Kinan baru saja meletakkan buku tugasnya di atas meja pak Budi. Karena ia telat datang ke kelas, jadi pak Budi--guru biologi-- menyuruh Kinan yang mengumpulkan tugas teman-temannya ke ruang guru pada jam istirahat.
Kinan menghantarkannya seorang diri, tidak dibantu oleh siapapun, karena tugas tersebut hanya dikerjakan di kertas selembar, jadi ia tak repot membawanya dan merasa tidak keberatan.
"Nak, sebentar, kamu mau kembali ke kelas?" tanya seorang guru yang mejanya berada disamping meja pak Budi, tetapi Kinan tak mengetahui namanya, hanya kenal wajahnya, karena beliau tak mengajar dikelasnya.
"Oh, iya bu. Saya mau ke kelas," jawab Kinan sesopan mungkin.
"Oh bagus, boleh ibu nitip sesuatu?" tanya ibu guru itu.
"Boleh, bu," sahutnya sopan.
"Ibu nitip buku ini, tolong kamu antar ke kelas 12 IPA 1 ya," ucap bu guru-yang tak diketahui namanya-- sambil memberi beberapa buku milik siswa kelas 12 itu.
Kinan menerima buku itu dengan senang hati, "Oh, baik bu, akan segera saya antar."
Bu guru tersenyum, "Terima kasih ya, nak," ucapnya.
"Sama-sama Ibu," ujar Kinan membalas ucapan bu guru. Kemudian ia mencium tangan bu guru dan bergegas untuk menghantarkan buku itu.
***
Disepanjang jalan menuju gedung kelas 12, Kinan penasaran dengan pemilik buku-buku itu, ia melihat satu persatu buku itu, terpampang jelas nama-nama mereka disana.
"Ricky Zak-" Kinan mendapati salah satu pemilik buku disana adalah seseorang yang ia kenal, "lho? Ke kelas kak Iky? Berarti nanti ketemu kak Fenly dong?"
"Perasaan kak Iky IPA 2 sama kayak gue, kenapa berubah kelasnya dah." tuturnya yakin, padahal salah.
Kinan terus melangkahkan kakinya menuju gedung kelas 12, hingga tak sadar ia sudah sampai tepat di depan kelas yang dituju.
Pintu kelasnya tertutup, suasana di kelasnya juga terlihat sepi, tidak ada suara-suara yang terdengar. Mungkin penghuni kelasnya sedang berada di kantin. Tapi tidak mungkin juga semua pergi ke kantin, pasti ada beberapa yang tetap berada di kelas karena membawa bekal atau malas ke kantin.
Kinan merasa tidak enak kalau tiba-tiba mengintip di balik pintu, mau mengetuk pintu kelasnya pun tangannya terasa kaku.
Akhirnya dia memilih mengintip dari balik jendela, untungnya kaca jendela tersebut tak terhalang gorden. Jadi seisi kelas akan terlihat, ada atau tidaknya orang didalam.
Kinan membulatkan matanya dan tersenyum kala mendapati siswa yang duduk tepat di dekat jendela adalah Ricky.
Syukurlah, kak Iky. Batinnya.
Tok tok tok
Kinan mengetuk kaca jendela.
Ricky yang sedang menyantap bekalnya pun menoleh ke arah jendela.
"Lho, dek? Ngapain kesini?" tanya Ricky dari dalam, tentunya Kinan tidak mendengar dengan jelas, hanya terdengar samar-samar.
"Buka jendelanya kak." perintah Kinan dari luar sambil memberi kode dengan menunjuk kaca jendela.
Ricky yang mengerti segera membukakan jendela tersebut.
