16.

20 1 0
                                    

"Gue ga ngerti sama lo."

Sarah tertunduk. Ga berani natap Wooseok yang udah ngamuk berapi-api.

Setengah jam setelah Sarah ngabarin Wooseok, cowok itu langsung meluncur ke rumah sakit. Padahal masih jam pelajaran.

"Mau lo apa? Sampe bikin Joy begini? Hah?!"

Sarah agak berjingkat. Ini kedua kalinya Wooseok bentak dia. Tapi sekarang lebih serem dari yang sebelumnya. Soalnya udah murka banget ini.

Wooseok masih diam nungguin Sarah jawab. Pikirannya langsung kalang kabut ketika denger Joy masuk rumah sakit. Lebih kacau lagi ketika tahu Sarah penyebabnya.

Sarah bingung mau jawab apa. Antara meminta maaf karena udah bikin Joy kambuh. Atau menguak perbuatan Joy.

"G-gue jugaㅡ"

"Oke. Semuanya makin jelas. Pembuktian lo bener-bener berhasil. Setelah ini, lo ga usah repot-repot nolak perjodohan. Good job."

"Kak! Kak Wooseok, Dengerinㅡ"

"We'll not meet each other again. How disappointing it is. Gue kecewa sama lo."

Ga perlu menunggu lama, Wooseok udah ninggalin Sarah sendirian yang masih terpaku. Cowok itu emosi sungguhan.

Selama ini pikiran Wooseok selalu membingkai asumsi tentang Sarah yang harus dia jaga.

Karena Sarah adalah the most softest thing in the world he ever know.

Tapi hari ini asumsinya runtuh. Hanya karena Sarah mengabaikan peringatannya. Peringatan biar ga berulah soal Joy.

Sarah jadi hilang arah. Awalnya dia cuma pengen dapet keterangan dari Joy. Pengen tau alasan dari semua hal konyol yang dilakukan pacar Wooseok itu.

Entah cuma perasaan Sarah aja atau gimana. Wooseok beneran kelihatan benci banget sama dia. Dan kecewa.

Akhir seperti ini juga bukan ekspektasi Sarah. Sarah jambak rambutnya frustasi.

"Ah. Gatau gue harus gimana?"

 
 
 
***

"Girl, we know about accident at the school."

Glup. Sarah nelen ludah. Oke. Sidang pertama dimulai.

Mamah udah siap interogasi Sarah. Papah juga. Dan ini waktunya Sarah jujur-jujuran sama beliau.

Bukan aksi mengadu, tapi memang begini jalannya kalau ada yang beres di rumah tuan Kang dan nyonya Han.

Sekalipun kedua orang tua ini sibuknya bukan main, mamah yang dokter bedah dan papah juragan pesawat tempur, urusan rumah tetap harus beres ditangan mereka sendiri.

"Beneran? Apa yang kakak bilang itu?" Tanya mamah sekali lagi meyakinkan.

Sarah mengangguk. Pelupuk matanya udah bengkak karena nahan nangis selama cerita. Mulai dari pdkt nya Yuvin sampe Joy pingsan di atap sekolah tadi.

"Kakak punya bukti? Semua ini cuma drama aja kalo kakak ga ada bukti." Tambah papah.

Sarah mengangguk. "Kakak udah simpan semua. Jauh sebelum kakak tau kak Joy dibalik semua ini, Sarah udah cari tau sama temen-temen kakak."

Mamah dan papah saling pandang. Urusan kali ini bukan urusan kecil. Bahkan urusan Sarah sebelumnya ga ada apa-apanya dengan yang kali ini.

"Kakak libur sekolah dulu beberapa hari ya."

***

Wooseok masih setia di samping Joy. Dari pulang sekolah sampai sekarang, jam tujuh malam.

Missing | Kim Wooseok Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang