Sejeong menatap pantulan wajah nya dari cermin kecil yang ia bawa. Gadis itu melirik kearah Dr. Oh yang masih terfokus pada pedal gas dan stir kemudi mobil. Mereka yang awalnya hanya akan berkunjung ke rumah ibu Dr. Oh kini beralih arah menuju ke kawasan Busan, dimana rumah keluarga besar Dr. Oh berada.
Ya, Dr. Oh mendapatkan telpon langsung dari sang Ibu ketika ia meminta izin membawa seorang gadis kerumahnya. Karena pada dasarnya Dr. Oh hanya memancing reaksi dari nyonya Oh, apakah ia akan membiarkan putra sulungnya untuk membawa gadis yang tidak dikenalnya atau mencegahnya.
Meskipun respon yang terjadi sangat lambat, tapi Nyonya Oh memilih pilihan kedua dimana ia mencegah sang anak untuk membawa gadis asing kerumah Dr. Oh melainkan, ia menyuruh Oh Sehun putra semata wayangnya itu untuk datang ke rumah keluarga besar Oh.
"Persiapkan tanganmu untuk berjabat tangan dengan keluarga besarku." celetuk Dr. Oh sembari tetap terfokus pada kegiatannya.
"Ini pertama kalinya aku membawa seorang perempuan kepada keluarga besarku." Pungkas Dr. Oh
" Jinjja?"
"Eung." Dr. Oh memperlambat laju kendaraan begitu mereka memasuki kawasan perumahan. Ia memberikan sisir kepada Sejeong, "Lepaskan kuciran mu."
"Wae?"
"Gwaencanha. Lepaskan saja." Dr. Oh mengeluarkan kupluk nya dari saku celana kemudian memakainya, "Kita harus terlihat sedang santai sekarang. Lepaskan juga jas mu."
Sejeong mengangguk, mentaati perintah yang telah diberikan. Sembari menyisir rambutnya dengan lembut, ia menoleh kearah Dr. Oh, "Perlukah aku memakai make up?"
"Lipstik saja sudah cukup." Dr. Oh memandangi wajah Sejeong, mengamati setiap inchi dari kulit putih itu, untuk menentukan perlukah dipoles bedak atau tidak, "Yep, cukup oleskan lipstik saja. Kulitmu sudah bagus."
"Gamsahabnida."
"200 meter lagi, rumah itu akan terlihat. Jadi, kamu harus ingat. Bahwa kita benar-benar sepasang kekasih." Dr. Oh tersenyum lebar, "Mengerti?"
Dr. Oh kembali mempercepat laju mobil, sembari bersenandung kecil ia melirik dari kaca spion keadaan jalan raya yang berada di belakangnya.
Sejeong mengangguk seraya memoleskan lipstik di bibirnya. Gadis itu menyenggol pelan lengan Dr. Oh, "Bagaimana, aku memolesnya tipis."
"Ye. Yang penting wajahmu tidak terlalu pucat."
Gadis ber netra cokelat gelap itu kembali membenahi rambutnya, merapikan sedemikian rupa unttuk terlihat menawan dan menyelipkan beberapa helai anak rambutnya kebelakang telinga. Tatapan yang awalnya terpaku pada cermin kecil itu kini berdalih ke sebuah rumah besar bergaya modern yang berada didepan mereka.
Mata Sejeong menelaah setiap sudut dari halaman depan rumah begitu Dr. Oh melakukan mobil masuk kesana.
Ini benar-benar besar. Batin Sejeong begitu mereka memasuki kawasan parkir rumah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Covered • Osh ✓
Fanfic[Meskipun udah selesai jangan pelit buat Vote sama komen ya :) ] ✓ Siapa sangka Dokter panutan yang selalu dipuji akan keramahannya itu, ternyata memiliki hati dingin yang tidak tersentuh. Oh Sehun, lebih dikenal dengan nama Dr. Oh begitulah orang m...