as pasusu (3)

2.9K 387 23
                                    

zkzkkzkzk❣️❣️❣️
.
.
.
.

hwangmini as pasusu

hari ini tepat tiga bulan minhee dipersunting oleh yunseong. rasanya, tidak ada yang berbeda dari semua. kecuali, yunseong bersikap lebih manis, lebih lembut.

dan lebih sering menggombal.

ah, iya. rencananya hari ini yunseong dan minhee akan belanja kebutuh bulanan mereka. biasanya, minhee berbelanja sendiri. namun, berhubung kebutuhan mereka cukup banyak yang habis. maka dari itu, sekarang yunseong ikut dengan minhee.

yunseong berjalan disamping minhee. merengkuh pinggang sang pasangan. ia juga mencari barang-barang yang ia perlukan.

"sayang, kok barang yang aku cari gak ada ya?" tanya yunseong. minhee menggeleng pelan. pandangannya terfokuskan pada dua bungkus sabun deterjen berbeda aroma.

"menurut kakak, mending aroma yang ini atau yang ini?" tanya minhee.

"emang bedanya apa?" minhee berpikir sesaat.

"gak ada sih. sama sama enak juga aromanya," kata minhee.

"kalo aku sih milihnya kamu, soalnya kamu aromanya nenangin banget, jadi aku pengen peluk kamu terus," ujar yunseong. menarik badan minhee agar semakin mendekat dengannya.

minhee merasa pipinya memerah. panas pula.

"apaan sih kak, kenapa jadi kayak gitu," ujar minhee.

kini minhee makin merapatkan badannya. menyembunyikan wajahnya di perpotong leher sang pasangan.

🐣🐣🐣

junsang as pasusu

kemarin malam, eunsang mendapat kabar dari midam bahwa midam dan seobin harus menghadiri rapat terkait kelanjutan perusahaan mereka. tapi tidak bisa membawa minseok, anak mereka. jadi, midam akan menitipkan anaknya ke eunsang selama dua hari.

dan sejak tadi pagi, junho tidak berhenti mengoceh, "pasti nanti kamu cuma fokus sama minseok! aku dilupain!"

eunsang terkekeh melihat kelakuan junho yang bahkan tidak jauh berbeda dengan anak kecil yang tidak diberi permen oleh sang ibu.

"ya, nggak lah. kamu kan suami aku. aku pasti ngurusin kamu juga, juno. aku gak mungkin cuekin kamu," jelas eunsang. junho hanya mengangguk, tapi masih memasang wajah masamnya.

benar saja, pemikiran junho. eunsang benar-benar mengabaikannya. karena minseok yang terus-menerus merengek ingin bertemu midam. katanya rindu.

junho berdecih kesal, masih kecil sudah seperti itu.

junho ingin menegur eunsang yang terus mengurusi minseok. namun, ia merasa kasihan melihat eunsang yang sepertinya sangat lelah.

"minseok sayang, nanti kita nonton pororo ya. kalo minseok mau makan nanti buna kasih minseok cookies coklat," bujuk eunsang. minseok terlihat tertarik dengan tawaran eunsang.

"bener buna? kalo seok makan seok dapet cookies coklat?" eunsang mengangguk mengiyakan pertanyaan minseok.

ah iya, minseok memang memanggil eunsang dengan sebutan 'buna'. katanya, "kalo bunda itu buat bunda midam. kalo buna itu buat buna eunsang. soalnya seok sayang dua-duanya!"

menjelang malam, eunsang teringat bahwa sedaritadi ia tidak melihat junho makan. astaga, bagaimana ia bisa melupakan pasangannya.

setelah menidurkan minseok di kasurnya dan junho, eunsang langsung beranjak menuju ruang kerja junho. ia menemukan junho yang terlelap di atas tumpukan berkas dengan laptop yang masih menyala.

eunsang merasa bersalah dengan junho. ia melupakan kewajibannya.

"juno," eunsang mengusap surai kehitaman junho. membangunkan sang pasangan.

merasakan usapan, junho mengangkat kepalanya. mendapati eunsang yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"loh, sayang. kamu kenapa? kok nangis? kamu capek? ada yang sakit? mana yang sakit? kamu ditendang minseok? minseoknya nakal? hey, kamu kenapa sayang? e-eh? kok malah makin nangis sih. sayang, hey. eunsang sayang, shh. jangan nangis ya."

eunsang menggeleng dengan isakan yang makin terdengar.

"maaf, aku lupain kamu. aku cuekin kamu. aku gak perhatiin kamu," ucap eunsang.

junho gelagapan dibuatnya. hey, astaga. junho itu tidak bisa dihadapkan dengan eunsang yang menangis. astaga.

"sayang. sayangnya junho shh jangan nangis ya. aku gapapa kok. kamu kan juga capek pasti jagain minseok. aku gapapa. jangan nangis. nanti aku ikutan nangis," ujar junho. ia membawa eunsang kedalam dekapannya. didudukannya eunsang di pahanya.

"hiks-maaf."

"shh, jangan nangis dong. nanti manisnya hilang," ucap junho. ia membersihkan wajahnya eunsang yang penuh dengan air mata.

"maafin esa ya juno. esa emang salah dan juno berhak marah. gapapa, esa gapapa. asal juno jangan marah lama lama. nanti kalo esa kangen gimana?" eunsang kini meletakkan kepalanya pada bahu junho. menyandarkan badannya di badan junho.

"iya, esa sayang. juno gak marah kok. udah ya jangan nangis. nanti manisnya hilang," ucap junho. ia merenggangkan pelukan eunsang. menatap lembut eunsang. mengecup seluruh bagian wajah eunsang. termasuk bibir merahnya. cukup lama.

.
.
.
.
zkzkkzzkkz lupa bikin seodam

morosis , pdx101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang