Part 24

2.2K 305 24
                                    

~~~ Happy Reading ~~~
😈😈😈
⬇⬇⬇

Miya menatap kearah iblis bersaudara yang sedang berjalan menuju ke distrik merah (Author : Saya tidak nama tempatnya mereka melawan pilar suara :v 😂). Diam-diam Miya mengikuti Daki juga Gyutaro pergi dari dimensi Muzan.

Mereka pergi ke suatu tempat dan mulai membuat kekacauan. Tapi Miya membiarkan mereka untuk sementara seperti itu, karna dia mencium adanya bau yang familiar masuk ke indra penciuman tajamnya.

'Ini kan, Tanjiro juga Uzui? Jangan bilang, kalau mereka ditugaskan untuk melawan Daki juga Gyutaro."

Miya melihat pertarungan mereka dengan jarak yang cukup jauh, agar mereka tidak mengetahui keberadaannya.

'Hhhmm teknik darah iblis milik mereka berdua itu, cukup bermanfaat bagiku untuk melawan Muzan nantinya.

Miya terkejut melihat tangan Uzui terpotong dan hampir saja dia beranjak dari tempat persembunyiannya. Setelah beberapa menit, Daki juga Gyutaro mulai melemah dan ini kesempatan bagi Miya untuk menyelamatkan mereka. Segera saja Miya mengubah dirinya menjadi anak kecil, lalu berteleportasi menuju ke tempat Daki dan Gyutaro.

Uzui juga Tanjiro terkejut dengan muncul seorang anak kecil di tengah pertarungan mereka, tapi anak kecil itu malah menarik kedua iblis bulan atas itu pergi ke suatu tempat. Daki dan Gyutaro tidak bisa melawan ataupun membentak anak kecil yang membawa mereka pergi dari Uzui juga Tanjiro, mengingat anak kecil itu adalah kakak dari tuan mereka yang sedang menyamar.

"Terima kasih telah menolong kami nona Miya." Daki menundukkan kepalanya dan merasa senang.

"Aku menyelamatkan kalian karna kekuatan kalian bisa membantu dalam melawan Muzan." jawab Miya dengan ekspresi wajah datar.

"Melawan tuan? Bukannya dia adik anda sendiri?" Gyutaro terkejut dengan perkataan Miya.

"Memang dia adikku tapi, dia sudah benar-benar keterlaluan dan dengan bantuan kalian semua iblis bulan atas juga pemburu iblis bisa membantuku melawan Muzan."

"Kami tidak ingin melawan tuan!" bantah Daki.

Aura kehitaman menguar dari tubuhnya Miya, membuat kedua iblis itu langsung bertekuk lutut di depannya.

"Apa kalian mengira, kalau dia akan membiarkan kalian hidup setelah ambisinya terwujud?" tanya Miya kepada kedua iblis bersaudara itu.

Daki maupun Gyutaro tidak berani menjawabnya. Miya melihat kedua iblis itu merasa kasihan dan segera mengubah auranya menjadi tenang lagi, lalu menepuk kepala mereka dengan pelan.

"Kalian mau membantuku kan?" tanya Miya lagi kepada mereka.

Daki dan Gyutaro saling bertatapan lalu mengganggukan kepala mereka. Setelah mereka pikir ternyata perkataan Miya itu benar, mereka semua hanya dijadikan sebagai alat oleh Muzan untuk mewujudkan ambisinya itu. Meskipun mereka berhasil mengalahkan Muzan, mereka semua akan menghilang menjadi abu.

"Sekarang pergilah dan jangan sampai Muzan tau tentang hal ini." perintah Miya kepada Daki dan Gyutaro.

Kedua bersaudara menganggukkan kepala mereka lalu pergi ke suatu tempat. Miya juga berteleportasi ke tempatnya Uzui juga Tanjiro.

"Yo! Sepertinya kalian sedang kesulitan." sapa Miya dengan senyuman.

"Kak Miya!"

Tanjiro berlari menuju ke wanita itu lalu memeluk tubuh orang itu.

"Halo Tanjiro, kelihatannya kau semakin kuat ya." puji Miya sambil mengelus kepala Tanjiro.

Wajah Tanjiro langsung memerah mendengar pujian dari Miya. Miya melepaskan pelukan Tanjiro dari tubuhnya, lalu berjalan ke arah Uzui sang pilar suara. Dengan cepat Miya melukai tangannya sedikit kemudian menggunakan teknik darah iblisnya.

"Teknik darah iblis! : Kristal penyembuh."

Perlahan-lahan tangan Uzui yang tadinya terpotong kembali tumbuh lagi. Uzui menatap lekat kearah Miya yang sedang fokus mengobati tangannya sedangkan Tanjiro menggembungkan pipinya, merasa cemburu melihat sang pilar suara yang menatap lekat Miya.

~~~ Bersambung ~~~


Older Sister of Kibutsuji Muzan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang