Sorry for typo(s)
Pertemuan pertama mereka hanya sebatas saling mengenal nama saja, Jaehyun mengetahui beberapa fakta tentang Jeno. Seperti, di mana dia sekolah, makanan kesukaan, kegiatan yang sering dilakukan. Salah satu yang menjadi langkah pertama untuk pendekatan adalah lelaki Choi tersebut akan membelikan ponsel khusus games yang merupakan salah satu kegemaran Jeno.
Raut wajah yang gembira itu disadari oleh sang adik, di meja makan lengkap keluarga Choi berkumpul. Suasana makan malam lebih hidup karena tidak adanya Nenek di sana.
"Ibu, Jaehyun Hyung punya kekasih!"
Kening si sulung berkerut, menatap malas pada sosok Jisung yang menjulurkan lidah. Ekspresi tersebut juga tidak luput dari Yoona dan Siwon. Keduanya memberi tatapan mendelik, sesuatu yang seperti itu membuat Jaehyun menghela napas.
"Bahagia itu tidak harus tentang masalah cinta, Ayah menambah uang sakuku juga membuatku bahagia."
"Wah, setuju saya!" timpal Jisung gembira.
Yoona tertawa kecil mendengarnya, menatap sang suami yang menyunggingkan senyumannya.
"Eh iya, tadi Jisung dan Ibu bertemu Jaemin Hyung!" celetuk si bungsu.
Kedua lelaki Choi itu menatap Jisung dengan sorot yang sama, Siwon menaikkan sebelah alisnya karena mendengar nama asing yang disebut. Begitupula Jaehyun, beralih menatap ibunya.
"Iya, dia habis kecelakaan ya? Tangan dan lengannya diperban, Hyung," cerita Jisung sembari meletakkan sendoknya.
Jaehyun menganggukkan kepala, "Tulang di lengannya bergeser. Tapi tidak terlalu parah," sahutnya.
"Maaf," suara Yoona tiba-tiba terdengar, membuat ketiga lelaki di sana menatapnya heran. Raut wajahnya menampilkan rasa bersalah, "Kemarin saat mengantar Nenek pulang, mobil kami tak sengaja menabraknya."
Manik Jaehyun membulat seketika, posisi tubuhnya menghadap ke arah sang Ibu. Namun, bukan masalah peristiwanya yang membuat si sulung itu terkejut, "Pasti Nenek yang meninggalkan uang di atas nakas?" tanyanya dengan ketus.
Tidak ada jawaban lain untuk Yoona dilontarkan selain menganggukkan kepala.
"Uang apa yang kau maksud?" kali ini Siwon yang bersuara. Acara makan malam kali ini berubah menjadi percakapan yang terdengar serius.
"Nenek memberikan uang untuk perawatan Jaemin, tapi diletakkan begitu saja di atas nakas," jelas si sulung seraya menghela napas panjang, "Mark yang sudah menganggap Jaemin itu adiknya merasa tidak terima. Jadi, uang itu tidak diambilnya sama sekali."
Sudah jelas Yoona memahaminya, sehingga ia juga tidak bermasalah tentang hal itu. Justru, wanita itu merasa bersalah sudah meninggalkan begitu saja. Namun, sang Nenek memiliki kuasa yang lebih besar atas dirinya kemarin.
"Ibu merasa bersalah," lirih wanita itu.
"Yang terpenting, dia sudah memaafkan kan?" sang kepala keluarga bersuara kembali dan melanjutkan kegiatan makannya.
Sejenak, Jaehyun tampak berpikir. Sebuah ide tiba-tiba terlintas di pikirannya. Pipi bagian dalam digigit karena begitu fokus, ia menoleh pada sang ibu dan mencondongkan tubuhnya ke sana seraya berkata, "Ibu bisa membuat tteokbokki seperti tahun lalu kan? Jaemin menyukainya, kemarin aku membuatkannya saat di rumah Mark."
KAMU SEDANG MEMBACA
Only The Brave✓
FanfictionSeberapa keras kau berusaha, kehidupan akan selalu tidak adil bagi sebagian orang. °° Hidup itu bukan berat, ketika kau memiliki kekuatan dan keberanian untuk menjalaninya.