13: The Truth of us pt.1

854 135 20
                                    

💉💉💉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💉💉💉

Sejeong menuangkan jus lemon ke cangkir Dr. Oh, ia menyunggingkan senyumannya ketika melihat sang suami makan dengan lahap. Meskipun hanya menyiapkan sandwich tapi entah mengapa rasanya sangat senang.

"Aku hari ini akan pulang malam."

Sejeong mengangguk lalu duduk disebelah Dr.Oh, ia melihat sandwich yang tersisa hanya sepotong di piring Dr. Oh, "Mau kubuatkan lagi?"

"Anniya." Dr. Oh bangkit memakai jasanya, kemudian mengelus kepala Sejeong, "Buatkan aku bekal untuk makan siang. Nanti letakkan saja di mejaku."

"Kamu ingin apa?"

"Apapun yang kamu masak." Dr. Oh meraih sepotong sandwich itu lalu berjalan pergi, "Na ganda."

Memang baru sekali, tapi rasanya sangat senang bisa melakukan kegiatan sebagai seorang istri. Sejeong meraih telepon genggam Dr. Oh yang tertinggal diatas buffet.

Perempuan itu melangkah cepat menuju ke garasi, mengejar Dr. Oh yang tengah menstarter mobil. Senyumannya masih merekah sampai satu pesan itu ia baca.

Temani lah Irene. Aku sudah menyarankan agar Sejeong yang pergi ke Ilsan. Nikmati kesempatan mu sehun-ah.

Dan—sepertinya Sejeong harus ingat akan perjanjian pertama pernikahan. Tidak boleh ada rasa mencintai.

Aku berharap itu tidak terjadi.

💉💉💉

Sudah sedari tadi perempuan itu menatap kosong langit dari jendela ruangan, suara detak jarum jam semakin terdengar jelas. Sejeong melirik ke surat pengantar tugas yang sudah berada diatas mejanya. Ini baru menjadi hari keduanya bekerja di rumah sakit ini, tapi di hari kedua ini juga ia langsung diberi tugas untuk menjadi relawan di Ilsan.

"Apa kamu akan mengambilnya?"

Sejeong melirik Sungjae yang sudah sedari tadi memperhatikan gerak-gerik perempuan itu. Laki-laki bermarga Yook tersebut duduk berhadapan dengan Sejeong dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan.

"Wae?"

"Jika memang kamu tidak menginginkannya, tolak saja. Lagipula Appamu yang memiliki jabatan tertinggi di rumah sakit ini."

Sejeong menggeleng cepat, "Siapa bilang aku tidak menginginkannya."

"Benarkah, tapi mengapa aku seolah tidak mengenali sesosok perempuan didepanku ini? Ia seperti tidak menginginkannya."

Covered • Osh ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang