٨ - Kenangan Terindah

70 8 0
                                    

▫♥▫
Suami impianku adalah dia yang apabila marah, tetap menjaga tutur katanya dan tetap memperlakukan aku dengan baik. Bahkan kamu, nggak masuk kriteria itu. Tapi kenapa kamu jadi suami aku?!!
▫♥▫

"Nadila, pulang, kalo nggak aku mati!" ucap Albi.

"Eh? Ma-

Tuuuuuttt.... Tuttttt... Tuttttt...

Sambungan terputus.

"Ada apa sama manusia zaman sekarang?! Argh! Apa harus nelpon seenaknya dan matiin seenaknya?! Apa susahnya sih nunggu aku ngomong dulu?!" ucap Nadila, kesal.

Nadila menghela nafas panjang.

Astagfirullah...

Astagfirullah...

Astagfirullah..

Nadila tidak akan tertipu kali ini. Dia yakin, Albi dalam keadaan baik-baik saja dan akan tetap baik-baik saja sampai besok. Dia benar-benar tidak bisa pergi sebelum bertemu Abinya.

Jadi dia memutuskan, akan pulang besok.

To Albi:
Aku nggak bisa pulang tanpa ketemu Abi. Abi lagi sibuk, aku baru bisa pulang besok. Aku yakin kamu pasti baik-baik aja. Maafin aku, mas.

Nadila tersenyum tipis lalu pergi ke kamar mandi untuk berwudhu sebelum tidur. Itu adalah amalan sehari-hari yang Abinya ajarkan pada Nadila.

"Kalau kamu suci saat tidur, maka malaikat akan mendoakanmu sampai kamu terbangun. Kan enak kalau kamu wudhu, nanti kalau Allah cabut nyawamu malam itu, kamu sudah berwudhu dan mempersiapkan sedikit amalan untuk dibawa ke kubur," ucap Abi kala itu.

Setelah wudhu, Nadila membersihkan kasurnya dan mulai merebahkan dirinya di kasur. Dia membaca ayat kursi, al-fatihah, al-ikhlas, al-falaq, an-nas, shalawat nabi, dan doa sebelum tidur. Lalu selama masa kesadarannya sebelum tidur, Nadila berdzikir.

‹•.•›

Cahaya matahari masuk lewat celah-celah jendela kamar. Albi menarik selimut dan menutup wajahnya dengan selimut.

Tiba-tiba seseorang menarik selimutnya, "Apaan sih, Nad. Saya masih mau tidur, ini hari libur."

"Hari libur apaan kamu?! Ini hari senin, Albi. Jangan seenaknya ya, kamu. Cepetan ke kantor! Mentang-mentang CEO, bukan berarti kamu bisa seenaknya dateng terlambat!"

Albi membuka natanya dan menyingkirkan selimut dari wajahnya.

"Eh? Kak Lifia ngapain?"

Lifia menatapnya kesal, "Inget nggak kamu?! Kemaren kamu mabuk di rumah Krystal kan? Malu-maluin aja kamu tuh. Trus Krystal nganterin kamu kesini katanya dia mau pergi ke Australia, kakeknya lagi sakit. Oh iya, Nadila juga nggak bisa pulang"

Albi memijit pelipisnya, "Nadila kemana?"

"Coba kamu liat handphone kamu! Makanya jadi suami tuh peka dikit. Bentar lagi juga Nadila nyerah sama kamu," ucap Lifia sambil membuka tirai-tirai di kamar Albi.

Kenangan terindah (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang