banget dan chapter terpanjang yg pernah kutulis, soo i hope kalian nggak cepat bosan yaa hehe jangan lupa vote.
_____________
Begitu melihatnya aku senang, mungkin.
Tapi aku jauh lebih takut untuk mengakui nya.
Aku ini... Kenapa?
Masih dalam posisi yang sama, (name) tetap betah menatap jenuh langit langit kamar, kepala menerawang jauh memikirkan hal yang baru terjadi kemarin setelah bangun tidur beberapa menit yang lalu. Jika Levi mengajaknya untuk membicarakan sesuatu, poin penting yang ada diotak nya adalah pergi saja demi bertahan hidup.
Lagipula keuntungan apa yang akan didapatnya? Jika untuk menunggu cacian maki dirinya sudah tidak sanggup.
Wajahnya pun semakin murung. Sudah seperti itu dari beberapa minggu yang lalu sebenarnya. Tersenyum jika seperlunya saja, simpel, tidak sedikit sedikit ramah seperti biasa didalam hidup yang agak monoton disertai pancaran mata yang redup. (name) sendiri tidak menyadari hal ini.
Hari minggu pagi yang lumayan cerah, (name) tengah memulai nya dengan bangkit duduk dari posisi terlentang nya- dan untuk duduk saja susah dengan keadaan hamil besar begini. Sekedar info (name) tidak akan mandi lebih awal bila tidak ada kegiatan.
Mandi, bersiap siap dan pergi kedapur untuk membuat menu disetiap dua kotak bekal, yang satu nya lagi spesial untuk seorang sahabat tercinta yang sudah janjian untuk bertemu bersama di taman kota. Siapa lagi kalau bukan sahabat tercinta nya Eren.
(name) keluar dari dapur dengan wajah yang terlihat berseri seri sambil mengambil langkah demi langkah disepanjang lorong untuk menuju pintu keluar. Hanya pada pemuda itu wajah senyumnya dapat terukir, Ah jika dipikir pikir ini akan menjadi pertama kalinya pria itu mencoba masakan khas buatan nya, (name) sendiri sangat gugup hingga tanpa sadar memeluk kedua bekal itu erat, bagaimana reaksinya? Bagaimana rasanya? Ah dirinya lupa mencicipinya sedikit terlebih dahulu-
Sedang asyik bergumul dalam pikiran (name) tak mengetahui ads sesosok pria yang telah berdiri agak jauh didepan, (name) sangat terkejut menyadari seseorang yang baru dilihatnya tiba tiba berdiri gagah dihadapannya.
Dengan susah payah dirinya menegak ludah.
Itu dia, Levi.
Setelah terdiam sekian detik, dengan terpatah patah (name) reflek menunduk dan mundur selangkah kebelakang, perasaan takut mulai menyeruak seperti biasa, kembali terbesit banyak perlakuan Levi padanya. Tanpa basa basi lagi pemuda itu mengeluarkan suara khasnya seperti biasa.
"mau pergi kemana?" sepengetahuan nya dari Hanji- (name) tengah cuti sekolah karena masa kehamilan. Jadi Levi pun penasaran istri nya ini hendak pergi kemana.
(name) tidak mampu menjawab pertanyaan nya, lidah nya kelu dan tetap menggigit bibirnya cemas, ekpresi disembunyikan dari balik rambut nya yang menutup wajah. Dirinya tidak mau dianggap cerewet lagi karena Levi risih seperti biasa, bahkan untuk bernafas disampingnya saja pria itu sudah muak. Kembali ke realita bahwa saraf diseluruh tubuh terasa kaku, saking takutnya bertatap dan hanya terpatung disana.
'dia gugup?'
Levi yang melihat tingkah (name) yang tidak seperti biasa jika bersama nya bingung harus bersikap apa, dia bukan orang yang suka berbasa basi dan pandai dalam obrolan ringan yang membosankan bahkan untuk bersifat khawatir, dalam sekejap pria itu pun melirik objek yang sedaritadi berada didalam dekapan erat (name).
"kau membuat bekal?"
Tak lama (name) pun akhirnya mengangguk pelan pelan walau awalnya ragu untuk menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember (me) • | ʟᴇᴠɪ х ʀᴇᴀᴅᴇʀ х ᴇʀᴇɴ
FanfictionKetika (name), hanya seorang gadis malang yang nampak bahagia menyembunyikan kebenaran di balik senyuman manisnya, namun mereka tidak mengingatnya. Perlakuan kasar yang tiada hentinya, tidak pernah membuat (name) berhenti bertekad untuk membuat janj...