Hari libur yang diberikan Kai untuk Yuri pun akhirnya sudah selesai. Semua kegiatan baru sudah menanti wanita itu. Bahkan saat ini ia sudah berada di agensi sedang melakukan rapat untuk projectnya setelah ini.
Rapat usai setelah satu jam mereka melakukan pembicaraan dan menyisakan Kai dan Yuri di ruangan itu yang terlihat masih betah berada disana, ah sepertinya hanya Yuri yang seperti itu karena matanya fokus pada ponsel di tangannya.
"Jangan salahkan aku jika ponselmu hilang atau hancur terbelah dua besok.", Kai mulai mengancam Yuri sambil merapikan beberapa kertas yang menjadi bahan pembicaraan sebelumnya.
"Aish, tidak pengertian sekali.", sindir Yuri lalu memasukkan ponselnya ke dalam tasnya dan membantu Kai mengambil kertas-kertasnya yang entah sejak kapan sudah tersebar di meja besar itu.
"Bagaimana liburanmu? Menyenangkan?", Tanya Kai.
"Hm, sangat. Kau memang teman yang terbaik.", Puji Yuri sambil menunjukkan kedua ibu jarinya.
"Pria itu sendiri yang merencanakannya, aku hanya menyiapkan waktunya saja.", Sangkal Kai membuat Yuri menatap ke arahnya bingung. Hey tidak biasanya seorang Kai tiba-tiba merendah seperti ini.
"Kau sakit?", Yuri berjalan mendekat dan menempelkan punggung tangannya di dahi pria itu namun segera ditepis oleh Kai.
"Aish menyebalkan sekali."
"Belikan aku makanan yang mahal di tempat yang bagus.", Pinta Kai membuat Yuri berdecih pelan.
"Yakk, Appaku pernah berkata, janganlah menjadi pamrih saat membantu orang lain jika kau ingin mendapatkan balasannya bodoh."
"Yakk, jika orang lainnya adalah dirimu, aku ragu akan mendapatkan balasannya dalam waktu dekat.", Balas Kai yang terus memperpanjang perdebatan yang memang selalu terjadi diantara keduanya.
"Aigoo dasar tukang pamrih.", Yuri berjalan ke arah cermin yang ada di ruangan itu lalu merapikan rambutnya dan menggunakan parfum.
"Taehyung akan datang?", Tebak Kai membuat Yuri berbalik dengan wajah terkejutnya.
"Bagaimana kau tahu?"
"Siapapun akan tahu saat melihat ekspresi dan gerak-gerikmu.", Yuri hanya menganggukan kepalanya pelan.
"Bagaimana dengan DooE?", tanya Yuri baru mengingat tentang binatang peliharaannya yang belum sempat dijenguknya lagi.
"Dia baik, suka menyalak sama seperti anak anjing lainnya.", Jawab Kai dengan wajah kesalnya mengingat hari liburnya agak terganggu saat anak anjing itu terus saja menyalak bahkan disaat dia tertidur.
"Itu menunjukkan dia masih sehat.", Balas Yuri yang kembali membuka ponselnya dan mengetikan sesuatu disana sambil tersenyum.
"Aigoo, penyakit gilanya sudah semakin parah.", sindir Kai pelan dan beruntungnya Yuri terlalu fokus pada ponselnya sehingga tidak mendengar itu atau tidak, mungkin ia sudah sangat murka saat ini.
"Kai-ah.."
"Apa?"
"Aku pergi dulu yaa. Annyeong!", Yuri bergegas mengambil kunci mobilnya di tangan Kai lalu pergi begitu saja mengabaikan teriakan kesal Kai.
"Yakk setidaknya berikan aku ongkos untuk naik taksi dasar pelit!"
~
Yuri menghentikan mobilnya di basement perusahaan Taehyung dan segera turun dari mobilnya dengan sebuket bunga yang dibelinya saat perjalanan tadi.
Senyuman tidak terlepas dari wajah cantiknya, ia terlihat sangat bersemangat untuk segera menemui Taehyung.
Para karyawan yang mengenalinya menyapanya dengan ramah dan mereka juga mulai berbisik-bisik tentang kedatangan sosok yang menjadi calon nyonya disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry, Dear (Completed)
FanfictionBagaikan hitam dan putih, begitulah deskripsi Taehyung dan Yuri. Lahir dan tumbuh dengan latar belakang berbeda. Yuri seorang aktris terkenal yang selalu dikejar banyak pria dan menjadi obsesi bagi seorang Chanyeol. Lalu apa yang akan terjadi apabil...