Kinan terlihat murung sejak baru memasuki kelas. Disapa Zara pun ia tak hiraukan. Zara sudah mencoba mengajak ngobrol, tapi hanya dijawab 'Hm' 'iya' 'nggak' 'gak tau' oleh Kinan.
Padahal kemarin-kemarin Kinan tampak baik-baik saja. Tidak terjadi pertengkaran juga diantara mereka berdua. Lalu dia kenapa?
Zara menggeser kursi yang didudukinya mendekati kursi Kinan.
"Nan, lo kenapa? Daritadi gue ajak ngobrol, gue nya dicuekin." Zara mencoba berbicara lagi walau ia tahu jawabannya pasti sama.
"Gak papa," ucap Kinan dengan ekspresi datar sambil sibuk memainkan ponsel.
"Kemarin juga chat gue cuma diread. Lo lagi ada masalah?" tanya Zara.
"Nggak," jawab Kinan.
"Gue ada salah ya?" tanya Zara merasa bersalah meski sebenarnya ia tak tahu salahnya apa.
"Nggak." lagi-lagi Kinan merespon seperti itu.
"Jangan gitu dong Nan, kalo gue emang punya salah, gue minta maaf."
Mendengar perkataan Zara seperti itu, sebenarnya membuat Kinan jadi merasa bersalah. Kenapa dia seolah-olah menyalahkan Zara yang tidak tahu apa-apa? Egois memang, dia pun mengakui itu. Tapi untuk saat ini, egonya lah yang terpenting.
"Udah lama deket sama kak Fenly?" Kinan akhirnya membuka suara. Ia meletakkan ponselnya di meja. Matanya beralih fokus menatap Zara.
Zara sedikit terkejut dengan pertanyaan Kinan, "Hah?"
"Kenapa gak bilang-bilang gue?" Kinan menunjukkan ekspresi serius.
Ini pertama kalinya Zara melihat ekspresi Kinan yang begitu serius. Karena biasanya ia tak pernah begitu.
"....."
"Ya, emang sih, lo lebih cantik, baik. Pantes aja dia suka."
"Hah? Maksud lo?"
"Boleh tukeran tempat duduk sama Ajeng? Gue lagi gak bisa ngomong dulu sama lo," ucap Kinan lebih serius. Lalu ia kembali memainkan ponselnya.
Zara jadi makin bingung, bingung letak kesalahannya dimana. Dan bingung dengan perkataan Kinan barusan.
"Kenapa?" tanya Zara kebingungan.
Kinan tak menjawab.
".... Oke kalo itu mau lo." Zara akhirnya menurut.
Meski sebenarnya ia sangat bingung dengan sikap Kinan pagi ini. Zara hanya bisa memaklumi, mungkin Kinan sedang ada masalah yang tak bisa diceritakan saat ini.
Dipanggilnya Ajeng untuk bertukar tempat duduk. Entah itu untuk sementara atau ....
Selamanya.
***
"Mohon maaf, Ibu gak bisa lama-lama dikelas kalian, karena Ibu lagi ada urusan. Jadi ibu akan memberi tugas saja. Tolong kalian kerjakan soal di buku paket halaman 89. Tulis jawabannya saja di buku latihan," jelas bu Desi-guru Bahasa Inggris, saat telah memasuki ruang kelas XI IPS 1.
"Yah bu, biasanya free bu, gak dikasih tugas," elak salah satu siswa kelas tersebut.
"Mohon maaf ya, kalian sudah keseringan free dipelajaran ibu, jadi gak apa-apa kan ibu beri tugas?" ucap Bu Desi dengan nada lembut.
"Tapi boleh kerjain di rumah aja gak, Bu?" tanya Fiki.
"Tidak bisa. Pokoknya ibu tidak mau tahu, selesai pelajaran ibu, harus segera dikumpulkan! Paham?" ujar Bu Desi mulai tegas.