10 : ɾḕăliţy 。

3.8K 620 143
                                    

Δ

"(name), ada sesuatu yang mengganggu pikiran mu?"papa memulai sedikit perbincangan di meja makan.

"iya sayang, sepulang tadi wajah mu terlihat sangat murung"mama yang menyendok nasi diatas piring masing masing ikut menanggapi, tidak biasanya karena saat pulang sekolah (name) yang biasa akan mengatakan "aku pulang" dengan kurva senyum di paras manisnya.

Ditambah lagi dengan sup daging buatan mama, jika ada makanan macam itu (name) yang paling lahap di meja makan. Tetapi sifatnya sekarang bertolak 180° dari yang biasa, sangat aneh.

"aku tak apa"jawab (name) hanya menatap kosong kearah semangkuk sup daging sambil memain mainkannya.

"kakak... menangis ya?"ucapan Azura sangat membuat si empu terkejut hingga matanya tersentak. Namun masih bisa menahan terkejutannya.

"tidak"(name) langsung makan dengan lahapnya, manusia di sekitar hanya menatap cengo lalu memaklumi (name). Ia masih belum ingin menceritakan permasalahanya sekarang.

(name) selesai makan lebih cepat dari keluarganya bukan tanpa alasan, dia hanya tidak mau membahasnya lebih lanjut di kondisi hati yang masih suram.

Setelah kembali ke kamar miliknya (name) langsung membuka laptop mencari sesuatu.

Lalu belajar.

Δ

"selamat pagi... (name)-san?"Armin menyapa seperti biasa, tetapi sedikit merasa janggal karena gadis tersebut wajahnya lebih datar dari biasanya.

"hn"hanya itu balasan yang didapat Armin, namun bukan hanya Armin tapi Mikasa juga ikut merasa aneh hanya saja wajah Mikasa memang sudah datar dari sananya.

"(name)-san, ada apa?"Armin mulai khawatir.

"tidak apa"gadis itu duduk lalu menopang dagu sambil menatap keluar jendela. Armin yang tahu mood sahabatnya yang sedang suram dan tidak ingin dinganggu hanya tersenyum maklum dan bel masuk langsung berbunyi.

Skip

"(name)-san, bila ada sesuatu kau bisa cerita pada kami"Armin memegang pundak (name) perlahan.

"ya, terima kasih Armin"balas (name) datar.

Penampilan (name) tidak terlihat seperti tidak "(name)". Gadis itu seperti orang yang tidak memiliki semangat hidup atau memang iya, sedikit.

Karena moodnya yang sangat sangat turun hari ini, Rambutnya tidak lagi dikuncir dibiarkan tergerai begitu saja dan sedikit berantakan, wajahnya datar dengan kepala sedikit menunduk menatap kosong dan menghadap lurus kedepan bila perlu.

Pribadinya yang hiperaktif senyuman berseri seri menghiasi paras manis miliknya terganti dengan pribadi yang pendiam, (name) juga terlihat malas bila sedang menatap sesuatu membuat dirinya makin disegani.

Karena perilakunya sekarang, (name) malah terlihat anggun.
Wajah datarnya bak putri mahkota menambah nilai plus plus di dalan keanggunan yang ada.

Semua berubah, mungkin pola pikirnya juga. Mungkin.

"Mikasa, (name)-san... Kenapa?"Armin berusaha memelankan suaranya agar (name) tidak mendengarnya, namun memang tidak terdengar.

Tiga sekawan itu sedang menuju kantin, berbagai macam kata seperti biasa masuk ke dalam organ pendengaran (name). Tetapi gadis itu hanya kalem dan tidak melakukan yang seperti biasanya, menunduk pilu.

Mikasa yang juga merasa aneh pun menatap heran gadis di depannya lalu menggeleng.

Setelah Armin dan Mikasa sudah mengambil makanan, mereka menuju ketempat (name) duduk ditemani bekal yang terbungkus kain biru.

Remember (me) • | ʟᴇᴠɪ х ʀᴇᴀᴅᴇʀ х ᴇʀᴇɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang