~♡~
"Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, "Kapankah datang pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat". (Q.S. Al-Baqarah:214)
~♡~Albi benar-benar memutuskan hubungannya dengan Krystal. Sejak saat itu, hubungannya dengan Nadila semakin membaik.
Hari ini hari minggu. Albi yang sedang libur mengajak Nadila jogging bersama. Dengan sepasang sepatu couple keduanya lomba lari sampai ke taman.
"Yey aku menang!" ucap Nadila saat sudah sampai taman.
Albi tersenyum lalu mengangguk-angguk. Nadila memandangnya serius, "Kamu ngalah ya?"
Albi tertawa, "Ah? Nggak kok. Apaan si orang kamu yang larinya cepet."
Nadila masih menatap Albi serius. "Serius deh, Nad"
Akhirnya Nadila mengangguk-angguk. Keduanya berlari santai mengelilingi taman. Albi kira-karena jarang melihat Nadila berolahraga, Nadila akan cepat lelah. Nyatanya, Nadila tampak masih baik-baik saja sampai putaran mereka yang kelima.
"Kamu sering olahraga?" tanya Albi.
"Sering. Nyapu, nyuci, ngepel, masak. Itu semua olahraga kan. Aku juga sering bolak-balik naik tangga, lari lagi."
Albi tertawa lebar, saking gemasnya dia mengusap-usap pucuk kepala Nadila.
Deg, deg, deg.
Nadila tertegun sesaat. Dunia serasa berhenti selama lima detik. Hatinya diliputi bunga yang harum dan indah.
"Kamu haus nggak?"tanya Albi.
Nadila terkejut dan buru-buru mengangguk. Albi menarik tangan Nadila lembut dan mengajaknya pergi ke tempat penjual minuman.
Setelah membeli minum, keduanya duduk di salah satu bangku taman.
"Kata Bunda, bunda mau main ke rumah hari ini. Kak Lifia barusan WA aku katanya mereka udah sampe dirumah. Pulang yuk!" ucap Albi.
Nadila tersenyum dan mengangguk. Mereka jalan santai sampai ke rumah. Diperjalanan, Albi menggenggam tangan Nadila. Rasa hangat menjalar sampai ke lubuk hati Nadila. Ribuan kupu-kupu berterbangan diperutnya, menggelitiknya untuk tersenyum bahagia.
"Kalau saya bilang, sekarang kamu adalah segalanya buat saya, apa kamu percaya?"
Nadila tersenyum dan mengangguk.
Albi menghentikan langkahnya. Dia berdiri tepat di depan Nadila. Sebelah tangannya yang bebas memegang pipi Nadila.
Hal itu membuat kedua pipi Nadila bersemu merah. Albi terkekeh pelan, "Kamu cantik".
Albi mengusap lembut pipi Nadila, "Saya sayang sama kamu"
Nadila tidak dapat membendung senyumnya lagi. Albi memeluk Nadila erat, tidak peduli dengan ramainya pengunjung yang melirik keduanya.
Memang, hal ini sudah terbiasa terjadi di taman. Tapi, tidak biasa untuk Nadila. Walaupun begitu, dia tetap membalas pelukan Albi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan terindah (Completed)
SpiritualSetiap yang bernyawa pasti akan mati. Tapi kehidupan dan juga waktu tidak akan pernah berhenti. Kematian seseorang adalah taqdir yang telah Allah tetapkan. Walaupun seseorang kehilangan, yang sudah pergi tidak bisa dikembalikan. Kepergian memang mem...