-17-

522 126 28
                                    

Johan benar-benar mengajak Amel untuk berkunjung ke studio tempatnya bekerja.

Disini Amel, duduk dihadapan Johan dan Julian yang sedang melakukan siaran. Amel berusaha keras untuk tidak menimbulkan suara ketika mereka sedang bicara di depan mic.

Amel kagum melihat betapa seriusnya Johan yang tengah sibuk membaca naskah. Laki-laki itu jauh terlihat lebih tampan.

"Gimana Mel? Kamu mau kirim-kirim salam gak?" tanya Johan. Ia bisa leluasa bicara saat ada lagu yang sedang diputar.

"Ngapain ngirim salam, toh orang yang dikirim salam udah ada disini." jawab Amel.

Julian hanya  bisa tersenyum kecut, bosan melihat dua orang yang lagi kasmaran. Dunia terasa milik berdua, Julian cuma ngontrak.

"Plis lah, hargai gue yang jomblo ini. Kalian kalo mau pacaran di luar aja."

"Sirik aja jomblo."

Johan tidak bisa menahan tawanya, bahkan saking lamanya tertawa sampai ia harus memegangi perutnya yang sakit.

Lucu sekali melihat Julian yang teraniaya oleh ucapan savage dari Amel.

Entah kenapa sekarang Johan merasa bahwa Amel semakin terbuka, perempuan itu tidak ragu untuk menunjukan sisi lain dari dirinya.

Seperti saat ini, Julian dan Amel padahal baru pertama kali bertemu tapi mereka sudah adu mulut layaknya sahabat lama. Johan tidak masalah akan hal itu, ia menganggap Julian sudah layaknya saudara, ia tidak cemburu apabila Julian cepat akrab dengan Amel.

"Oke untuk mengakhiri siaran hari ini, kami akhiri dengan lagu dari vocalist utama EXO, Chen dengan lagunya yang berjudul Beautiful Goodbye."

"Sampai jumpa di siaran selanjutnya buat seluruh nctzen yang setia mendengarkan siaran kami. Jangan lupa jaga kesehatan kalian. Bye."

Siaran hari ini berjalan lancar seperti biasanya, bedanya hari ini Johan siaran ditemani oleh Amel.

"Seneng gak?"

"Seneng banget dong. Biasanya cuma bisa dengerin doang tapi sekarang bisa liat langsung gimana kamu siaran."

Johan tersenyum, lalu mengusap pelan rambut Amel. Julian sudah lebih dulu keluar dari ruangan siaran, katanya ia sudah lelah jadi baygon alias obat nyamuk.

"Kalo boleh tahu ini radio punya siapa?" tanya Amel.

"Radio ini punya keluarga temen aku, kamu liat kan cowok yang ada di depan? Itu Tama, dia yang diberi kepercayaan oleh orangtuanya buat ngelola radio ini."

"Oh gitu, kamu udah dari lama kerja disini?"

"Ada sekitar tiga tahun lalu. Kita seangkatan sama Tama, lulus kuliah Tama ngajakin aku buat ngebantu bikin radio ini lebih kekinian. Tahu sendiri kan kalau radio identik dengan jadul, apalagi sekarang banyak platform music digital. Makanya kami juga punya inisiatif ngerekam siaran setiap hari terus diedit, nantinya di upload kita jadiin podcast."

"Setahun kemudian Jaehyun lulus kuliah, gakuat nganggur terus jadi partner resmi aku siaran deh. Tama cuma jadi orang dibalik panggung."

Amel mengangguk, mengerti dengan cerita Johan.

"Jo, aku mau jujur."

"Jujur kenapa? Kalau kamu suka aku dari dulu?"

"Iya."

Niat Johan hanya bercanda, ia tidak pernah berpikir kalau Amel menyukainya dari lama. Bukankah mereka baru pertama kali bertemu di acara rapat sekolah?

"Kamu becanda Mel."

"Nggak Jo, aku suka kamu dari dulu. Memang aku gak pernah tatap muka langsung sama kamu. Tapi aku suka dengerin suara kamu."

"Dua tahun terakhir ini aku rutin dengerin siaran kamu, sampai waktu itu aku sadar bahwa kamu dengan Johan penyiar radio NCT itu sama. Jujur aku gabisa nyembunyiin kebahagian aku."

"Jo, aku cheesy banget ya?"

Johan menggeleng, lalu meraih kedua tangan Amel.

"Mel, kalo boleh memilih, aku yang bakalan suka sama kamu lebih dulu. Aku gak nyangka banget kalo kamu mengenal aku lebih dulu walaupun itu cuma lewat suara. Makasi banget Mel, selama ini selalu dengerin aku."

Amel tersenyum,"Aku seharusnya berterima kasih, kamu selalu ada di waktu-waktu tersulit aku."

Terkadang dunia ini terasa sangat sempit. Bahkan ada orang yang bilang kalau dunia ini bak selebar daun kelor.






Tbc

Halo semuanya....

Ini aku update gantiin chapter yg seharusnya aku update hari rabu. Besok aku update lagi >_<

Mau minta tolong rate cerita ini dengan skala 1-10.

Apa kalian bakalan ngerekomendasiin cerita ini ke orang lain?

Ini akan jadi acuan buat aku terus belajar ngembangin tulisan aku.

Thank you.

*bonus pict

*bonus pict

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
METANOIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang