DWD - 17. Hug

476 60 17
                                    

Suasana hati Taehyung menjadi buruk sejak bertemu dengan pria yang disebutnya Lee Donghae. Yuri hanya memperhatikan pria itu yang duduk di sebelahnya terus mengganti saluran televisi padahal ia sama sekali tidak menontonnya.

"Taehyung-ah..", Yuri menyentuh tangan Taehyung lembut sekaligus mengambil alih remote di tangannya lalu mematikan televisi itu.

"Pria itu sungguh sangat menyebalkan. Berani sekali ia memegangmu seperti itu.", ucap Taehyung yang akhirnya mengeluarkan kekesalannya.

"Kau terdiam hanya karena itu?", Tanya Yuri tidak percaya karena dia pikir pria itu mungkin akan menghadapi masalah di kantor karena pertemuan tiba-tiba dengan pria tadi apalagi Taehyung sempat tidak mengenalinya.

"Lalu apa lagi yang bisa membuatku marah?", Tanya Taehyung polos membuat Yuri sangat gemas karenanya.

"Kau tidak takut jika ia mengetahui tentang kau yang tidak mengenalinya tadi?", Tanya Yuri. Taehyung tersenyum lalu menarik Yuri untuk semakin mendekat ke arahnya.

"Tidak, dari awal aku tidak berniat untuk menutupinya."

"Tapi reputasi perusahaan jauh lebih penting dari keinginanku.", Yuri melepaskan tangan Taehyung dari bahunya lalu berdiri sambil berkecak pinggang.

"Yakk itu artinya kalau ia tahu akan menjadi masalah serius untukmu.", tegur Yuri namun Taehyung malah menarik tangannya hingga terduduk lagi di tempatnya semula.

"Baiklah aku mengerti, tapi biarkan semuanya mengalir apa adanya dulu saat ini. karena kau ada disini, cukup dirimu saja yang menjadi pusat perhatianku.", Yuri menggigit bibirnya pelan mendengar perkataan itu, rasa haru dan tidak percaya karena pria yang dulu sudah kembali lagi padanya dengan sikap dan sifat yang sama.

Taehyung tersenyum lalu tangannya bergerak mengelus pipi Yuri yang sudah kemerahan karena tersipu.

"Bisa kau ceritakan bagaimana bisa kau kecelakaan?", Taehyung terdiam tidak tahu harus menjawab apa dan dalam keheningan singkat itu, Yuri merasakan ada yang janggal dari sikap pria itu.

"Terkadang aku berpikir bagaimana jika kecelakaan itu karena diriku.", Yuri menghela nafasnya pelan lalu memaksakan senyumnya.

"Baiklah, kalau kau tidak mau, tidak perlu diceritakan.", ucap Yuri lalu berjalan ke dapur untuk mengambil camilan dan minuman untuk mereka.

~

Di suatu kedai kecil pinggir jalan, Yuri dan Kai menikmati acara minum-minum sederhana mereka.

"Kupikir kau sudah tidak terlalu larut dalam kesedihanmu.", ucap Kai saat Yuri baru saja menengguk segelas soji yang dituangkannya.

"Aku tidak sedih tapi ada sesuatu yang tidak aku mengerti dari Taehyung. Dia agak aneh beberapa hari yang lalu.", Kai mengernyit menatap wanita itu lalu mengalihkan pandangannya ke minumannya lagi.

"Mungkin karena dirimu yang aneh makanya kau merasa semua orang disekitarnya juga aneh.", sindir Kai lalu terdengar suara gelas yang terantuk keras ke meja dan tentu saja pelakunya adalah Yuri yang saat ini menatap ke arah Kai tajam.

"Berkacalah terlebih dahulu saat ingin menilai orang lain.", balas Yuri sambil melemparkan cabai besar yang biasa dimakan untuk camilan saat minum-minum.

"Cih, jadi ceritakan dimana letak keanehannya?", Balas Kai membuat Yuri menopang kepalanya dengan tangannya bersiap untuk bercerita, Kai juga terlihat siap untuk mendengar cerita itu.

Yuri menghela nafasnya pelan saat matanya bertemu tatap dengan Kai, lalu kembali ke posisinya semula.

"Kau terlalu bodoh untuk mengerti."

Don't Worry, Dear (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang