"Mel, tadi Karin dateng kesini pagi-pagi buat ngambil tugasnya yang dititipin kemarin malem. Katanya Johan sakit, Karin gabisa libur, ada ulangan dan ibunya lagi ke luar kota. Samperin gih, kasian anak orang sakit sendirian. Karin tadi udah ngebolehin kamu buat ke rumah mereka."
"Pantesan dari kemarin malem Johan gak balas chat."
"Kamu buruan masak, bawa sebagian kesana."
"Oke, Junio sama Namira udah berangkat?"
"Udah barusan berangkat."
Amel menghela napas sebentar, Chandra pergi untuk kembali bekerja sedangkan Amel harus segera selesai dengan urusan dapurnya.
Jujur Amel khawatir mendengar kondisi Johan, sakit saat tidak ada siapapun dirumah sangat mengkhawatirkan.
Amel dengan gesit menyiapkan masakan sederhana untuk keluarganya dan sebagian akan ia bawa ke rumah Johan.
Setelah cukup lama berkutat di dapur, masakannya selesai. Amel lekas bersiap-siap untuk pergi ke rumah Johan. Tidak lupa ia berpamitan dengan Chandra, juga berhenti di warung terdekat untuk membeli obat.
Cukup lama Amel mengetuk pintu, hingga sosok Johan muncul dengan wajah pucat.
"Amel? Ngapain kamu kesini?" tanyanya dengan suara lemah.
"Kamu sakit Jo, aku kesini mau jagain kamu." jawab Amel tak kalah khawatir.
"Boleh?"Johan mengangguk lemah, mengijinkan Amel masuk ke dalam rumahnya. Jujur Johan sendiri malu memperlihatkan dirinya yang lemah ini di depan Amel, tapi apa daya kepalanya pusing sekali sampai membuat dirinya tak bisa berdiri lama-lama.
Amel memang pernah datang sekali ke rumah Johan, itupun sebentar karena pada moment itu ia dan Johan hendak pergi keluar tapi laki-laki itu lupa membawa dompet yang mengharuskannya putar balik ke arah rumahnya.
"Mel, aku di kamar ya, pusing banget gakuat. Dapurnya ada disana."
Amel mengangguk, ia sudah memberitahu Johan kalau membawa sedikit makanan. Segera Amel menuju dapur, menata makanan yang sudah ia bawa dari rumah.
Membawa sepiring nasi beserta lauk, Amel mendapati Johan yang tertidur di atas ranjang. Amel meletakan piring di atas nakas, lalu meraih sesuatu dari dalam tasnya.
"Jo, aku tempelin bye-bye fever ya?"
"Mel tapi itu buat bayi."
"Gapapa, yang ada ini aja. Mau ya biar panasnya turun."
Johan tak sempat beradu argumen lagi, ia membiarkan Amel mengurus dirinya.
"Makan sedikit ya Jo, biar bisa minum obat. Aku udah beli obat dari warung, kalo ini belum bisa bikin kamu mendingan sampe sore baru kita pergi ke dokter."
"Kamu bakalan disini sampe sore?"
"Gak tau, mungkin sampe Karina pulang."
Ada senyum di bibir Johan ketika mendengar jawaban Amel barusan. Ini pertama kalinya ia diperhatikan oleh perempuan selain ibu dan adiknya. Johan pernah punya pacar tapi tidak ada yang sampai rela mengurusnya ketika sakit, yang ada dia yang lebih perhatian kalau mantannya sakit.
Johan menerima suap demi suap nasi dari Amel. Lagi-lagi ia merasa tidak enak, salahkan kepalanya yang begitu pusing sampe membuatnya tidak bisa untuk sekedar duduk berlama-lama.
"Jo?"
"Hm..."
"Nanti siarannya gimana?"
"Aku belum ada bilang Julian sih, bisa kamu kirim chat ke Julian? Hape aku ada di laci nakas."
"Gapapa aku buka hape kamu?"
"Gapapa, gak ada yang aneh-aneh kok."
Amel mengangguk, setelah makanan habis perempuan itu menyodorkan obat dan air agar diminum oleh Johan.
Dirapikannya selimut yang menutupi tubuh laki-laki jangkung itu."Mel, jangan pulang dulu ya."
"Iya Jo, aku disini kok."
Tbc
Hola....
Aku kembali, jadi aku udah menentukan harinya. Rencananya aku mau update Rabu dan Sabtu, ya kalau ada waktu aku update 2 kali seminggu kalo enggak ya aku update salah satunya entah itu di hari Rabu atau di hari Sabtu.
Thank you yang udah rajin vote dan komen. Satu saja vote dan komen dari kalian sangatlah berharga.
Btw banyak banget hal terjadi akhir-akhir ini, aku harap ini menjadi pedoman untuk kita agar menjadi lebih dewasa, sebagai penggemar kita harus bisa memilah yang mana yang baik dan mana yang buruk. Hal yang baik kita contoh, hal yang buruk kita hindari.
Idol juga manusia, idol adalah sebuah pekerjaan, tapi sayang profesi idol juga memiliki resiko yang sangat berat.
Aku disini mau mengajak kalian bersama-sama untuk menikmati musik mereka secara wajar, jangan berekspetasi terlalu tinggi dan menuntut mereka untuk sempurna. Ekspetasi kalian yang nantinya berujung membuat kalian kecewa.
Sampai jumpa next chapter...
Adios*Bonus pict
KAMU SEDANG MEMBACA
METANOIA
FanfictionMETANOIA {Greek} (n.) the journey of changing one's mind, heart, self, or way of life Johan tahu kalo menaklukan hati seorang Camelia bukanlah perkara yang mudah. Sementara itu Camelia masih berusaha melawan keraguannya, merasa bahwa dirinya belum...