١٦ - Kenangan Terindah

61 5 0
                                    

~❄~
Kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti kamu akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan. (Q.S. Ali-'Imran:186).
~❄~

03 Januari 2019.
17:20.

Nadila benar-benar kecewa pada dirinya. Sedalam inikah dia mencintai Albi?

Nadila menghela nafas panjang. Dalam hati, dia memohon agar Allah menyembuhkan rasa sesak di dadanya.

"Nadila, tandanya Allah menyayangi kamu. Kamu diberikan ujian seberat ini, berarti Allah percaya kamu bisa melewatinya, sayang. Umi akan selalu ada di samping kamu, jadi jangan ngerasa sendiri lagi," ucap Umi tadi siang.

Nadila duduk di kursi.

Hancurnya hati Nadila dapat dilihat oleh semua orang. Mereka tahu, Nadila diam sejak kepergian Albi karena dia benar-benar terluka. Nadila tidak mau dibilang munafik dengan berpura-pura baik-baik saja lalu tersenyum pada semua orang. Karena kenyataannya dia sedang hancur.

Sangat hancur. Sehingga membuat Nadila bungkam dan tak ingin bertemu dengan orang lain sementara waktu.











Waktu tidak akan pernah berhenti hanya untuk membiarkanmu istirahat. Waktu tak akan berhenti dan berbalik ketika melihatmu jatuh. Tapi waktu mau kembali di dalam ingatan dan hati orang-orang yang rindu. Itulah kenangan yang tersimpan di dalam ingatan. Ia akan memutar ulang kejadian sama nyatanya seperti masa lalu.












Albi diam saja dan tidak melakukan apa-apa sejak satu jam yang lalu. Nadila yang sedang masak, pun bingung dibuatnya. Albi seperti itu sejak pulang kerja.

Selesai masak, Nadila menghampiri Albi dan menyentuh bahunya pelan, "Bi.. Makan yuk"

Albi tampak terkejut, namun dia buru-buru menggeleng. Dia masih mempertahankan kebungkamannya.

Nadila duduk di sebelahnya, "Aku nih, istri kamu. Tempat kamu berbagi suka duka. Kamu boleh cerita kalau kamu mau"

Albi menoleh, wajahnya berubah sendu dan letih. Dia memeluk Nadila erat.

"Seminggu lagi, perusahaan saya rilis aplikasi terbaru."

"Oh ya?! Bagus dong!" ucap Nadila, dia hendak melepas pelukannya tapi Albi tetap mempertahankan posisi mereka.

"Bi? Kok kamu malah sedih sih?" ucap Nadila sambil mengelus-elus punggung Albi.

"Tapi giliran udah tinggal tes percobaan, aplikasinya malah disabotase. Semua data penting yang ada di dalam aplikasi semuanya diretas sama hacker. Alhasil, semua informasi yang ada, bocor. Jadi aplikasi yang saya buat itu, di bilangnya nggak aman. Soalnya informasi buat percobaan aja bisa bocor. Semua investor saya kecewa. Bisa-bisa saya kehilangan mereka."

Nadila sangat terkejut, "Aku nggak tau harus apa. Tapi kamu tau, aku ada disini buat nemenin kamu dan jadi rumah buat kamu kalau kamu capek, Bi"

Albi mengeratkan pelukannya, "Saya tau. Besok, saya mau kerumah papa, mau minta solusi. Pokoknya minggu depan, aplikasi itu harus tetep rilis. Saya bakalan cari dalang dibalik sabotase ini!"

Nadila mengangguk, "Besok aku temenin kerumah bunda. Tapi sekarang kamu makan dulu ya?"

Akhirnya Albi mengangguk. Nadila tersenyum senang.  Keduanya pun makan di meja makan dengan tenang.

Kenangan terindah (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang