٢- Kenangan Terindah

270 15 10
                                    

Rabu, 02 Januari 2019.

Jam 04:04

Nadila tidak sanggup lagi menahan air matanya.

"Mas Albi..," panggilnya lirih. Berkali-kali Nadila mencoba menerima kenyataan ini, berkali-kali pula dirinya terjatuh dan tidak sanggup menerima. Inikah yang disebut cinta sejati? Tapi mengapa cinta sejati harus berpisah ditengah perjuangan?

Jika aku bisa mengulang waktu seperti film.
Aku ingin kembali pada masa-masa awal kita mengenal. Aku tidak peduli meski aku harus terus dikurung rasa sakit karena bagiku, melihatmu terbujur kaku adalah hal yang lebih sakit. Aku mencoba ikhlas, tapi sulit. Ya Allah, sakit sekali rasanya.

Batin Nadila terus berucap. Tak hentinya dia memohon pada Allah agar mengembalikan waktu dan menyembuhkan rasa sakitnya. Dia tahu semuanya sia-sia. Tapi, bagaimana lagi?

Sakit...

Sakit...










~♥~

Nadila sangat terkejut ketika melihat rumah mereka yang dimaksud Albi adalah rumah mewah di hadapannya.

Rumah mereka terletak di salah satu perumahan mewah yang ada di Jakarta. Nama perumahan ini adalah perumahan Casablanka.

04 adalah nomor rumah mereka. Nadila bersyukur tidak perlu jauh-jauh dari gerbang utama perumahan.

Albi langsung mengizinkannya masuk ke dalam rumah sementara seluruh kopernya dibawakan oleh Mang Dirman-satpam baru mereka.

"Beres-beresnya besok aja ya. Kamu boleh mandi atau langsung istirahat, terserah. Saya akan mandi di bawah," ucap Albi ketika mereka sampai di kamar mereka.

Nadila mengangguk. Ketika Albi keluar, Nadila segera membuka koper miliknya dan mengeluarkan baju tidurnya. Setelah itu dia membuka koper Albi dan mengeluarkan baju santai untuk Albi pakai.

Setelah selesai, Nadila pergi ke kamar mandi.

(~~~~~~~~~~~•~~~~~~~~~~)

Selesai membersihkan diri, Nadila langsung turun ke lantai bawah, berniat membuat minuman hangat. Saat akan ke dapur, dia melewati ruang kerja Albi. Pintunya terbuka. Nadila bisa melihat Albi tengah serius dengan laptop di depannya.

Nadila segera melanjutkan langkah lalu membuat kopi untuk Albi dan membuat susu untuk dirinya.

Setelah selesai, Nadila membawa kopi itu ke ruang kerja Albi.

Tok.. Tok..

Ketukan pintu itu membuat Albi menoleh ke asal suara. Dia cukup terkejut dengan kehadiran Nadila di ambang pintu. Tapi si empunya nama sudah masuk ke dalam ruangannya dan meletakkan secangkir kopi di mejanya.

"Semangat kerjanya. Jangan kemaleman begadangnya ya, aku tidur duluan," ucap Nadila.

Albi hanya bisa terdiam dan menatap gadis yang sekarang adalah istrinya itu. Setelah mengantarkan kopi, Nadila segera keluar dari ruangan Albi dan pergi ke kamarnya.

Kenangan terindah (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang