01 - perjodohan

23.2K 1.2K 8
                                    

"Tapi mah Adila Tidak ingin di jodohkan dengan alasan seperti itu" Ucap seorang gadis berusia 20 tahun sambil memegang kedua tangan Reina

"Nak dengan ini Mama bisa dapat uang dan kita tidak kesulitan lagi" Ucap Reina lalu melepas tangan Adila

"Adila nggak cinta sama pria itu mah" Kali ini Adila berbicara dengan nada piluh sampai air matanya menetes

"Tapi keluarga mereka juga udah setuju lagian anaknya juga suka kok sama kamu dari dulu malahan" Ucap Reina lalu duduk di samping Adila

"Adila juga punya pilihan mah, tolong Ngertiin Adila mah" Kali ini nada bicara Adila sedikit keras

Dari kejauhan adik Adila, Qila yang berumur 17 tahun melihat kakaknya yang memohon agar tak dinikahkan

"Masa depan Adila masi panjang mah" Adila duduk di lantai menghadap Reina yang sedang duduk di kursi

"Masa depan kamu akan bahagia kalau nikah sama dia" Reina mengusap rambut Adila, sebenarnya ia sendiri tak tengah melihat anaknya seperti ini tapi mau bagaimana lagi ini semua agar rumah dan hutangnya bisa lunas

"Tapi-"

"Sudah! Mama cape' liat kamu kaya gini, kalau kamu tidak terima perjodohan ini mama akan tinggalkan kamu dan Qila" Ucap Reina lalu bejalan meninggalkan Adila

Adila berdiri lalu menghapus air matanya "Adila terima perjodohan ini, asalkan mama nggak tinggalkan Adila sama Qila" Ucapan Adila membuat Reina berbalik dan tersenyum

"Maafin mama yah sayang dan terima kasih" Reina menghampiri Adila lalu memeluknya


...


Dilain tempat Qila berlari setelah mendengar kakaknya bersedia dijodohkan demi kepentingan mamanya, Qila masuk kedalam kamar Adila yang gelap karena tak pernah seorang yang berani membuka jendela besar di kamar Adila ditambah dengan cat abu abu gelap membuat kamar itu terlihat seram

Qila duduk di tepi ranjang lalu menutup mata dengan bantal membagi kesedihannya dengan bantal, Adila masuk kekamarnya melihat Qila yang sedang menutupi mukanya Dengan bantal

Adila menghampiri Qila lalu duduk di samping Qila dan mengusap Rambut Qila
"Udah Qila kakak ikhlas kok" Ucap Adila membuat Qila melepaskan bantal yang menutupi mukanya

"Tapi nanti kakak nggak tinggal Disini lagi, kakak bakal tinggal di rumah dia terus Qila sama siapa" Qila berbicara dengan cepat dengan menatap mata Adila yang berkaca-kaca

"Kan ada mama"

"Qila nggak suka mama, mama egois apa mama nggak tau kakak kan punya kak Arga" Ucapan Qila langsung membuat Adila membeku

"Kak?" Qila heran karena Adila terdiam begitu lama

"Iya?" Adila sadar dari lamunannya

"Jadi kak Arga bagaimana?" Tanya Qila yang sudah tak Menangis

"Kakak belum pikir Dek, sebaiknya kamu kembali kekamar mu saja kakak pengen sendiri dulu"

Qila mengangguk lalu pergi meninggalkan Adila

"Bagaimana dengan Arga apa dia terima semua ini?" Adila meraih ponselnya di atas nakas bermaksud untuk menelpon Arga

"Hai"

"Assalamualaikum mas"

"Waalaikumsalam, kenapa Dil?"

"Ak aku, aku dijodohkan mas"

Arga terdiam membuat Adila meneteskan air matanya

"Mas?, Apa kamu dengar aku?"

"Ehh iya iya"

"Maafin aku mas, aku udah nggak punyaipilihan lain"

"Tapi Dill aku gimana"

"Adila gak tau harus apa"

Tak ada jawaban telfon mereka terputus

"Kenapa ini terjadi sama aku?" Adila memeluk dirinya sendiri

Tok tok tok

"Masuk"

Reina masuk melihat anaknya yang tengah duduk di tengah Ranjang dengan memeluk dirinya sendiri

"Mama cuman mau bilang besok adalah hari pernikahan kalian" Reina berjalan menuju Adila dan duduk di tepi ranjang

Adila hanya mengangguk sambil menatap ke depan

"Pernikahannya di percepat karena Ibu Aksa ingin menepati janji pada suaminya untuk menikahkan Aksa tepat tanggal Ulang tahun suaminya" Reina berbicara sedikt gugup

"Terserah, Adila hanya menikah dan membiarkan semua berjalan sesuai rencana Tuhan" Ucap Adila tanpa berkedip

Deg...
Reina terdiam melihat putrinya seperti pasrah dengan pernikahan ini

"Mungkin memang dia jodohmu nak" Reina berhasil membuat Adila menatap nya

Adila menatap Reina dengan tatapan tak bisa diartikan
"Semoga saja Adila bahagia dengan dia" Adila berhenti menatap Reina dan menarik selimut menutupi badannya lalu membelakangi Reina

Reina tersenyum lalu mengecup kening Adila dan berjalan keluar kamar.

My Sweet Husband [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang