~♥~
Sepanjang cerita, biar kutuliskan namamu setiap waktu di dalam hatiku. Biar kusimpan kisah kita dalam ingatanku.
~♥~Angin meniup pepohonan, daun-daun mulai berguguran dan jatuh ke tanah. Matahari mulai naik sepenggalah dan burung-burung mulai pergi dari sarang untuk mencari makan.
Pagi ini, Nadila hendak pergi ke makam Albi. Nadila tersenyum menatap Revan yang sudah setia berdiri, menunggu Nadila di depan rumah. Dengan setelah jas yang rapi, dan wajah yang dihiasi senyum tulus, dia menyapa Nadila, "Pagi, Ka"
Nadila mengangguk. Setelah itu, keduanya pergi ke rumah bunda, untuk menjemput bunda agar pergi ke makam bersama.
Nadila tidak masuk, hanya Revan yang masuk ke dalam rumah. Tak lama, Revanpun datang bersama bunda dan Lifia.
Mereka masuk ke dalam mobil. Langsung saja, Revan mengemudikan mobilnya menuju pemakaman.
"Nad?"
"Iya, bun?" Nadila menoleh.
"Udah makan, sayang?" tanya bunda.
Nadila mengangguk, "Udah, bun"
Revan tertawa, "Apaan sih, bun, canggung banget deh!"
Lifia ikut tertawa, "Tau! Nad, nanti habis dari makam Albi, kita nonton drakor, yuk!"
Nadila tertawa pelan, "Boleh, boleh!"
Sesampainya dimakam, mereka berdoa bersama. Setelah itu, bunda dan Lifia pergi ke mobil lebih dulu.
Nadila mengusap nisan dihadapannya dengan perasaan campur aduk. Antara rindu dan rasa cinta yang dalam.
"Kamu adalah orang yang suka melanggar janji. Tapi ada satu janji yang telah kamu tepati, Bi. Janji kamu yang akan memberikan aku kenangan terindah. Kamu harus tau, apa yang aku maksud. Di dalam rahimku, telah ada anakmu. Aku akan mencintainya karena dialah satu-satunya kenangan paling indah yang kamu berikan kepadaku."
Air mata Nadila jatuh.
"Jangan khawatir, aku akan kuat walaupun tanpa kamu. Aku akan menjadi ibu dan ayah sekaligus untuknya"
Dibelakang Nadila, Revan, memejamkan matanya. Tak sanggup mendengar Nadila yang masih bersikukuh dengan cintanya pada Albi. Bahkan enggan menerima cinta Revan.
"Sekarang aku tau, bahwa mencintai seseorang terlalu dalam, akan membawaku pada akhir yang menyakitkan. Aku harap kamu tau isi hatiku. Albi, sebelum aku melepasmu, aku nggak tau kalau dunia sesepi ini. Bunga-bunga layu saat kamu pergi ninggalin aku seakan nggak akan ada lagi musim semi. Aku pernah menganggap bahwa dunia ini, begitu egois. Bahkan aku pernah begitu serakah dan menginginkan supaya Allah balikin kamu ke dunia. Tapi sekarang, aku sadar. Aku akan mencintaimu seadanya saja, akan menjaga cinta dan kepercayaanmu seadanya saja, dan akan mengenangmu, seadanya aja."
"Aku akan bahagia, Bi. Supaya kamu juga bahagia. Aku akan melangkah kedepan dan kelak akan menemuimu. Jika hari itu tiba, itu akan menjadi hari yang sangat membahagiakan. Aku akan datang padamu, bagai salju pertama.
"Aku akan mendoakanmu agar lebih bahagia dari aku".
Nadila tersenyum sendu.
Revan menghampiri Nadila dan berjongkok di hadapan Nadila, disisi lain makam Albi.
Saat menatap Revan, Nadila tau, akan ada banyak masalah, kesulitan, dan rasa sakit yang selanjutnya. Tapi Nadila tidak peduli.
Jika tidak dengan rasa sakit, dunia seakan tidak menyenangkan dan tidak akan ada kebahagiaan yang berarti.
Nadila berdiri, begitupun Revan. Keduanya berdiri dan melangkah pergi meninggalkan makam Albi.
Sudah biasa, itulah hukum alam. Orang datang dan pergi di dalam kehidupan. Bukan untuk menghukum seseorang yang ditinggalkan, hanya saja, mungkin Allah hendak menghadirkan orang yang lebih baik dari sebelumnya.
◐♡◐
Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz). {Q.S. Al-An'aam:59}.
◐♡◐Selain banyak hal yang membuatmu bersedih dan kesal, ada lebih banyak lagi hal yang patut disyukuri sebagai manusia.
Nadila tidak apa-apa jatuh dan terluka sekarang, karena Nadila tau, akan ada saatnya untuk istirahat dan berbahagia.
Di syurga.
‹•♥•›
Dan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti? {Q.S. Al-An'aam:32}.
‹•♥•›(⁄♥⁄♡⁄The End⁄♡⁄♥⁄)
◾
▫
◾
▫
◾
▫
◾
▫
◾
▫
◾
▫
◾
▫
◾
▫
◾
▫
◾
▫
◾
▫
◾
▫
◾
▫
◾
▫
◾
▫
◾
▫
◾
▫Alhamdulillah... Akhirnya selesai juga. Maaf kalau kalian nggak puas sama endingnya. Tapi cuma sampai sini yang bisa saya berikan. Semoga kalian memaklumi jika ada kesalahan di dalam cerita saja. Oh iya, jangan lupa cerita ini hanya fiksi belaka, tolong ambil hal bermanfaatnya dan buang hal buruknya. Jangan lupa vote + komen yaaa... 😊 Love you....
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan terindah (Completed)
SpiritualSetiap yang bernyawa pasti akan mati. Tapi kehidupan dan juga waktu tidak akan pernah berhenti. Kematian seseorang adalah taqdir yang telah Allah tetapkan. Walaupun seseorang kehilangan, yang sudah pergi tidak bisa dikembalikan. Kepergian memang mem...