Seminggu setelah hari pernikahan mereka digelar, Johan dan Amel memutuskan untuk pergi berbulan madu di sebuah resort di kawasan kepulauan.
Johan sengaja memilih kamar yang berhadapan langsung dengan pantai.
Pernikahan mereka diadakan secara sederhana, hanya dihadiri keluarga dan kerabat dekat. Memang sudah keinginan mereka berdua, karena mereka pikir biaya untuk pesta bisa dialihkan untuk kebutuhan mereka kedepannya.
Usaha Johan yang dirintis dengan teman-temannya berjalan dengan baik, laki-laki itu kini bisa memiliki hunian yang siap ia tempati bersama Amel. Bukan rumah yang mewah, setidaknya bisa menjadi tempat berlindung yang aman untuk Amel dan buah hatinya kelak.
Posisinya sebagai penyiar radio bersama Julian kini diganti oleh Junio dan Hendra.
"Mel, kamu mau sarapan apa? Biar aku pesenin, kamu diem aja." tanya Johan yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Amel masih setia bergelung di balik selimut, enggan untuk bangkit dari tempat tidur.
"Aku makannya nanti digabung sama makan siang aja Jo, aku masih mau tidur."
"Makan dikit aja Mel, kamu baru aja kehabisan energi, setidaknya makan sedikit."
"Yang bikin aku capek siapa, hah?"
Amel sepertinya tidak kehabisan energi karena buktinya ia masih bisa mengomel.
"Lah katanya it was amazing. Jadi gak bisa nyalahin aku dong."
"Bodo, aku mau tidur lagi Jo."
Johan gemas sendiri, bagaimana Amel bisa begitu menggemaskan hanya dengan mengomel tidak jelas.
"Mel, ayo bangun. Ayo ke pantai, masa udah jauh-jauh ke sini gak liat sunrise."
"Jo, ini udah siang, gimana mau liat sunrise?"
"Pokoknya ayo ke pantai."
Malas berdebat, Amel akhirnya bangkit dari tempat tidur dan segera membasuh diri. Selesainya mandi ia menemukan Johan yang sudah siap dengan sarapan di kamar mereka.
"Ayo sarapan Mel, serius makanannya enak banget."
"Kamu gak nungguin aku?"
"Hehehe aku nyicip dikit. Ayo duduk, aku suapin deh."
Amel akhirnya menuruti permintaan Johan, ia duduk dan mulai menikmati sarapan. Rasanya baru kemarin Amel bertemu dengan Johan di acara pertemuan wali siswa di sekolah adiknya, tapi kini Johan sudah resmi menjadi suaminya.
Amel tidak tahu, apa berhak ia sebahagia ini? Sejauh ini Amel takut akan pernikahan, setelah bertemu dengan Johan semuanya berubah. Ia mengerti apa artinya dicintai, selama ini Amel hanya fokus dengan keluarga sampai lupa dengan dirinya sendiri. Sekarang Amel tidak perlu takut, karena kini ada Johan sebagai tempatnya untuk bersandar.
Johan tidak ada bedanya, selama ini menjadi anak tertua sekaligus anak laki-laki membuatnya memiliki tanggung jawab lebih untuk menjaga ibu dan adik perempuannya sementara ayahnya bekerja di luar negeri. Johan tidak bisa leluasa mengeluh, ia takut kalau nanti membuat orangtuanya khawatir. Tapi kini ia memiliki Amel, istri sekaligus sahabat yang ia bisa ajak berbagi keluh dan cerita.
----
Satu hari ini mereka habiskan untuk pergi berjalan-jalan mengelilingi pulau, mencari spot foto yang setidaknya bagus untuk nantinya sekedar diunggah di media sosial.
Lelah berkeliling akhirnya Johan meminta Amel beristirahat sebentar disebuah gazebo di pinggi pantai.
"Mel, minum dulu." ucapnya sambil menyodorkan air mineral yang baru saja Johan beli.
KAMU SEDANG MEMBACA
METANOIA
FanfictionMETANOIA {Greek} (n.) the journey of changing one's mind, heart, self, or way of life Johan tahu kalo menaklukan hati seorang Camelia bukanlah perkara yang mudah. Sementara itu Camelia masih berusaha melawan keraguannya, merasa bahwa dirinya belum...