ga terima.

217 7 0
                                    

Bel pulang sudah berbunyi sejak tadi, namun Meli enggan untuk pulang.
Ia masih kesal dan marah akan kejadian di kantin, awas saja kalo ia bertemu dengan cowok menjengkelkan itu lagi, akan Meli sedot ubun-ubunnya.

"Duh, balik sekarang ngga ya? mager banget," Meli terus terusan bergumam, lagi lagi ia berfikir, apa bener ini pilihan yang tepat? menjalin hubungan dengan cowok seperti dia?

"Woi, Mel." Tiba tiba ada yg memanggil, kemudian kepalanya terasa dingin akan sesuatu, membuat dirinya mendongak dari posisinya.

Meli terdiam beberapa saat, di dapatinya Raka sedang menaruh muniman kaleng di atas kepala miliknya.

Selang waktu mereka melakukan eye-contact, sebelum akhirnya Meli kembali pada kesadarannya.

"Ma—maksud lo, apa sih? tba-tiba jadiin gue pacar, hah? gue ga pernah setuju lo jadi pacar gue!" Meli gagap, ntah karena apa. Akhirnya perempuan itu bangkit dari kursinya, menyamakan tinggi mereka.

Raka mendengus "Masih di bahas?emang kenapa? terlalu dramatis tau ga hidup lo. udah, ayo balik." Saut raka menimpali ucapan Meli.

sambil menarik tangan Meli, ia membawanya menuju parkiran. Meli yang melihatnya semakin emosi, dan mencoba melepaskan gengaman tangan raka namun tenaganya tidak seberapa.

Ia hanya pasrah, lagi lagi mereka jadi pusat perhatian oleh siswa siswi di parkiran sekolah yg juga belum pulang.

                           ***

Sesampainya di parkiran, Raka masih enggan melepas pegangan tangannya pada tangan Meli.

"Woi, lepasin anjing, gue bukan topeng monyet ya, yang seenaknya lo gandeng. Lepas!" Bentak Meli.

Raka menoleh, tanpa mengucapkan sepatah kata Raka pun melepaskan gengaman tangannya.

"Ayo naik." suruh Raka yang sudah nangkring di atas motor nungging miliknya.

"Ngapain? gue naik angkot." tolak meli ketus. Malas rasanya harus berbocengan dengan si kampret. Meli muak.

"Yakin? mana ada angkot, udah jam segini." Raka memperhatikan gerak-gerik Meli. 'lucu'

"Ya.. yakin lah!" Meli masih pada pendiriannya.

"Mending lo naik, buru." ucap Raka datar.

"Atau—" ucapan Raka terpotong.

"Atau apa? ga cukup selama ini lo hancurin masa sekolah gue? jangan harap lo bisa jadi pacar gue karena sampai kapan pun gue ga mau punya pacar kayak lo." Setelah mengrluarkan uneg-uneg yang ia tahan sedari tadi, Meli berlalu meninggalkan Raka.

"liat aja, Mel. Gue bakal bikin lo jatuh, sejatuh jatuhnya sama gue."

                        

My Annoying Boyfriend (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang