"Selamat sore nctzen, kembali lagi bersama saya Johan dan ... "
"Julian di program JCC tentunya di radio kesayangan anda NCT 127 FM."
"Seperti biasa kami akan menemani sore anda selama satu setengah jam kedepan."
"Sebelumnya yang mau kirim-kirim salam atau surat cinta bisa kirim ke email atau DM instagram kami dengan diawali #JCC_NCT127."
"Kebetulan cuaca hari ini agak mendung-mendung gimana gitu dan pas banget buat ngegalauin mantan atau crush yang duluan nikah. Mari awali dengan lagu super galau dari AKMU - How Can I Love The Heartbreak, You Are The One I Love."
Lagu dari AKMU mulai mengisi kamar Amel, ia masih sibuk mengetikan laporan keuangan bisnis fotocopyan milik keluarganya sambil mendengarkan radio.
Cuaca yang sebelumnya hanya sekedar mendung mulai menitikan hujan yang makin lama kian deras.
Mendengar sekilas nama penyiar radio tersebut membuat Amel teringat akan seseorang. Apa mungkin mereka adalah Johan yang sama? Otak Amel terus berpikir hingga ia teringat kejadian sore hari disaat Karina menggerutu tentang kakaknya yang menjadi penyiar radio.
Amel baru sadar kalau Johan sang penyiar radio adalah orang yang sama dengan Johan ia temui tempo hari lalu.
Dunia terasa sempit, bagaimana mungkin ia baru tahu hal ini. Ia sudah menyukai Johan sebagai penyiar semenjak laki-laki itu memulai programnya. Bisa dibilang Amel tidak pernah absen mendengarkannya.
Amel menyukai bagaimana Johan, bukan hanya dia melainkan juga rekannya yang bernama Julian berbicara. Selalu menghadirkan lagu-lagu terbaik yang diselangi gurauan atau kata-kata motivasi.
Televisi sudah tidak begitu menarik, Amel tidak pernah punya banyak waktu untuk menonton Youtube atau aplikasi streaming video lainnya, hanya radio atau podcast yang ia bisa dengarkan sambil beraktivitas ataupun mengisi waktu luang.
Lagu pertama telah usai disiarkan, digantikan suara Johan dan Julian yang silih berganti membacakan salam-salam yang dikirimkan oleh penggemar radio mereka.
Hingga suara Johan di radio menghentikan sejenak aktivitas Camelia.
"Bukan cuma nctzen aja nih yang mau kirim-kirim salam. Saya juga mau.
Untuk Mba Bunga, nama aslinya saya samarkan ya. Cuma mau bilang kalau saya gak nyangka orang yang diceritain adik saya itu Mba Bunga. Saya harap bisa bertemu dengan Mba Bunga dilain waktu.""Sepertinya radio kita akan menjadi radio cinta setelah ini, ya kan nctzen? Biasanya Johan yang sering memberikan nasehat-nasehat cinta, sepertinya giliran dia yang perlu nasehat-nasehat itu. Jadi maklum saja ya nctzen kalau siaran-siaran kita kedepannya penuh dengan lagu cinta. Maklum rekan saya lagi kasmaran."
Amel sempat tertawa mendengar suara Julian, berpikir apa Mba Bunga yang dimaksud Johan adalah dirinya? Mendadak Amel tersipu malu, untuk tidak ada siapa-siapa di kamarnya. Dadanya terasa menghangat, sudah lama sekali ia tidak merasakan perasaan seperti ini.
Mungkinkah Amel juga sedang dilanda kasmaran?
"Ya Tuhan aku kenapa?" tanya Amel sambil memegang dadanya, jantungnya berdebar-debar.
Tiba-tiba ponselnya yang ia simpan diatas meja bergetar, tanda ada pesan masuk. Dengan cepat Amel meraih ponselnya dan membuka pesan.
Jantungnya semakin berdebar diiringi pipinya yang kian memanas.
Johan baru saja mengiriminya pesan.
"Selamat sore Mba Bunga. Apa kabar?"
Sial, Amel tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Dengan senyuman cerah ia mendekap erat ponselnya, lalu setelah merasa siap ia kembali berhadapan dengan layar ponselnya bersiap menjawab pesan Johan.
Oh .... bukanlah laki-laki itu sedang bekerja? Kenapa malah asik bermain ponsel dan menghubungi dirinya.
Tbc
Wawww Johnny ganteng banget, aku jadi mau nangis liatnya.Btw kalo kalian suka dan menikmati cerita ini silahkan vote, komen dan masukan cerita ini ke library kalian.
Satu vote dan satu komen sangat berarti buat aku, itu tandanya kalian juga sudah mengapresiasi karya aku.
Thank you and stay healthy yorobun.
KAMU SEDANG MEMBACA
METANOIA
FanfictionMETANOIA {Greek} (n.) the journey of changing one's mind, heart, self, or way of life Johan tahu kalo menaklukan hati seorang Camelia bukanlah perkara yang mudah. Sementara itu Camelia masih berusaha melawan keraguannya, merasa bahwa dirinya belum...