١٧ - Kenangan Terindah

71 5 0
                                    

~♥~
Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu. (Q.S. An-Nisaa':1).
~♥~

03 Januari 2019.
17:25.

Di tengah rasa sakit yang menjalar ke dalam hatinya, Nadila tersenyum.  Hatinya menghangat,  mengingat tentang memori dimana dia dan sang suami memilih menjadi pasangan yang seutuhnya.










Melupakan adalah hal yang sulit. Kebanyakan manusia memaksa pikiran untuk melupakan sebuah peristiwa menyedihkan dan memilih memilih mempertahankan peristiwa yang menyenangkan.  Karena peristiwa yang menyenangkan, walaupun telah lalu, jika diingat, begitu membahagiakan.














Nadila menatap bintang dari balkon kamarnya.  Entah Albi ingat atau tidak hari ini adalah hari satu tahun pernikahan mereka. Rasanya melegakan, Nadila bisa bertahan selama ini.  Rasanya melegakan, karena akhirnya Albi mau membuka hatinya. 

Namun, ada satu beban yang masih tersimpan di dalam benak Nadila. Sampai saat ini, Albi belum pernah menyentuhnya melebihi batas yang sejak awal mereka tetapkan. 

Ditengah kebimbangannya, Albi datang dan memeluk Nadila dari belakang.

"Saya inget hari ini kok"

Dia membalikkan badan Nadila dan menunjukkan sebuah kalung yang sangat indah.

Lalu dia memakaikannya ke leher Nadila. "Happy Anniversary, Nadila humaira".

Nadila tersenyum penuh haru dia memeluk Albi erat, "Terima kasih, Mas"

Albi mengelus Kepala nadila,  pelan.

"Ada satu hal lagi yang saya mau kasih.  Nafkah batin. Kalau kamu mau menolak saya malam ini,  saya ikhlas dan ridho"

Nadila menggeleng, "Aku telah siap dinafkahi batin"

Albi mengangguk.

Di malam yang cerah ini, Nadila dan Albi telah menjadi sepasang suami dan istri yang seutuhnya.  Albi telah memenuhi nafkah Nadila lahir dan batinnya. 

◽▫✉▫◽

Pagi-pagi sekali, Albi membuat sarapan dan membersihkan rumah.  Dia sengaja,  membiarkan Nadila tidur dan beristirahat bahkan setelah shalat subuh.  Dia sudah berdiskusi hal ini dengan Nadila.  Dengan sedikit paksaan dan ancaman,  akhirnya Nadila mau beristirahat.

Albi tersenyum ketika selesai melakukan tugasnya.  Dia kembali ke kamar dan mendekati Nadila yang sedang tertidur.

Lagi-lagi Albi tersenyum memperhatikan wajah Nadila. "Ternyata,  kamu cantik"

Dia mengusap-usap pucuk kepala Nadila,  membuat Nadila sedikit terusik di dalam tidurnya.

Akhirnya,  bukannya membangunkan Nadila, dia malah ikut berbaring di samping Nadila dan memeluk Nadila erat.

Jam 10:00. Seseorang memencet bel rumah mereka. Nadila bangun dan membukakan pintu rumahnya.

Revan, bunda, dan Lifia.

Kenangan terindah (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang