"Sebuah janji dapat memberi kekuatan jika diucapkan pada orang, waktu dan untuk alasan yang tepat."
💉💉💉
Sudah sejak sedari tadi hujan mengguyur kota Seoul, membasahi sudut demi sudut di sana. Perkiraan cuaca yang sebelumnya sudah diberitakan tidak bisa menjadi acuan karena terkadang salah menyampaikan cuaca apa yang akan terjadi hari ini.
"Eungh," Sejeong menaruh segelas teh nya di sudut meja. Ia menyibak gorden di ruangannya, mengintip keadaan diluar, "Kapan akan berhenti?"
Ini sudah menunjukkan pukul delapan malam, tapi hujan masih saja menjatuhkan pelurunya. Suasana hening didalam klinik sangat terasa di ruangannya. Ya, klinik sengaja tutup cepat kembali karena Dr. Shin mendapatkan perintah untuk membantu tugas Dr. Ahn di Daegu. Membantu para lansia untuk melewati hari-hari mereka di panti jompo.
Tok.. Tok..
"Ye."
"Agassi?" Kepala Jung Hana menyembul dari balik pintu, perempuan berusia 20 tahun itu terkekeh kearah Sejeong, "Boleh aku masuk?"
"Ye."
Langkah yang anggun, wajah cantik berseri, mata bulat serta tubuh yang tinggi semampai, mungkin orang-orang akan menganggap perempuan ini adalah seorang model bukan seorang suster.
"Agassi, agensi yang ku ceritakan kemarin kembali mengirim surat ini padaku."
Sejeong mengulurkan tangannya mengambil alih surat dari Hana, membacanya sekilas lalu melirik gadis itu sembari tersenyum, "Apa kamu nyaman bekerja sebagai suster?"
"Ye, Agassi. Ini cita-cita ku sejak kecil."
"Mereka akan mengabarimu lagi," Sejeong melipat kertas itu kembali ke posisi semula, "Sebaiknya diskusi kan pada orang tuamu. Mungkin itu akan membuatmu yakin apa yang kamu lakukan untuk kedepannya."
"Ye, Agassi."
💉💉💉
"Bagaimana dengan operasi paru-paru tadi?"
Dr. Oh mengambil alih teko teh dan menuangkannya kepada cangkir Dr. Malik, pemuda itu mengangguk pelan kemudian mengembalikan teko itu ketempat semula, "Semuanya berjalan dengan baik. Tidak ada kendala yang terjadi, sunbaenim."
"Aku sudah bilang kepada kalian semua, jika ada apapun ceritakan saja padaku. Aku akan ada untuk para Hoobae ku."
"Ye, sunbaenim."
"Bagaiman dengan perjodohan mu?" Dr. Malik menyeruput tehnya, menghirup aroma segar dari teh hijau, "Malam ini kan acaranya?"
Dr. Oh mengangguk mengiyakan apa yang ditanyakan oleh Dr. Malik, pemuda itu menghirup aroma menenangkan dari teh yang ada di cangkirnya. Ia tidak ingin dijodohkan. Tidak pernah ingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Covered • Osh ✓
Fanfiction[Meskipun udah selesai jangan pelit buat Vote sama komen ya :) ] ✓ Siapa sangka Dokter panutan yang selalu dipuji akan keramahannya itu, ternyata memiliki hati dingin yang tidak tersentuh. Oh Sehun, lebih dikenal dengan nama Dr. Oh begitulah orang m...