21.

19 0 0
                                    

"Kak buruan turun. Udah ditungguin di depan"

Sarah menengok ke bawah.

"Siapa?"

"Wooseok."

Sarah terperanjat. Kakinya buru-buru melangkah turun ke ruang makan.

"Ngapain pagi-pagi kak Wooseok kesini?"

Tangan Sarah yang bebas dia pake buat nyomot roti bakar bikinan mamah.

"Ya jemput kakak lah. Jangan lupa diminum susunya."

"Permisi tante."

Kedua perempuan itu kompak memandang ke arah suara.

"Eh Wooseok. Masuk. Sini ikut sarapan. Biar tante panggilin Minhee bentar."

Wooseok mengangguk dan balas senyum tipis ke mamahnya Sarah. Sementara Sarah ga peduli dan lebih memilih fokus minum susu.

Setelah duduk di posisi nyaman, Wooseok merhatiin Sarah yang asik makan roti bakar.

"Ngapain kesini? Masih ada urusan sama gue?"

Sarah tau Wooseok lagi ngeliatin dia. Ga nyaman aja, orang lagi makan diliatin. Mana tatapannya ga woles gitu.

"Bukan mau gue kesini."

"Ngapain ribet pake jemput segala. Gue bisa naik bus ke sekolah."

"Pokoknya selama ujian, kakak berangkat pulang sama Wooseok. Mamah ga jamin kakak bisa fokus ngerjain ujian kalo naik bus."

Pandangan Sarah memutar. Seolah ga setuju sama statement mamahnya barusan.

"Orang biasanya juga naik bus gapapa. Lagian rumah kak Wooseok jauh dari sini. Tambah ke sekolah jadi makin jauh muternya."

"Sekarang lagi ujian kak. Nanti kalo telat gimana?"

"Yaudah, Sarah minta anter bang Aji aja kalo mamah maunya gitu."

"Enak aja. Bang Aji nganter gue cuy."

Minhee tiba-tiba udah duduk di sebelah Wooseok yang masih anteng di mejanya.

Sarah sedikit menghentak gelasnya setelah isinya tandas.

"Seminggu doang kak. Abis itu kakak mau naik bus, mau naik kuda. Bebas."

Sarah menghela nafas panjang.

 
 
 
 
***
 
 
 

"Mang Ujang. Nanti turunin di halte deket sekolah aja ya."

Mang Ujang bingung. "Kenapa mbak?"

Wooseok ikutan bingung.

"Gamau diliatin anak sekolah. Ntar pada julid."

"Emang kenapa? Kan lo tunangan gue."

Agak geli juga denger Wooseok bilang gitu. Sarah ga terbiasa dengan Wooseok yang mengakuisisi dirinya sebagai tunangannya.

"Y-ya gamau aja. Anak sekolahan kan pada gatau. Iya, mang? Turunin di halte ya?"

"Depan sekolah aja mang Ujang. Jalan dari halte ke sekolah lumayan jauh. Entar telat lagi yang ujian."

Berpuluh-puluh menit Sarah adu mulut sama Wooseok dan selalu pasti ujungnya dia kalah.

"Emang lo tuh gamau kooperatif sama gue."

"Janjinya gue ke mamah lo kan anter jemput sampe sekolah. Bukan sampe halte."

"Tau ah. Terserah."

Sarah memilih pura-pura tidur. Karena perjalanan normal dari rumahnya ke sekolah ada sekitar setengah jam, lumayan buat merem bentar.

Missing | Kim Wooseok Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang