"Sar."
Ga ada jawaban.
"Sarah."
Masih tanpa jawaban.
"SARAH!"
"OIY! Iya? Iya ada apa?"
Yujin menggeleng pelan.
"Lo tuh ngapain bengong? Nasi lo udah lembek tuh kerendem kuah."
Sarah buru-buru memeriksa makanannya.
"Yah... beneran lembek. Ga makan deh gue."
Yujin menghela nafasnya kesal. Ga paham sama kelakuan temen sekelasnya yang menurutnya aneh.
"Lo tuh kenapa sih? Kerjaan lo akhir-akhir ini kalo ga bengong ya ngelamun. Kadang ngomong sendiri."
Sarah tersenyum hambar. Dia tau Yujin bakal kepo soal perilakunya.
Tapi Sarah memutuskan untuk ga cerita apa-apa soal perjodohan itu ke Yujin. Untuk saat ini, Sarah mau cari tahu sendiri solusi untuk masalah itu.
Sarah ga balas pertanyaan Yujin. Dia mengalihkan pertanyaan dengan minum smoothie stroberi kesukaannya.
"Hai, Sarah."
Sarah dan Yujin kompak menoleh ke arah suara. Ada seorang cowok berdiri dengan nampan makan siangnya yang masih utuh.
"Oh, Yuvin." Sapa Sarah canggung.
"Ada Yujin juga loh disini. Ga disapa?" Lanjutnya sambil menunjuk Yujin.
"Oya. Hai, Jin."
"Eh-iya. Hai juga."
Yujin ngedekitin Sarah dan bisik-bisik sesuatu.
"Lo deket sama Yuvin?"
"Kaga. Cuma tau doang."
Yuvin masih menampilkan senyum minimalisnya. Mau bisik-bisik sekecil apapun, dia tetep denger apa yang dibilang dua cewek itu.
"Gue boleh duduk sini kan?" Tanya Yuvin yang masih setia berdiri di samping mereka.
"Silahkan. Lo boleh duduk dimana aja." Balas Sarah masih canggung.
Dia ga begitu kenal Yuvin karna memang ga pernah sekelas dari kelas satu. Sarah cuma tau Yuvin anak paling pinter di angkatannya. Bapaknya juga ngasi sumbangan banyak ke sekolah.
Yuvin duduk di samping Sarah dengan santai. Dua cewek itu kompak terkejut dalam diam. Seolah pikiran mereka berkata hal yang sama.
Kenapa ini cowok tiba-tiba nimbrung?
"Gue pergi dulu ya, Sar. Lupa ada kumpul komunitas. Bye Sarah."
Yujin langsung kabur dari suasana aneh yang menurutnya perlu dia hindari. Biarin mau Sarah nyumpahin dia, yang penting kabur dari sana dulu. Abis canggung amat sih.
"Yah, Jin! Yujin! EH!"
Dalam hati Sarah bakal merencanakan usaha balas dendam ke Yujin, abis berani-beraninya ninggalin pas suasana awkward total begini.
"Sar, udah terima coklatnya belum?"
Sarah menoleh. "Hah? Coklat? Oh, yang di loker itu? Yang ada stikernya? Udah.. hehe."
Yuvin tersenyum lagi denger jawaban Sarah. Sarah cuma bisa cengir kuda. Gatau mau ngapain abis mendadak.
Tu mulut senyum mulu ga takut sobek apa. Batin Sarah.
"Nanti pulang sekolah ikut gue yuk."
Hah, ngapain gue ngikut lo? Emang siapa elo nyuruh gue? Perintah emak aja kadang gue bantah. Pengen Sarah bilang gitu ke Yuvin sekarang. Tapi ya ga mungkin lah ya.
"Kemana? Gue-"
"Ada film bagus di bioskop. Gue mau ajakin lo nonton berdua."
Sarah makin ga nyaman. Permintaan Yuvin menurutnya semacam paksaan. Sarah ga suka.
"Sori nih. Bukan gue gamau. Tapi gue rasa kita ga terlalu deket buat nonton film berdua-"
"Anggep aja ini pdkt. Gue suka sama lo, Sar."
"What?!"
... to be continued

KAMU SEDANG MEMBACA
Missing | Kim Wooseok
Fanfic"Gue serakah gasih kalo gue juga suka sama lo?" - Kim Wooseok Kim Wooseok X AU Just for enjoy, please don't judge the real cast