"saya terima nikah dan kawinnya Nurul Adila binti Reno hidayah dengan maskawin tersebut tunai"
Dalam satu tarikan nafas Aksa mengucapkan ijab dengan lancar tanpa halangan apapun
"Bagimana parah saksi, sah?"
"SAH" sorak para saksi
Penghulu mulai membacakan doa dan diaminkan dengan orang orang yang menyaksikan pernikahan tersebut.
Adila menangis di tempatnya, dia kira keputusan ini memang yang terbaik buat Mamanya
...
Sekarang Adila sudah resmi berstatus istri orang, dia duduk di dalam mobil dengan Aksa. Tak ada pembicaraan antara mereka berduaSaat ini Adila akan pulang kerumah suaminya, Adila sama sekali tak berani menatap wajah pria yang sedang mengemudi di sebelahnya
Tadi, sebelum masuk kedalam mobil tak sengaja mata Adila bertemu mata Aksa mereka bertatapan hanya beberapa detik sampai Adila menundukkan kepalanya.
Salahkah pernikahan yang penuh keterpaksaan ini?
Yah, pernikahan terpaksa. Adila harus mencamkan itu dalam benaknya dan berusaha menerima pria yang sekarang menjadi suaminya.
...
Sekarang mereka berdua sampai didepan rumah yang menurut Adila sangat besar dan mewah"Ayo" Aksa membukakan pintu mobil untuk Adila dengan senyum
"Iya terima kasih" Adila turun dari mobil lalu mengikuti Aksa dari belakang
Setelah masuk kedalam rumah yang besar dan mewah itu Abila di sambut Keluarga dari suaminya yang sekarang juga menjadi keluarga nya. Ada Bu Linda dan beberapa kerabatnya
"Wah menantu mama udah datang" Ucap wanita yang memakai hijab panjang
Adila tersenyum lalu meraih tangan wanita itu lalu mengecup punggung tangannya
"Yah sudah kamu masuk ke kamarmu yah, istirahat pasti tadi cape' kan"
"Iya terimakasih Tante" Adila berbicara dengan gugup
"Hey Mama sayang bukan Tante" Wanita itu memegang tangan Adila, Wanita yang sudah lumayan tua yang bernama Linda
"iya mama" Adila memberi senyum kepada Linda lalu Adila menatap Aksa yang berada di sampingnya
"Yah sudah, Aksa bawa istrimu ke kamar"
"Iya mah" Aksa mengambil koper Adila
"ayo ikut aku" ujar AksaAdila mengangguk dan mengikuti Aksa naik ke lantai atas, sampai di depan pintu yang berwarna putih dengan sedikit berwarna emas yang ada di pinggiran nya.
"Ini kamar kita" Aksa membuka pintu kamar yang ada dihadapannya "ayo masuk"
Adila masuk lalu pintu di tutup Aksa, Aksa berjalan ke depan lemari besar berwarna coklat
"Ini lemarimu, taruhlah barang barangmu di dalamnya""iya terimakasih" Ucap Adila lalu berjalan menuju lemari
"Tak usah berterimakasih terus, aku ini suamimu" Aksa menatap wajah Adila
"Maafkan saya" Adila menunduk
"Pake aku-kamu saja bisakan?" Tanya Aksa
"Iya Hem" Adila bingung ingin memanggil suaminya apa. Apakah Mas, kakak, atau Abang?
"Terserah kamu mau panggil aku apa" Aksa berjalan menuju lemarinya
"Mas?" Ucap Adila membuat Aksa berhenti dan membalikan badannya
"Iya kenapa istriku?" Aksa memberi senyum yang sangat manis kepada Adila
Deg... Adila diam saat di panggil istriku
"Ehg itu, maksudku aku ingin membersihkan badanku kamar mandinya dimana?" Adila menatap wajah Aksa"Oh sebelah sana" Aksa menunjuk sebuah pintu
Adila mengangguk lalu berjalan menuju kamar mandi, didalam sana Adila menatap betapa mewah nya kamar mandi ini
10 menit Adila didalam kamar mandi dan akhirnya ritual mandinya selesai, Adila keluar memakai piyama berwarna merah gelap dengan rambut yang masih basah
Aksa yang duduk di tepi ranjang melihat Adila yang keluar dari kamar mandi dengan mengeringkan rambutnya memakai handuk kecil, Aksa tersenyum melihat betapa cantiknya istrinya tanpa sehelai make up
"Mas mau mandi?" Tanya Adila yang melihat Aksa yang sedari tadi menatap dirinya
"Hah?,Oh iya aku mandi dulu" Aksa berjalan menuju kamar mandi
Setelah mandi Aksa keluar memakai kaos hitam dan celana sampai lutut, dengan rambut yang masih basah. Aksa melihat Adila sudah tidur
"Apa dia tidur duluan?" Aksa mendekati Adila menatap wajah yang cantik dan polos "mungkin dia kecapean" Aksa berjalan untuk tidur di samping Adila.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband [SELESAI]
Random❝Ketika cinta itu karena Allah, maka cinta itu tidak akan pernah mati.❞ Pernikahan paska adalah awal kisahnya. Dua orang yang terikat bersama tanpa tau alur kedepannya Cinta sepihak menjadi beban dalam pernikahannya. Apakah pernikahan 'kita' bisa...