٩ - Kenangan Terindah

62 8 0
                                    

02 Januari 2019
23:00.

Nadila mengusap sebuah buku yang di depannya tertulis judul Kenangan Terindah. Dia baru saja menyelesaikan novel ini, entahlah Albi sudah tahu atau belum.

Albi.

Nadila jadi ingat, waktu pertama kali Albi ikut Nadila pergi ke acara bedah buku sekaligus launching buku terbarunya.

Albi memang tak pernah berbuat baik padanya. Tak pernah juga Albi membanggakannya di depan orang lain. Albi tetaplah Albi yang dingin, tapi juga manis, bagi Nadila.

Kerinduan terus mengisi relung hati Nadila. Rasa tak rela dan tak sangka masih menyelimuti hatinya. Kepergian Albi bukan hal yang sepele. Tak ada satupun manusia yang ikhlas ditinggal belahan jiwa.

Walaupun bersamanya sakit raga dan jiwa, kepergian Albi tetaplah hal yang menyakitkan bagi Nadila. Jemarinya membuka asal lembaran novelnya. Membuka selembar cerita tentang kisahnya bersama Albi. Tentang kisah pertama kali Albi memujinya.

Iya,

Albi memujinya.

Tapi dengan cara Albi sendiri.

Yaitu pujian, yang berisi,

Hinaan.











Salju bekukan waktu. Biar eror dan berjalan mundur. Waktu memang dapat diputar ulang, lewat ingatan.










Nadila memberi makan ikan dengan sepenuh hati. Sinar matahari sore menerpa wajahnya. Albi yang baru pulang kerja, melihat pemandangan itu.

Nadila tertawa riang, "Selamat makaaaaannnn. Jangan lupa baca doa dulu, ya."

"Jangan rebutan, dong"

"Aku masih punya banyak makanan"

"Hei buncit! Kamu serahkah, ya! Kasih si kecil kasian dia lagi masa pertumbuhan!"

Dan masih banyak lagi ucapan Nadila yang mampu membuat Albi tertawa tanpa suara.

Setelah makanan ikan yang dibawanya dari dapur, habis. Nadila berdiri dan berbalik, hendak masuk ke dalam rumah. Dilihatnya Albi yang sedang berdiri sambil menyilangkan tangan di depan dada.

"Udah mainnya?"

Nadila memiringkan kepalanya, "Kok kamu nungguin? Kan aku udah masak. Makan aja"

Nadila berjalan menghampiri Albi.

"Ya kamulah yang ambilin," ucap Albi.

Nadila mengangguk-angguk sambil berjalan ke dapur dan menyendokkan Albi makan. Setelah itu, Nadila menutup pintu depan dan membawa perlengkapan kerja Albi ke ruang kerjanya.

Setelah itu, Nadila pergi ke kamarnya untuk menyiapkan baju santai Albi.

Tiba-tiba ponsel Nadila berbunyi. Dia mengambil ponselnya yang berada di atas kasur.

"Assalamualaikum," ucap Nadila.

"Wa'alaikumussalam, Nad. Kamu nggak lupa, kan? Besok kamu ada acara bedah buku sekalian launching novel terbaru kamu. Reader udah antusias banget, loh. Perkiraan yang dateng sampe ratusan. Besok saya tunggu jam tujuh langsung di Mall FX Sudirman. Oke?"

Kenangan terindah (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang