23.

20 3 0
                                    

"Mah, Sarah ke Ansan duluan gapapa kan?"

"Kapan?"

"Nanti pulang sekolah."

Sarah melahap nasi bumbu sarapan pagi ini. Ditambah telor mata sapi kesukaannya.

Moodnya cukup baik. Mana hari ini hari terakhir ujian.

"Kenapa ga bareng mamah papah Minhee? Terus Wooseok nanti gimana?"

Sarah udah berencana sejak semalam sebelum tidur. Kalo dia mau bawa Wooseok ke makam almarhum papah.

Rencananya ini udah dia pikir mateng-mateng. Jadi dia ga akan kecewa sekalipun nanti berjalan ga sesuai ekspektasi.

"Ya ikut. Kalo mau balik dulu ntar takut kemalaman. Gapapa kan?"

"Ya, gapapa. Mamah okay."

Mamah melempar tatapan curiga ke Sarah.

Tumben putrinya tampak berdamai sama Wooseok. Kemarin-kemarin aja ogah dijemput.

"Udah mulai menerima Wooseok nih?" Goda mamah.

"Ih, gak banget. Sarah punya utang sama kak Wooseok. Tapi bayar utangnya harus banget gitu ke makam papah."

Penjelasan Sarah terdengar aneh, Mamah cuma ah oh aja.

Meskipun respon beliau simpel, tapi dalam hati ada sedikit harapan kalo Sarah mau menerima Wooseok disisinya. Tanpa harus dipaksa sama orang tua untuk ini itu.

Tanpa Sarah sadari mamah tersenyum bahagia sekaligus lega.

 
 
 
***

 
 
 

"Kak Wooseok." Panggil Sarah begitu mobil jemputan mereka melaju dari rumah Sarah.

"Hm."

Sarah mendecih pelan.

Wooseok ga mengalihkan satu cm pun setelah namanya dipanggil.

Kayanya lagi fokus banget sama tabnya. Belajar mungkin.

"Pulang sekolah ntar temenin ke makam papah mau kan?"

Wooseok masih diam di posisinya. Tapi atensinya berhasil beralih.

"Ke Ansan? Sama gue?" Tanya Wooseok sambil tangannya pura-pura sibuk mencet-mencet tab.

Sarah mengangguk cepat.

"Jauh loh ini. Ga salah lo ajak gue? Anter jemput sekolah bareng gue aja lo ngambek. Heran."

Sarah mendengus.

"Tuh kan. Kalo gue protes, dipaksa. Giliran gue ga protes, lo heran. Jadi maunya diapakan, pak Wooseok?"

"Yaudah. Sama mang Ujang juga kan?"

"Sarah kirim alamatnya lewat bluetooth ya mang."

"Iya, mbak."
 
 

 
***
 
 

 
"Sarah ngajak Wooseok ke Ansan sore ini. Mungkin sampe rumah bakalan udah malem. Apa ketemuannya ditunda dulu ya jeng?"

Mamah tampak serius telfonan sama mami siang itu. Tepat setelah jadwal operasi kedua beliau selesai.

"Oh ya? Ngapain? Nyekar?"

"Iya mungkin. Sarah bilangnya harus banget bawa Wooseok ke sana. Biarin aja gapapa kan jeng?"

"Gapapa. Mundur dulu deh acaranya. Nanti biar papi cari tanggal lagi buat ketemuan."

Missing | Kim Wooseok Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang