11.

43 4 0
                                    

"Maksud lo apa sih? Main-main?"

Emosi Sarah membuncah. Siapa Yang ga marah tiba-tiba ada yang nyium tanpa ijin. Ini namanya pelecehan seksual.

"Gue terlanjur sayang banget sama lo, Sar. Terima gue, plis."

"Sampe kemarin gue udah sabar sama lo. Dan sampe kemarin pula gue ga nganggep lo siapa-siapa. Temen bahkan ga!"

Persetan soal ajaran mamah yang mengharuskan Sarah ramah ke semua temannya. Yuvin bukan masuk kategori yang harus diramahin. Diremehin mungkin.

"Gue tulus, lho Sar."

"Tapi gue rasa ga."

Sarah keluar teater masih dengan nafas memburu. Tangannya sibuk mengelap bibir bekas dicium sama Yuvin.

Habis ini dia berencana mau gosok gigi berkali-kali sampe ga berasa jijik. Mana ada orang baru kenal langsung nyosor gitu.

"Sial."

Begitu keluar teater, Sarah dikejutkan dengan seseorang yang berdiri membelakanginya. Dia kenal siluet tubuh itu.

"K-kak Wooseok?"

"Eh, Sarah. Darimana?"

"Ee.. dari teater. Kak Wooseok ngapain disini?"

Jangan bilang kalo Wooseok liat barusan, apa yng terjadi di teater. Sarah berharap Wooseok ga tau hal itu. Tapi gabisa. Wooseok udah lihat.

"Gue? Oh, kebetulan lewat aja. Buruan masuk kelas. Udah bel."

Apa? Barusan kak Wooseok ga liat kan? Batin Sarah.

Wooseok makin menjauh, makin membuat Sarah bingung dengan perubahan sikapnya. Entah sejak tadi malam, Wooseok lebih kalem menghadapi Sarah.

"Apa cuma perasaan gue?"

***

"Mana sih si Sarah? Cuma dia yang bisa bujuk Sakura." Ujar Dahyun.

"Tadi bilangnya keluar dah. Belom balik-balik." Yujin menimpali.

"Nah tuh Sarah. Sar!"

Yujin dengan bar-bar menarik tangan Sarah masuk kelas. Sarah yang gatau apa-apa bahkan sampe ga bisa berkata.

Dia lihat Sakura tertunduk di mejanya dan beberapa anak mengelilinginya.

"Sakura kenapa?" Tanya Sarah penasaran.

"Siapa lagi kalo bukan kerjaan si tukang heboh. Seungyoun tuh, Sar."

Habis dikasih tau Yujin, Sarah langsung menghampiri Sakura yang menangis tertunduk.

"Kura, kita ke UKS aja Yuk. Kita ijin satu jam pelajaran aja. Yuk."

Sarah meraih pundak Sakura yang masih tertunduk.

"Gue malu, Sar. Gue ga mau kemana-mana."

Sarah menghembus nafasnya pelan. Dia tahu rasanya di posisi Sakura kaya gimana.

Dia juga pernah dibikin nangis kejer sama Seungyoun cuma gara-gara es lilin. Iya es lilin. Emang dasar Seungyoun yang suka jahil, tapi kadang kelewatan.

"Udah gapapa. Sama gue. Ga usah malu. Ayuk."

Pelan Sarah membujuk Sakura hingga cewek bermata belo itu mau dibawa ke UKS.

"Lo ketemu gue nanti. Awas kalo kabur!"

Sarah pura-pura menggorok lehernya dengan kode akan membunuh Seungyoun kalo cowok itu ga ikut perintahnya.

"Ampun nyai."

***

"Bener apa salah?!"

"I-iya, Sar. Iya. Gue yang salah."

"Janji lo ga godain si Sakura lagi!"

"Iyaaa! Janjii! Suer..."

"Awas lo ingkar! Anak sekelas jadi saksi."

Seungyoun berpose peace disaksikan semua seisi kelas. Dia ga berani natap Sarah saking seremnya. Anak-anak sekelas bahkan harus tahan tawa ngeliat Seungyoun yang melempem di depan Sarah.

Sarah emang paling ga bisa tahan liat teman dibully atau dijadiin bahan guyonan. Ga punya kemanusiaan.

***

Soojin Han

Beb, sori |
Pacar lo gue bikin jadi kerupuk basah |

|Krupuk basah?
| Siapa?

Cho Seungyoun pacar lo kan? |

|Hus sembarangan
| Siapa bilang

Hala... |
Tiap hari juga pulang bareng |
Intinya, maafin gue |
Dia udah kelewat jauh jahilin Sakura |

|Sans aja, Sar
| Thanks udah ngingetin


"Malu lo sama pacar lo."

"Siapa? Soojin? Ah, belum resmi itu mah. Wkwkw."

"Uuuu. Bisa ae, kerupuk basah."

...

Happy Reading :)

Missing | Kim Wooseok Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang