-25-

442 106 22
                                    

"Jo, aku takut." ringis Natasha sambil menggenggam tangan Johan. Ia baru saja turun dari mobil sampai di hotel yang dipesankan oleh Johan. Karin yang memang ikut mengantar Natasha hanya sanggup memutar bola matanya malas, lelah dengan tingkah laku ibu hamil yang satu ini.

"Kamu gak perlu takut Nat, dia itu suami kamu. Kamu harus selesaikan masalah kalian baik-baik. Inget kata aku, jangan bilang kamu ke sini buat ketemu aku. Aku gak mau bikin masalah di hubungan kalian maupun hubungan aku. Aku pikir ini adalah keputusan yang paling bijak yang bisa aku ambil."

"Tapi Jo, aku gak mau kembali lagi sama dia. Dia itu tukang selingkuh Jo."

"Bicarakan ini baik-baik sama keluarga kamu Nat, ini demi kebaikan kamu dan calon anak kamu."

"Kamu gak bisa bantu aku, Jo?"

"Cuma ini yang bisa aku bantu buat kamu Nat, aku bantu kamu sebagai teman. Kita mungkin pernah mencintai, tapi itu dulu. Aku sekarang udah punya pacar, aku gak tau gimana reaksi dia kalau tau aku lagi bantuin mantan pacar aku. Tolong ngertiin aku juga, Nat."

"Aku gak punya siapa-siapa lagi, Jo. Aku pengen cerai tapi aku takut ayah dan ibu aku nanti kecewa sama aku." kata Natasha sambil menangis.

Johan mencoba tetap sabar, "Nat, aku emang belum pernah menikah. Tapi setiap rumah tangga pasti pernah tertimpa masalah, bukan? Aku bukan bermaksud menggurui kamu, tapi Tuhan pasti benci dengan kata perceraian. Setidaknya coba pertahankan, apa kamu mau anak kamu nanti gak punya ayah?"

Natasha menggeleng menjawab pertanyaan terakhir Johan.

"Sekarang kamu masuk Nat, kamu sudah hubungi suami kamu?"

"Sudah Jo."

"Kalo gitu aku sama Karin mau pulang. Kamu inget berdoa sama Tuhan, semoga Tuhan memberikan petunjuk."

"Iya Jo, makasi banyak."

Johan tersenyum, "Natasha, let me hug you." tiba-tiba saja Johan mengatakan hal itu yang sontak saja membuat Natasha maupun Karin yang sejak tadi memperhatikan terkejut.

Johan merentangkan tangannya, memberikan pelukan kepada Natasha. Perempuan itu menerima pelukan Johan.

"Aku tau ini susah buat kamu Nat, aku di sini sebagai teman kamu. Kamu yang kuat, inget hidup kita masih panjang."

"Makasi banyak Jo, makasi banyak. Aku gak tau lagi aku bakalan kayak gimana kalo gak ada kamu." ucap Natasha sambil menangis di pelukan Johan. Ia tidak pernah menyesal pernah menjadi kekasih laki-laki ini. Johan begitu sempurna untuk dirinya yang begitu banyak kekurangan.

Natasha melepas pelukannya, "Kalau gitu aku masuk dulu. Sekali lagi makasi banyak Jo."

"Sama-sama Nat."

Natasha sudah beranjak masuk ke dalam hotel. Johan dan Karin kembali ke dalam mobil untuk pulang.

"Kakak masih sayang sama Kak Natasha? Kenapa Kakak mau repot-repot ngurusin dia?" tanya Karin.

"Karin, Kakak sama Natasha pernah pacaran lama, susah buat Kakak tiba-tiba gak peduli kalau tau dia lagi ada masalah apalagi sampai datang ke rumah kita. Kalau ditanya sayang atau nggak, ya jelas Kakak masih sayang tapi sayang sebagai teman atau sahabat. Bagaimanapun dia bagian dari masa lalu Kakak."

"Terus Kak Amel gimana? Kakak mau cerita soal Kak Natasha?"

"Nanti Kakak bakalan cerita, biar dia dengar ceritanya dari Kakak sendiri. Kamu makanya jangan ngasal pilih pacar, pacaran itu buat bikin kita bahagia bukan buat bikin kita nangis. Kakak gak mau ya nanti liat kamu nangis-nangis gara-gara cowok. Kalo ketahuan mau Kakak betot aja kepala cowok yang bikin kamu nangis."

"Mulai deh, jangan protektif banget lah Kak nanti cowok gak ada yang mau sama aku."

"Halah bilang gak ada yang mau, itu si Hanif sama Dino sering lewat depan rumah nanyain kamu kalo liat Ibu nyiram taneman."

"Itu artinya aku cantik, makanya banyak yang mau."

"Dih kepedean."

Keduanya lantas tertawa, hari ini hari yang benar-benar panjang untuk Johan. Ia berpikir keras, bagaimana caranya memberitahu Amel perihal Natasha tanpa menimbulkan kesalahpahaman. Amel memang menjadi salah satu perempuan penting dalam hidup Johan, tapi Natasha juga pernah menempati posisi yang sama. Johan tahu Amel mungkin mengerti situasi yang ia hadapi, tapi tetap saja Johan merasa khawatir.




Tbc

Hola...

Maaf ya seminggu lebih gak update, dari akhir bulan sampe minggu pertama bulan ini tuh lumayan sibuk. Sibuk = susah nyari ide.

Aku usahakan biar update tepat waktu, setidaknya seminggu sekali. Biar cerita ini cepet kelar heheheh.

Dah itu aja, jangan lupa vote komen dan masukan cerita ini ke library kalian. Follow aku juga boleh.

Aku ada akun twitter khusus buat promosi wattpad, bisa follow juga nanti aku follback @yeogin_summer.

See you

*bonus pict

*bonus pict

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Johan driving a car or Johan driving me crazy 😭

Johan driving a car or Johan driving me crazy 😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Karina emang cantik


Amel muncul next chapter

METANOIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang