-15-

575 137 70
                                    

"Camelia, kamu mau jadi pacar aku?"

Amel terdiam, tanpa sadar mereka sudah sampai di depan minimarket.

"Jo, kita masuk dulu ya. Katanya mau beli minum."

Johan menahan tangan Amel, mencegah perempuan itu masuk.

"Jawab aku dulu Mel."

"Jo, aku lagi deg-degan. Ayo beli minum dulu, kamu mau aku mati kena serangan jantung?"

Laki-laki itu hanya bisa terkekeh, terlalu gemas dengan tingkah Amel. Perlahan Johan melepas tangannya yang masih menahan Amel untuk masuk.

Amel terburu-buru pergi ke lemari pendingin, bisa-bisanya Johan mengajaknya berkencan begitu saja.

Setelah membayar minuman mereka, Johan mengajak Amel untuk duduk di bangku yang memang selalu disediakan di depan mini market. Di bangku ini pula ia bertemu lagi dengan Amel pasca pertemuan pertama mereka di sekolah. Ah ... memikirnya saja membuat Johan ikut deg-degan.

"Jo, emang kenapa kamu suka sama aku? Aku ini kuper, kudet gak kayak cewek yang lain. Aku hobinya diem dirumah."

"Loh memangnya kenapa kalau kamu lebih sering diem dirumah? Mel, semua perempuan punya pesonanya masing-masing, termasuk kamu. Kamu nanya aku kenapa aku suka sama kamu? Itu karena pesona kamu sendiri Mel yang buat aku suka sama kamu."

"Gombal."

"Serius ini Mel. Dari awal aku ketemu kamu di sekolah waktu itu, aku mikir masih ada ya perempuan yang rela ke sekolah adiknya buat ambil rapot, padahal yang ambil rapot biasanya orangtua semua. Dari situ aku mikir kamu itu berbeda."

"Berbeda apanya?"

"Kamu terlihat dewasa Mel."

Johan menatap Amel tepat di mata perempuan itu.

"Jadi gimana, kamu mau jadi pacar aku? Mel aku gak janji bikin kamu selalu bahagia, tapi aku akan terus berusaha. Kalau kamu mau dukung aku, kita berjuang bersama-sama. Usia kita bukan untuk main-main lagi."

"Aku mau Jo."

Senyuman manis langsung terukir di bibir Johan, Amel pun sama.

"Makasi Mel."

Malam itu resmi sudah, Amel dan Johan menjadi sepasang kekasih.

◇◇◇


Keesokan harinya ....

Sore ini Johan memang berniat mampir sebentar ke rumah Amel. Ia menyapa Chandra yang memang standby di studio fotocopynya bersama Namira serta satu pegawai baru. Ia tidak melihat Amel disana, maka dari itu ia masuk ke dalam rumah dan melihat Junio yang baru saja keluar lengkap dengan ransel di punggungnya.

"Junio, Kak Amelnya ada?"

"Kak Amel ada di dalem, masuk aja Kak. Aku mau les dulu . Oh iya, Kak Amel lagi ada tamu bulanan, mungkin agak galak dikit. Kak Johan, aku berangkat dulu."

Johan menelan ludahnya, segera ia masuk ke dalam rumah tersebut. Langsung saja ia mengetuk pelan pintu kamar Amel.

"Mel, ini aku Johan. Boleh masuk?"

"Masuk aja Jo, gak dikunci." jawab Amel dengan suara lemah.

Johan masuk, membiarkan pintu tetap terbuka.

"Junio bilang kamu lagi haid, apa ada yang sakit? Karin kalo lagi haid suka sakit perut sama pinggang."

Amel yang masih tengkurap menoleh sebentar, bisa dilihat kalau sekarang Johan sangat khawatir.

"Udah agak mendingan kok, udah aku kompres pake air anget."

"Boleh aku ikut duduk?"

Amel mengangguk, menggeser sedikit badannya. Kini Johan duduk di tepi ranjang.

"Mel maaf ya, tapi Karin kalo lagi kram suka diginiin." Johan meminta ijin sebentar, ia memukul-mukul pelan pinggang Amel. Cara ini memang sedikit mengurangi rasa sakit akibat haid.

(contoh visualisasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(contoh visualisasi. Cr: drama Go Back Couple)

Amel merasa sakitnya agak mereda, perlahan matanya terlelap, sudah sangat lelah menghadapi rasa sakit sejak pagi.

"Tidur yang lelap, Mel." ucap Johan sambil mengusap pelan rambut Amel.

Johan awalnya tidak percaya kalau hubungannya dengan Amel akan berjalan sejauh ini. Ia tidak menyangka akan melihat sisi Amel yang lemah. Amel yang biasanya terlihat mandiri dan dewasa, hari ini terlihat lemah menghadapi rasa sakit yang selalu menghampiri setiap bulan.

Sejak melihat Ibunya dan Karin yang juga menanggung sakit setiap bulan, membuat Johan berkomitmen untuk berusaha tidak pernah menyakiti hati perempuan, bagaimanapun perempuan adalah sosok yang harus disayangi bukan untuk disakiti.







Tbc

Hola....

Aku balik lagi... seneng deh makin banyak yang respon cerita ini. Awalnya udah hopeless banget bakalan gk ada yg baca ㅜㅡㅜ

Thank you yang udah setia ngikutin sampe chapter ini. Peringkat cerita ini juga makin hari makin naik.

Ciao

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ciao

*bonus pict

*bonus pict

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
METANOIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang