"Mel sekarang jok motornya gak sempit lagi."
Iya gak sempit soalnya motor yang dibawa Johan tuh Vario bukan Beat lagi . Memang keluarganya Johan itu fanatik banget sama brand kendaraan, katanya harus merk Honda. Eit eit eit ini bukan promosi.
"Kamu gapapa kan aku ajak jalan naik motor terus?"
"Santai aja kali Jo, enak kan gini dapet AC alami."
"Aku kadang insecure mau ngajak jalan cewek tapi gapake mobil."
"Loh kenapa insecure? Kalo mereka mau jalan karena kamu make mobil, berarti dia niat jalan sama mobilnya, bukan kamu. Ih aku ngomong apa sih."
Johan terkekeh, "Berarti kamu beneran pengen jalan sama aku dong Mel, bukan sama motor aku."
Amel langsung tersipu malu, menundukan wajah agar tidak terlihat dari spion. Dia salah bicara yang berujung membuat dirinya salah tingkah.
"Apaan sih." ucapnya sambil menepuk pundak Johan pelan.
"Pegangan dong Mel."
"Ini udah Jo." Sahut Amel sambil mengeratkan pegangan tangannya di jaket Johan.
"Bukan kayak gitu Mel, tapi kayak gini."
Johan menarik tangan Amel untuk melingkari perutnya.Asem, Amel makin salah tingkah.
"Kalo pegangannya di jaket aku doang gak bakalan aman kalo aku tiba-tiba ngerem mendadak atau ngebut."
"Ya makanya jangan ngebut sama ngerem mendadak."
"Suka-suka aku dong Mel, ini kan motor aku, aku yang bawa juga."
Amel memutar bola matanya malas, memang susah kalo ngelawan Johan ngebacot.
"Jadi kita mau kemana?" tanya Johan seraya melajukan motornya pelan.
"Kemana aja asal sama kamu~~"
"Amel udah pintar ngegombal ya ternyata, siapa sih yang ngajarin?"
"Kak Chandra."
"Oh pantesan."
Keduanya diam sesaat, Johan berkendara dengan kecepatan normal, tidak terlalu lamban tidak terlalu cepat. Angin sore ini begitu segar karena baru saja diguyuri hujan.
"Jo ..."
"Hm ..."
"Jadi kita mau kemana?"
"Mau ke akuarium."
"Serius?"
"Serius, sekali-kali jangan makan mulu. Nanti kamu ngomel-ngomel gendutan gara-gara sering jalan sama aku."
"Aku gak gendut ya."
"Ya makanya aku nggak ngajak kamu makan biar kamu gak gendut Amel."
30 menit berkendara akhirnya mereka sampai di akuarium terdekat di kota ini.
"Kamu udah pernah kesini Mel?" tanya Johan sambil menerima helm dari tangan Amel.
"Udah waktu itu nganterin ponakan aku."
"Kalo sekarang kan beda Mel, kamu jalannya sama aku."
"Iya-iya Johan buruan jangan ngegombal mulu." ucap Amel sambil mendorong punggung Johan. Laki-laki itu lagi-lagi tertawa melihat kelakuan Amel.
Amel memang bukan tipe wanita yang mempan digombalin pake gombalan receh.
Johan mengantre membeli tiket masuk sedangkan Amel dibiarkan menunggu tidak jauh dari antrean.
KAMU SEDANG MEMBACA
METANOIA
FanfictionMETANOIA {Greek} (n.) the journey of changing one's mind, heart, self, or way of life Johan tahu kalo menaklukan hati seorang Camelia bukanlah perkara yang mudah. Sementara itu Camelia masih berusaha melawan keraguannya, merasa bahwa dirinya belum...