Mama.

11 0 0
                                    

Hari ini Raka dan Meli sedang berjalan jalan di taman. Sejuk, banyak pepohonan.

"Raka, kamu gak ada niatan ya mau kenalin aku sama keluarga kamu? Aku ga pernah tau keluarga kamu siapa," Ucap meli sambil bergandengan dengan Raka menikmati sepoi angin.

"Mmm.. Aku ada niatan gitu sih, minggu depan deh. Mamah aku.. Juga lagi sakit dari lama, sekarang lagi di luar negeri buat berobat." mendengar Raka berbicara dengan nada sendu, membuat meli yg mendengar peryataan Raka ikut merasa sedih.

"Kamu ga bilang sama aku kalo mamah kamu sakit dan dirawat? Apa aku terlalu telat ya buat nanyain hal ini?" ujar Meli sendu. Ia pun segera duduk di kursi taman disana bersama Raka.

"Nggak kok, emang akunya aja yg ngga terbuka sama kamu. Dan Mamah pasti sembuh kok secepatnya," ujar Raka tersenyum, senyum yang di paksakan untuk meyakinkannya.

"Kapan aku bisa ketemu mamah kamu?" tanya meli.

"Gatau sih tapi beberapa hari aku mau izin, ke Singapura buat jenguk mamah aku," Jelas Raka.

"Oh gitu? berapa lama? aku jadi pengen ikut jenguk." saut Meli dengan cengiran khasnya, yg membuat siapapun yang melihatnya pasti merasa gemas.

Raka pun akhirnya mencubit pipi Meli tanpa menyauti perkataannya, "Kamu kalo ga suka pipinya di cubit, jangan gemes-gemes. bisa?"

Meli menatap Raka dengan tatapan maut.

"Lwpasin ihw, swakit!" Raka tertawa puas lalu melepas cubitannya, di elusnya pipi Meli yang terlihat memerah, padahal ia hanya mencubit pelan.

"Bisa ngga sih, jangan suka tarik pipi aku? makin melar nanti, ih." setelah dilepas pipi miliknya itu ia segera mengambil ponselnya untuk berkaca, ditepuk-tepuk sisi pipinya yang terlihat memerah, lalu mendengus sambil menatap kesal kearah pacarnya yang usil itu.



.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Annoying Boyfriend (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang