-24-

464 117 28
                                    

Setelah menginap selama satu malam, siang harinya setelah makan siang Chandra, Amel dan Johan memutuskan untuk kembali ke kota meninggalkan Junio dan Namira yang akan menghabiskan masa liburan mereka disini.

Johan bicara banyak hal dengan orangtua Amel, mereka masih ramah. Begitu pula dengan kakek dan nenek Amel yang menyambutnya dengan baik.

"Nak Johan, lain kali kalau ada waktu ikut lagi ke sini ya."

"Iya Om, lain kali pasti saya ke sini lagi. Nanti kalau Om atau Tante ke kota jangan lupa mampir ke rumah saya."

Ketiganya lantas mulai memasuki mobil, melambaikan tangan dan mobil yang dikendarai Chandra mulai keluar dari pekarangan rumah.

"Kamu seneng di sini Jo?" tanya Amel.

"Seneng sih, adem gitu tempatnya."

"Kalau kamu mau tahu Jo, kamu pacar pertama Amel yang diajak ke sini. Oka aja gak pernah ikut ke sini." kata Chandra.

"Saya jadi merasa spesial Bang. "

"Spesial kamu kira martabak." celetuk Amel yang membuat Chandra dan Johan tertawa.

Perjalanan mereka diselingi dengan candaan dan kadang duo jangkung itu mulai berkaraoke menghilangkan rasa kantuk. Mereka sampai menjelang petang. Johan pamit pulang ingin langsung beristirahat.

Sampai di rumah Johan dikejutkan oleh kehadiran seorang perempuan. Ada ibunya dan Karin yang duduk di samping perempuan itu.

"Johan." perempuan itu adalah Natasha, mantan pacar Johan. Natasha menangis lalu bangkit dari duduknya dan langsung memeluk Johan.

Karin dan ibunya tak bisa berkata-kata.

"Kamu kenapa? Ngapain kamu di sini Nat?"

"A-aku takut Jo." jawabnya terbata-bata.

"Takut kenapa?" Johan mulai bertanya pelan-pelan.

"Natasha, ayo duduk dulu. Johan baru datang dari perjalan jauh. Biar dia istirahat sebentar lalu kita bicarakan lagi masalah kamu." ucap Ibu Suharsono, setelah itu baru Natasha mau melepas pelukannya dari Johan.

Johan pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri, tidak berselang lama ia kembali ke ruang tamu, menghampiri Natasha yang matanya masih sembab karena menangis.

Sebenernya Johan lelah sekali dan ingin beristirahat, tapi Natasha ada di sini dan ia yakin kalau permasalahannya cukup serius.

Natasha dan Johan menjalin hubungan cukup lama, mereka bertemu di bangku SMA saat sama-sama menjadi penyiar radio sekolah. Hubungan mereka bertahan sampai satu tahun setelah mereka melanjutkan untuk kuliah. Hubungan mereka kandas karena keduanya terlalu sibuk. Natasha juga cemburu karena Johan sering mendahulukan Karin daripada dirinya.

"Nat, coba jelasin kamu kenapa?"

"Aku hamil Jo."

Johan diam, Ibu maupun Karin sudah mendengar ini lebih dulu sebelum Johan pulang.

"Siapa yang hamilin kamu?"

"Suami aku." jawab Natasha sambil menangis.

"Kamu hamil sudah ada suami Nat, apa yang perlu dipermasalahin?"

"Suami aku selingkuh Jo." tangisnya semakin pecah.

Natasha menikah secara tertutup, bahkan Johan sendiri tidak tau perihal ia sudah menikah. Yang Johan tahu kalau setelah putus Natasha menjalin hubungan dengan laki-laki pilihan orangtuanya. Setelah menikah Natasha ikut suaminya bekerja di luar kota.

"Aku kabur ke sini, ayah aku sakit keras. Aku gamau beliau tahu tentang keadaan aku saat ini. Aku takut Jo."

Johan meremas rambutnya pelan.
"Nat, ini bukan keputusan yang bagus. Kamu lari dari masalah, kamu lari dari suami kamu. Ini nanti akan menimbulkan masalah baru, bukan cuma kamu tapi aku dan keluarga aku mungkin bakalan terlibat."

"Dengan kamu lari ke sini, ke rumah mantan kamu, bikin masalah makin keruh."

"Jo, aku mohon ijinin aku nginep di sini semalam aja. Aku mohon Bu, Karin."

"Biarkan Johan yang memutuskan Natasha." ucap Ibu.

"Gini Nat, aku gak bisa terlibat dalam urusan rumah tangga kamu. Ini belum terlalu malam, biarin aku pesenin kamu kamar hotel. Kamu hubungin suami kamu, biar dia jemput kamu besok. Bilang kalau kamu pergi ke rumah temenmu, nanti aku dan Karin yang bakalan nganterin kamu ke hotel."

"Tapi Jo ..." ucap Natasha dengan wajah memelas, tangannya kini meraih tangan Johan.

"Cuma ini yang aku bisa buat bantuin kamu Nat. Sekarang ada hati lain yang harus aku jaga. Aku minta maaf banget."

Natasha menangis lagi, hanya bisa menuruti perkataan Johan. Benar, ia kemari hanya datang membawa masalah.







Tbc


Hola...

Apa kabar?

Akankah Johan oleng?
Kita lihat saja pemirsa, setelah Amel mengungkap masa lalunya sekarang giliran Johan.

Oke sampai jumpa next chapter, mohon maaf aja kalo ceritanya ngebosenin.

Jangan lupa vote, komen dan masukan cerita ini ke library kalian.

Thank you untuk 3k views.

Adios

*bonus pict

*bonus pict

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Natasha 

METANOIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang