Pagi hari pun tiba dan Yuri merenggangkan tubuhnya lalu bangun dari tempat tidur itu.
Yuri mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang terasa sangat asing baginya itu. Ia memukul kepalanya sendiri mengingat kejadian yang ia alami semalam.
"Tidak pernah ada yang bisa mengalahkan kegilaanmu Kwon Yuri.", gumam Yuri pelan lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia melirik ke arah jam yang tergantung sempurna di dinding sampingnya, jam sudah menunjukkan tepat pukul sepuluh.
"Pasti dia sudah berangkat bekerja kan?", gumam Yuri pada dirinya sendiri.
Ia beranjak menuju kamar mandi dan merapikan penampilannya lalu berjalan keluar dengan mengendap-endap.
"Apa yang sedang anda lakukan nona?", Tegur salah satu pelayan yang melihatnya keluar dari kamar dengan tidak sewajarnya.
Dalam sepersekian detik Yuri terdiam sambil memikirkan alasan yang harus dikatakannya.
"Eoh, aku sedang melakukan perenggangan.", Ucap Yuri sebagai alasan dan menggerakan tubuhnya seperti melakukan perenggangan.
"Tuan menunggu anda di ruang makan.", Ucap pelayan itu sambil tersenyum dan menunduk sopan ke arah Yuri setelah selesai melakukan tugasnya.
"Dia belum berangkat? Aish, padahal aku lapar sekali.", Keluh Yuri sambil menghentak-hentak lantai kesal.
Wanita itu menghentikan langkahnya sejenak memperhatikan Taehyung yang duduk sendirian di meja makan yang sangat besar itu.
"Siapa sangka hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat seperti ini?", gumam Yuri pelan.
"..bahkan senyumnya yang dulu juga sudah tidak ada."
Yuri berjalan mendekat ke arah Taehyung tanpa bersuara hingga pria itu tidak menyadari kalau Yuri sudah berdiri di sebelahnya.
Tak lama Taehyung menoleh ke arahnya singkat lalu melanjutkan kegiatan yaitu menyendokkan nasi ke piringnya.
"Sampai kapan kau akan berdiri seperti seorang pelayan?", Ketus Taehyung tanpa menoleh ke arah Yuri lagi.
"Aku tidak lapar.", Jawab Yuri sambil menatap makanan yang sudah tertata rapi di atas meja. Lalu kejadian setelahnya sangat memalukan baginya, tiba-tiba perutnya berbunyi membuat beberapa pelayan yang mendengar itu berusaha menahan tawanya.
Yuri berdeham pelan sambil menggerak-gerakan kakinya gugup.
"Kalian boleh kembali ke tempat kalian.", suara Taehyung menggelenggar di ruangan itu dan para pelayan itu pun perlahan membubarkan diri.
"Makanlah atau semua cacing di perutmu akan mengamuk lebih parah.", Ucap Taehyung membuat Yuri ingin sekali memukul pria itu.
Dengan ragu akhirnya Yuri duduk di kursi kosong di dekat Taehyung namun tak langsung mengambil makanan untuk dirinya.
"Makan selama aku memintanya secara baik-baik.", Ucap Taehyung terdengar sedikit sarkastik.
Yuri mendengus sebal lalu mulai makan.
"Kau tidak berangkat bekerja?", Tanya Yuri yang langsung mendapat tatapan aneh dari Taehyung.
"Yakk, aku tahu kau sudah kaya tapi bukan seharusnya kau menjadi pemalas seperti ini.", Oceh Yuri dengan mulutnya yang penuh makanan.
"Pasti berat menjadi pekerja di perusahaanmu itu.", tambahnya, belum usai mengolok-olok Taehyung sedang yang dibicarakan menampilkan senyum miringnya sambil menggelengkan kepalanya mendengar semua celotehan wanita di depannya.
"Boleh aku bicara sekarang?", Tanya Taehyung saat dirasa Yuri sudah benar-benar tidak akan melanjutkan perkataannya.
"Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry, Dear (Completed)
FanfictionBagaikan hitam dan putih, begitulah deskripsi Taehyung dan Yuri. Lahir dan tumbuh dengan latar belakang berbeda. Yuri seorang aktris terkenal yang selalu dikejar banyak pria dan menjadi obsesi bagi seorang Chanyeol. Lalu apa yang akan terjadi apabil...