SUDDENLY I BECAME A PRINCESS ( DIFFERENT FAN FICTION )

16

" eh? "

" apa yang anda maksud yang mulia? Saya tidak mengerti sama sekali "

Claude menatap Aurora yang sedang menyamar itu dengan tatapan tajam yang mengerikan.

" heh! Lucu sekali...setelah kau meracuni putriku...kau berpura-pura tidak tau? Lucu sekali...CEPAT MENGAKU! "

Dengan tubuh yang gemetaran tidak percaya bahwa adiknya telah diracuni dan dia dituduh atas perbuatan yang tidak oernah ia buat.

" s-saya benar-benar tidak tau apa-apa yang mulia...saya baru saja kembali dari toilet "

" SUDAHLAH! JANGAN BANYAK OMONG LAGI! CEPAT MENGAKU! "

" benar-benar bukan saya yang mulia..."

" heh! Pengawal...bawa dia ke penjara bawah tanah..."

Mata Aurora membelalak terkejut.

Ia mengepalkan tangannya.

Cairan berwarna merah ruby perlahan menetes dari tangannya.

' kenapa...? '

Perlahan air mata turun dari pelapuk matanya.

' kenapa aku yang dituduh...?'

' bukan aku...'

Saat para pengawal ingin membawa Aurora, ia berteriak dengan sangat keras hingga membuat suaranya serak.

" BUKAN AKU PELAKUNYA PAPA!!! "

Semua orang yang berada diruangan tersebut bingung dan heran dengan ucapan Aurora.

Perlahan bentuk dan warna rambutnya serta warna matanya kembali menjadi normal.

Mata Claude membelalak tidak percaya.

Semua yang ada didalam ruangan tersebut juga terkejut.

" BUKAN AKU YANG MERACUNI ALICE!!! "

" heh! Percuma saja kujelaskan padamu...kalau kau tidak percaya padaku..."

Claude membuka suara.

" pengawal...cepat bawa dia ke oenjara bawah tanah..."

Aurora dibawa pergi oleh beberapa pengawal dengan terus berteriak bahwa bukan dialah pelaku yang meracuni Alice.

Setelah itu suasana menjadi hening dan canggung.

Tidak lama, Claude memerintahkan semua orang untuk pergi.

***

Beberapa hari telah berlalu.

Aurora telah mendekap di penjara selama kurang lebih satu minggu.

Gaun yang awalnya bersih dan terlihat anggun telah dinodai dengan warna merah pekat darah.

Banyak sekali robekan-robekan yang ada di gaun yang ia gunakan itu.

Ia kehilangan banyak darah dan sering kali ia pingsan.

Lalu seorang penjaga datang menghampiriku yang terbaring tidak berdaya karena tidak makan sama sekali dalam seminggu itu.

" heh! Bangun! "

Mendengar suara itu aku pun terbangun, tetapi tidak bisa berdiri bahkan duduk saja itu sulit untuk dilakukan.

" yang mulia Claude akan segera datang sebentar lagi "