2 Tahun kemudian
"maaf menunggu lama Mikasa, Armin- eh? Dimana Armin..."
Gadis itu, (fullname) mengenakan sweater merah marun dengan celana jeans panjang semata kaki, ditambah long coat berwarna coklat susu dan syal hitam sebagai penghangat tubuh dan rambut dibiarkan tergerai menambah nilai plus kecantikan dirinya.
Kini dirinya telah beranjak menjadi remaja akhir, Diumurnya sekarang yang mencapai 19 tahun sudah lanjut ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, apa lagi jika bukan perkuliahan.
"ah (name)-san, tak apa kami baru sampai juga"sosok Armin muncul dengan membawa dua gelas minuman hangat untuk dirinya dan Mikasa, ini telah menjadi pertemuan ke sekian kalinya setelah (name) pindah sekolah.
(name) melepas dan menyampirkan coat dan Syal di kepala bangku kayu, dilanjut dengan memesan dulu minuman (f/d) sebelum bergabung, salju turun tiga hari yang lalu karena sudah hampir akhir tahun.
Banyak toko toko berhubungan dengan perayaan natal yang sudah dibanjiri oleh warga setempat, seperti toko kue, dekorasi atau ornamen natal, dan cosplay santaclaus manusia yang dikenal suka memangku anak kecil dengan setia mengabulkan permohonan.
"hampir dua minggu tidak bertemu seperti sudah lima tahun tidak bertemu ya..."suara Mikasa memecah keheningan kafe, hanya ada mereka bertiga dan beberapa pelayan. Sambil menyesap secangkir teh hangat yang merupakan seleranya saat ini.
"haish ada ada saja, tapi ada benarnya juga karena kita beda jurusan gedung fakultasnya sudah pasti terpisah juga"(name) datang dengan minuman yang telah dipesannya ikut menimpali, jauh didalam lubuk hati, mereka senang karena dapat bertemu lagi.
Kuliah menjadi kesibukan tersendiri bagi mereka bertiga untuk tiga tajun kedepan, Armin dan (name) mengambil jurusan kedokteran, Mikasa jurusan Designer. Tempat perkuliahan sama, jadi terkadang mereka secara tidak sengaja bertemu dan saling menyapa.
Bagaimana pun jika mereka sibuk, pasti meluangkan waktu untuk merencanakan pertemuan, tapi kali ini berbeda.
"hoiii apa kami telat?"suara Pria yang memiliki paras seperti kuda memenuhi kesunyian penjuru kafe, mendapati tiga sekawan yang duduk paling ujung.
"yoo teman teman"Pria berkepala plontos muncul dari belakang.
"Jean, Sasha, Connie, tidak. Aku juga baru saja datang"(name) menyambut kedatangan mereka bertiga.
"yoo Armin, buku lagi ya?" Sasha menepuk pundak Armin sembari melihat jenis buku yang dibaca teman pirangnya, buku mitos dengan unsur hal hal magis didalamnya. Sasha sedikit menaikan alis langsung segera menghiraukannya, tak biasa Armin membaca yang seperti ini.
"tentu saja"jawab Armin seolah memang hanya buku yang menjadi sahabat sejiwanya.
Mereka sudah saling kenal karena adanya (name), gadis itu memperkenalkan Armin dan Mikasa kepada teman barunya sebagai teman lama begitu sebaliknya.
Namun saat perkenalan berlangsung, seragam yang sedang dikenakan Armin dan Mikasa membuat otak mereka bertiga memproses dulu. Jean, Sasha dan Connie terkejut bukan main bila (name) ternyata pindahan sekolah paling elit. Karena pasalnya (name) langsung mengenakan seragam sekolah barunya diawal sekolah dulu.
"ngomong ngomong dimana yang lain?"tanya Armin sambil celingak celinguk kebelakang connie, mencari keberadaan manusia lain selain mereka.
"oh Ymir dan Historia memang tidak bisa ikut dan Marco... dia harus menghabiskan liburan natal bersama keluarganya di kampung halaman..."jelas Sasha dengan pose yang terlihat sambil mengingat ingat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember (me) • | ʟᴇᴠɪ х ʀᴇᴀᴅᴇʀ х ᴇʀᴇɴ
Fiksi PenggemarKetika (name), hanya seorang gadis malang yang nampak bahagia menyembunyikan kebenaran di balik senyuman manisnya, namun mereka tidak mengingatnya. Perlakuan kasar yang tiada hentinya, tidak pernah membuat (name) berhenti bertekad untuk membuat janj...