11

376 42 15
                                    

Keesokan harinya...

Aku kembali ke istana Ruby sambil tersenyum berusaha menyembunyikan kesedihanku dengan bibir dan kedua tangan yang berdarah.

Sekarang, aku hanya berdiam diri dikamar dan belajar dengan tatapan kosong.

Walaupun begitu, aku tetap menampilkan senyum bahagia di wajahku yang penuh dengan kebohongan. Aku melakukan itu agar Lily dan yang lainnya tidak khawatir dengan keadaanku.

Aku sedikit kesulitan menulis karena tanganku terluka.

" ah....mengapa...dunia ini tidak adil..."

" walaupun aku bisa menggunakan sihir, tapi aku belum mempelajari sihir yang bisa mengembalikan ingatan seseorang "

" aku tidak bisa apa-apa...."_ucapku sambil menahan tangis dengan menggigit bibirku walaupun terasa sakit.

" kenapa.....hiks.....kenapa aku tidak bisa....hiks....menyembuhkan papa...."_ucapku sambil meringkuk dan menangis.

Tok tok tok

" tuan putri ini saya, Lily "

Ketika mendengar suara ketukan pintu, aku langsung menghapus air mataku dan menggantikannya dengan senyuman.

" iya, masuk saja "

" permisi tuan putri....ini cem- tuan putri?! Apa anda habis menangis?! "

Lily ternyata menyadarinya.

Aku langsung menggeleng.

" tidak....aku hanya menguap saja....mungkin aku kelelahan karena terlalu banyak belajar...."

" hm...cemilannya saya taruh disini tuan putri...kalau begitu saya permisi..."

" iya, terima kasih Lily "

Lily hanya tersenyum.

Klek

Lily pun meninggalkan kamrku.

Aku yang telah selesai belajar mengunyah cemilan berupa cookies yang tadi dibawa oleh Lily.

Karena bosan, aku pun menggambar papa, Alice, aku, mama, Lily, Hannah, Seth dan Felix.

Walaupun aku tidak tahu wujud mama, tetapi aku tetap menggambarnya.

Dan meskipun gambarku terbilang sangat bagus, tetapi tidak ada artinya bagiku jika yang ku gambar ini tidak menjadi kenyataan.

Kenyataan memang pahit.

Aku naik ke atas ranjangku dan memeluk gambar yang tadi kubuat sambil meringkuk.

Seketika aku menangis.

" mama.....hiks....aku merindukanmu....."_gumamku sambil menangis.

" kenapa....hiks...kenapa kenyataan ini...hiks.....sangat pahit.....mama...."_lanjutku sambil bergumam.

Lalu tanpa sadar aku pun tertidur.

Saat aku terbangun hari sudah mulai sore.

Aku memandang laci meja dan mengambil kertas dan menggulungnya.

" aku ingin memberikannya.....tetapi....mungkin saja ini akan di buang "

Lalu kutulis sebuah surat dan menaruhnya diatas barang-barang yang tadi aku ambil yang berada diatas laci.

Smbil memasang sentum menyedihkan aku berkata.

" ini mungkin akan menjadi hadiah untuk kalian semua....."

SUDDENLY I BECAME A PRINCESS ( DIFFERENT FAN FICTION )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang