39

527 38 27
                                    

athanasia Pov*

keesokan harinya, aku berniat meminta izin kepada papa agar memberi Lucas cuti selama beberapa minggu.

aku berjalan melewati koridor istana yang jauh dan sepi. bagaimana tidak sepi? aku sekarang berada di istana raja.

* kalo ga inget, Felix pernah bilang alasannya di webtoon aslinya *

tidak terlalu lama aku berjalan, kini aku sudah sampai di depan pintu ruang kerja papa.

tok tok tok

aku mengetuk pintu lalu membukanya. nampak papa yag sedang duduk di kursi kerjanya sambil menulis.

" papa "

ia melirikku sebentar lalu melanjutkan pekerjaannya.

" ada apa? "

aku mendekati papa dan memeluknya dari samping.

" papa, apa Lucas boleh mengambil cuti? "

" kenapa? "

" aku lihat dia sangat kelelahan, dan juga kebanyakan itu karena kondisiku akhir-akhir ini. apa boleh? "

papa memandangku sejenak lalu melanjutkan pekerjaannya lagi.

" berapa? "

" mungkin dua sampai tiga minggu "

" baiklah "

mataku berbinar mendengar pernyataan dari papa sehingga melepas pelukannya.

" benarkah?! "

" iya "

" terima kasih papa! " ucapku sambil memeluk papa kembali.

aku melepas pelukan itu dan berdiri biasa disamping papa.

" kalau begitu aku akan kembali ke kamarku, aku tidak mau mengganggu papa bekerja "

tiba-tiba papa langsung menaruh penanya dan berdiri.

" kau tidak menggangguku, bagaimana kalau kita minum teh? "

" boleh! "

lalu kami pergi ke kebun mawar milikku yang ke empat dan meminum teh bersama di sana. berdua.

kenapa rasanya hampa? seperti ada yang kurang. ya, Alice. aku masih tidak percaya kalau Jennete adalah Alice. atau Alice adalah Jennete.

rasanya seperti ada yang mengganjal. tidak hanya penampilan, tetapi perilaku dan maaf, kepintarannya berbeda. Alice kepintarannya melebihi Jennete atau dirinya yang sekarang atau yang lainnya walaupun kepintaranku masih di atasnya. bukan bermaksud sombong.

aku yakin kalau Alice dan Jennete adalah orang yang berbeda!

kali ini aku yakin,sangat yakin! walaupun ini hanya firasatku, tetapi untuk kali ini saja aku mau percaya akan firasat itu.

" bagaimana dengan belajarnya? " tanya papa tiba-tiba.

" lancar, tapi sedikit membosankan karena tidak ada yang sulit dan menantang " jawabku seadanya.

" mau kucarikan guru yang lain? kalau kau mau, akan kukabulkan "

" hm, bagaimana ya? kalau boleh, aku mau!"

" baiklah, akan kukabulkan "

" benarkah papa!? " dan papa mengangguk membuatku langsung mendekatinya lalu memeluknya erat.

" terima kasih papa! "

" hm " lalu aku kembali ke kursiku lalu menyesap teh lippe yang sudah dituangkan ke dalam cangkir.

SUDDENLY I BECAME A PRINCESS ( DIFFERENT FAN FICTION )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang