Sorry for typo(s)
Tangan Jaemin sepenuhnya bergelayut di lengan si sulung Choi, rumah yang berukuran jauh lebih besar ini membuat pemuda Na itu melongo. Senyum Jaehyun begitu lebar dengan membawa adiknya memasuki rumah mereka.
Setelah berpisah dengan Mark di stasiun tadi, sebenarnya Jaehyun sangat gugup. Kalimat-kalimat yang sudah tersusun rapi di otaknya tiba-tiba buyar. Maka dari itu, selama perjalanan lebih banyak mereka terdiam. Namun, sentuhan pada kedua tangan tak pernah terlepas.
Pintu rumah tersebut terbuka sebelum Jaehyun mengetuknya dan sosok Jisung yang berada di balik daun pintu menampilkan senyum lebar ketika menyadari kehadiran kakak nomor duanya tersebut.
"Jaemin Hyung!" serunya sembari membuka pintu lebar.
Yang dipanggil tertawa kecil dengan tangan yang melambai, "Jisungie!" panggilnya dengan lucu.
Baru kali ini, Jaehyun melihat si bungsu menunjukkan sikap manisnya. Kepada Jaemin tentu saja tidak apa-apa, ia justru semakin merasakan kebahagiaan di sana. Mana kala, dua adik kesayangannya tersebut saling berpelukan.
"Ayo masuk, Hyung!"
Tanpa menolehkan atensi pada Jaehyun, keduanya memasuki rumah. Si sulung Choi hanya menghela napas kala harus membawa dua ransel besar di sana, tetapi senyumnya masih terukir jelas.
Sebelum sampai di meja makan, Jaemin berhenti sejenak untuk menoleh ke belakang. Maniknya memohon untuk Jaehyun cepat menghampiri.
"Lama sekali, Hyung! Lari!" seru Jisung pada si sulung.
Dua ransel tersebut diletakkan begitu saja, Jaehyun berjalan menghampiri dua adiknya. Jemarinya kembali bertaut dengan Jaemin di sana dan tepat saat sampai di meja makan, ia bisa melihat Yoona berdiri menunggu mereka.
Dengan gaun cokelat muda, surai yang digerai bebas, bibirnya mengukir senyum menatap Jaemin di sana. Langkahnya pelan menghampiri, ketika sudah saling berhadapan, keduanya saling bertukar senyum sampai Yoona bergerak memeluk sang buah hati untuk pertama kalinya.
Terdengar suara isakan yang membuat Jaemin membulatkan mata, tangannya terangkat untuk memberikan usapan menenangkan pada punggung sang ibu.
Pelukan itu terlepas, Jaemin bisa melihat air mata yang membasahi pipi wanita cantik di depannya. Keningnya berkerut kala tak menemukan tisu di saku celana. Dengan ide yang tiba-tiba, anak itu sedikit menarik lengan baju panjangnya kemudian mengusapnya pelan untuk membersihkan air mata itu.
"Jangan menangis, nanti Ibu tidak cantik," kepalanya meneleng dengan senyuman khasnya, "Tapi masih cantik!" imbuhnya dengan kekehan.
Yoona membalas kekehan tersebut, kedua tangannya menangkup wajah manis sang putra kemudian ia memberikan kecupan pada kening dan beralih pada kedua pipi itu.
"Oh, sudah berkumpul?"
Keempat sosok tersebut menoleh ketika mendengar suara pria yang tak asing. Senyum Jaemin tersungging lebar melihat kehadiran Siwon di sana, melepas pelukan dari sang ibu lalu berlari menghampiri pria tersebut.
"Ayah baik!"
Jika mengingat pertama kali Jaehyun bertemu dengan Jaemin, pasti yang terjadi di depannya ini hanya sebuah mimpi. Benar kata Mark, jika seseorang bisa membuat nyaman pemuda Na tersebut, sifat ceria dan manis itu akan terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only The Brave✓
FanfictionSeberapa keras kau berusaha, kehidupan akan selalu tidak adil bagi sebagian orang. °° Hidup itu bukan berat, ketika kau memiliki kekuatan dan keberanian untuk menjalaninya.