19 : It's you

974 131 30
                                    

(Selamat malam Minggu) 🙃 #Bagi yang merayakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Selamat malam Minggu) 🙃 #Bagi yang merayakan.

💉💉💉

Dr. Oh membiarkan angin lembut itu mengacak-acak surai hitamnya-matanya masih menatap pintu rooftop yang tidak kunjung memunculkan seorang perempuan yang ia nanti.

Hatinya berharap cemas ketika alarm ponsel bergetar menunjukkan pukul lima sore, sudah terhitung dua jam Dr. Oh menunggu kedatangan Sejeong-perempuan itu bilang, aku akan datang sebentar lagi.

Sebenarnya sebentar lagi itu kapan?

Ia menyilangkan tangannya didepan dada-sesekali menghembuskan nafas berat yang ia tahan untuk menenangkan dadanya yang berdetak begitu kencang.

Senyuman Dr. Oh mengembang saat ia mendengar suara langkah kaki yang menggema dari dalam sana-akhirnya datang juga, begitulah pikirnya.

"Annyeong Cha-" sapaan itu terhenti ketika ia menyadari jika ternyata bukan sesosok Sejeong yang muncul. Melainkan Sungjae yang datang dengan dua gelas americano ditangannya.

"Annyeong Hyung." sapanya.

"Apa kamu mau mati?"

"Anni." Sungjae meletakkan kedua minuman itu diatas meja, ia melirik jam tangannya, "Kata suster kamu melewatkan jadwal pemeriksaan CT-SCAN."

"Aku sudah sembuh-CT-scan tidak terlalu berpengaruh untuk jahitan kecil di punggungku."

"Ah, jinjja?"

"Ah," Sungjae mengangguk paham, "sudah berapa jam kamu menunggunya? Dua jam, tiga jam-atau ia tidak akan datang?"

"Dia akan datang."

"Hyung-kenapa aku tidak jamin ya?" Sungjae mengeluarkan ponselnya, ia menunjukkan sebuah foto Starbuck kepada Dr. Oh, Tidak-lebih tepatnya foto seorang perempuan yang Dr. Oh tunggu, "Dia sudah ada disana sejak tadi, tapi kenapa ia tidak kunjung kesini?"

Laki-laki bermarga Oh itu mengerutkan dahinya, "Dia disana?"

"Itu foto kemarin. Lebih tepatnya saat kamu belum sadar." Sungjae menyenderkan punggungnya di tembok rooftop, "Selalu menangis disana. Aku tidak tahu kenapa-tapi jika kamu melihatnya seperti itu, pasti kamu sangat ingin memeluknya."

"Jadi saat kamu berteriak di basement—yang mengatakan bahwa hanya dirimu terluka, Bullshit. Sejeong lebih dari itu Hyung." Sungjae menarik nafas panjang, lalu menghembuskan dengan perlahan, "Aku sudah berada disana, bahkan saat Junghyun memukulmu aku ada disana. Aku melihat semuanya-tapi aku memilih diam, Hyung tahu kenapa?"

"Karena aku sangat ingin dirimu mati saat itu juga." Laki-laki itu memberikan jeda cukup panjang, dadanya bergemuruh emosinya memuncak ketika ia mengingat kejadian tempo hari, "Tapi-Tapi Saat kulihat Sejeong menangis disana, menyatukan kedua tangan berdoa kepada Tuhan akan ada yang menyelamatkan mu, entah kenapa hatiku teriris Hyung."

Covered • Osh ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang