"Johan, Abang mau ngomong serius sama kamu."
Chandra yang selalu bobrok tiba-tiba ingin bicara serius mampu membuat Johan deg-degan, bukan karena suka tapi karena takut. Amel sedang keluar dengan Namira, jadi yang ada di rumah ini hanya Chandra dan Junio. Kebetulan sekali Chandra mengajak Johan untuk minum kopi karena dua laki-laki ini sudah layaknya bapak-bapak karena maniak kopi.
"Ngomong aja Bang, saya siap dengerin."
"Ehem..."
Johan susah menelan ludahnya sendiri, padahal Chandra cuma berdeham.
"Kamu serius sama adik saya?"
"Saya serius Bang."
"Saya sebagai kakak tertua bertanggung jawab dan bertugas mengawasi adik-adik saya mengingat orangtua kita yang ada di luar kota. Saya senang Amel bisa dekat sampai berpacaran sama kamu."
"Makasi Bang."
"Cuma saya akhir-akhir ini merasa bersalah sama Amel. Saya kayak menekan dia buat cepet-cepet nikah padahal saya tahu Amel trauma melihat nasib pernikahan pertama saya. Amel juga pernah diselingkuhin, mungkin itu yang bikin dia agak takut menjalin hubungan."
"Saya restui kamu Jo, tapi kalo kamu niatnya cuma main-main mending mundur aja dari sekarang."
"Saya serius Bang, malahan saya mau giat kerja buat modal nikah."
"Bagus." ucap Chandra sambil menepuk pundak Johan.
"Jangan ikutin jejak Abang, nikah muda boleh tapi harus sudah siap semuanya. Entah itu dari mental, finansial, sampai komitmen gimana kamu ngurus anak nantinya. Mending kalau belum siap tunda dulu punya anak. Saya juga kasihan sama anak saya, sejak kecil tinggal dengan ibunya, sekarang harus tinggal sama saya. Kasih sayang orangtua cuma di dapat setengah-setengah. Masih syukur ada Amel yang menggantikan peran ibunya, tapi sampai kapanpun sosok ibu gak akan pernah terganti."
"Saya ngerti Bang, saya juga dari kecil ditinggal ayah saya pergi ke Jepang. Mau tidak mau selain menjadi kakak saya juga berperan sebagai ayah buat adik saya."
"Kalau begini saya tidak perlu khawatir lagi, saya percayakan Amel ke kamu. Nanti kalau ada waktu saya ajak kamu ke kampung, biar saya kenalkan ke orangtua saya."
"Apa gak terlalu kecepetan Bang?"
"Gapapa, orangtua saya juga ngebet punya mantu."
Lagi-lagi Johan tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.
Memang kalau sudah jodoh tidak akan kemana.Lama mereka berbincang akhirnya Amel datang bersama Namira.
"Loh Johan kok gak bilang mau datang kesini?"
"Gapapa, aku tadi habis ketemu sama temen-temen terus niatnya mampir sebentar."
"Kak Chandra gak ada ngomong aneh-aneh kan sama kamu?"
"Nggak ada kok, kita cuma ngomong masalah laki-laki."
"Mel, takut banget sih. Kakak kamu ini gak bakalan gigit pacar kamu. Yaudah Kakak masuk dulu, sini nak sekarang main sama Ayah."
Chandra masuk ke dalam rumah sambil menggandeng Namira, meninggalkan Amel yang kini hanya berdua di teras rumah.
"Kamu ngapain ke sini?"
"Kangen kamu."
"Dih gombal."
"Gombal ke pacar sendiri gapapa kali."
Amel hanya mendengus, lalu teringat akan suatu hal.
"Kemarin aku belajar bikin kukis, kamu mau coba gak? Ini ngopi gak ada camilannya?"
"Mau dong. Tadi cuma dibuatin kopi aja sama kakak kamu, gatau diri banget dong kalo minta camilan."
"Tunggu bentar ya, aku ambilin."
Johan mengangguk, Amel masuk ke dalam rumah, tidak lama kemudian perempuan itu datang membawa kaleng kukis dan tas kecil.
"Ini buat kamu, dan ini ada kukis juga di dalam tas. Buat Karin sama ibu kamu."
"Makasi, ini aku cobain."
Johan perlahan membuka toples, mengambil satu kukis dan mulai memakannya.
"Ini enak banget Mel. Gak kalah dari buatan ibu aku."
"Makasi, aku diajarin ibu juga."
"Lain kali main ke rumah aku ya Mel. Ibu suka masak sama bikin kue, tapi Karin gak hobi masak. Kasian ibu aku gak ada temen."
"Nanti kalo ada waktu aku ke rumah kamu."
Johan tersenyum, lalu melanjutkan untuk makan kukis buatan Amel. Apa lagi yang tidak dimiliki Amel? Dia cantik, pintar masak, pandai mengurus rumah dan punya pacar yang tampan. Kalau kata tetangga mah, Amel ini sudah masuk kategori mantu idaman.
Tbc
Halo....
Aku gak bakalan bosen mau ngucapin terima kasih buat kalian yang sudah membaca sampai sejauh ini 🙏🙏🙏
Jangan lupa vote, komen dan masukin cerita ini ke library kalian. Kalo mau, boleh juga follow aku.
Satu vote dari kalian sangat berarti buat aku.See you...
*Bonus pict
Johan dan Mas Chandra
KAMU SEDANG MEMBACA
METANOIA
FanfictionMETANOIA {Greek} (n.) the journey of changing one's mind, heart, self, or way of life Johan tahu kalo menaklukan hati seorang Camelia bukanlah perkara yang mudah. Sementara itu Camelia masih berusaha melawan keraguannya, merasa bahwa dirinya belum...