-14-

562 135 44
                                    

Amel tadi pagi pamit untuk bertemu dengan Nadia, sahabatnya. Sekian lama tidak pernah bertemu tanpa sadar ia menghabiskan waktu sampai sore hari. Sampai rumah betapa terkejutnya Amel mendapati tiga laki-laki, Chandra, Junio dan Johan serta Namira sibuk membuat dapur berantakan.

"Amel udah pulang rupanya." kata Chandra dengan cengiran khas seperti tanpa dosa.

"Kalian lagi ngapain?"

"Tante Amel, kita lagi masak. Nih Om Johan ikut bantuin. Nanti makan malem bareng sama kita."
Amel sudah mau tepuk jidat saja, ia paling tidak bisa melihat dapur berantakan.

"Kak Amel, ini cuma simulasi nanti kalo Kak Amel nikah, aku sama Kak Chandra bakal mengambil alih urusan dapur."

Johan sudah senyum-senyum sendiri seperti orang gila, secara tidak langsung ia sudah mendapat restu keluarga Amel.

"YA TUHAN! Mau masak tempe sama tahu goreng aja sampai berantakan kayak gini. Junio itu tempenya dibalik dulu, Kak Chandra motong bawang aja masih nangis. Johan, kalo mau ngulek sambil isi garem dikit biar agak gampang nguleknya."

Jadilah Amel juri masterchef dadakan, Chandra dan Junio memang paling mentok bisa masak nasi, mie instan sama telur goreng, selain itu masakan mereka masih belum bisa dipercaya tingkat kematangan dan rasanya.

"Kalo gitu aku bakalan di sini liatin kalian masak."

Namira yang sudah melihat tantenya dalam mode galak perlahan-lahan mundur, lebih baik ia main saja dengan boneka Barbie. Sedangkan ketiga laki-laki itu tiba-tiba merasa suasana menjadi tegang, tatapan Amel sukses mengintimidasi.

Akhirnya setelah sekian lama berkutat di dapur ditambah omelan Amel yang panjang seperti kereta api, hidangan sederhana sukses tersaji di meja makan. Ada tempe dan tahu goreng, capcay, ayam krispi dan sebakul nasi serta sambal terasi.
Hanya hidangan sederhana, kalo lebih heboh dari itu mohon maaf kemampuan trio laki-laki itu memasak belum jago.

"Kalo lain kali mau masak lagi liat resep di youtube atau di cookpad kan banyak tuh yang simple-simple."

"Terus kalo masak, dicicip dulu sebelum dikasi ke orang lain. Biar gak malu-maluin."

Amel mengomel-ngomel lagi sambil menyendok nasi untuk saudara-saudaranya serta Johan.

"Jo, tau sendiri kan sekarang Amel aslinya kayak gimana. Tukang ngomel udah kayak ibu-ibu, padahal niatnya kita kan baik mau bikin kejutan."

"Bang Chandra bisa aja, namanya juga perempuan."

Amel memutar bola matanya malas, memang Chandra ini jago sekali mengumbar aibnya.

Makan malam itu berjalan dengan lancar, sesekali mereka melempar candaaan ringan. Johan cepat sekali akrab dengan keluarga Amel, seperti mereka sudah berkerabat sejak lama.

Bisa dibilang Johan adalah teman laki-laki pertama yang Amel kenalkan ke keluarganya, kenal dalam artian lebih dekat seperti saat ini. Bukan hanya kenal sekedar tau nama atau bertukar sapa.

Amel kagum bagaimana Johan bisa cepat berbaur dalam setiap suasana, seperti tanpa celah. Seperti tidak ada topik obrolan yang terlewati. Amel kadang ingin seperti itu, ia sendiri kadang susah sekali untuk sekedar membuka obrolan.



Hari semakin malam, Johan mengajak Amel keluar sebentar untuk mencari minuman dingin di minimarket terdekat.

Suasana jalanan terasa sepi, Johan sibuk menendang-nendang kerikil hingga akhirnya ia berani untuk membuka suara terlebih dahulu.

"Mel?"

"Kenapa, Jo?"

"Aku harap kamu gak marah kalo aku ngomong sekarang."

"Santai aja kali, ngomong mah ngomong aja Jo."

"Kita udah jalan lumayan lama, aku kenal keluarga kamu, kamu kenal keluarga aku bahkan kamu mau rawat aku pas aku sakit. Aku ngerti alasan kamu kalo kamu pengen kita kayak gini dulu. Tapi Mel, apa kamu gamau meng-upgrade hubungan kita buat lebih dari teman?"

Tenggorokan Amel tiba-tiba kering sendiri, sama sekali tidak menyangka kalau hari ini adalah waktunya.

"Aku cuma gamau bikin orang-orang di sekitar kita salah paham, kita udah sering kesana-kemari bareng tapi ternyata cuma temen."

"Mel, tujuan hari ini aku dateng ke rumah kamu bukan cuma sekedar masak sama makan bareng. Aku kesini mau minta ijin sama saudara-saudara kamu. Aku serius, Mel."

"Jo..."

"Camelia, kamu mau jadi pacar aku?"



Tbc

Hola

Selamat hari raya Idul Fitri untuk kalian yang merayakan. Mohon maaf jika ada tulisan saya yang salah 🙏🙏🙏

*bonus pict


*ekspresi Johan pas nembak Amel


*keadaan Amel saat ini (dugun-dugun)

METANOIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang