11 - Sayang

12K 866 7
                                    

Adila pulang di antara Arga sampai depan pagar rumah Aksa. Ada rasa sedih karena hanya sebentar bertemu dengan suaminya tanpa pulang bersama

Setelah menutup pagar rumah Adila berjalan menuju pintu. Tanpa Adila ketuk pintu terbuka menampakkan suaminya yang membukanya "Mas?" Ucap Adila tak percaya

Aksa mundur beberapa langkah lalu melipatnya kedua tangannya di depan dada "buatkan makanan aku lapar" Ucap Aksa lalu berjalan meninggalkan istrinya yang berdiri tak percaya di ambang pintu

Adila tersenyum lebar lalu ikut berjalan di belakang suaminya. Sampai di dapur Adila masak beberapa makanan dibantu dengan Qila

Selesai menyiapkan makanan Adila dan Qila menaruh makanan itu ke meja makan yang sedari tadi Aksa duduk disana menunggu makanan "Makananlah" Aksa mengambil piring tapi dengan cepat Adila mengambilnya lalu menuangkan nasi lalu memberi ke suaminya "ini" Ucap Adila

Tak ada percakapan diantara mereka. Tapi syukurlah Aksa sudah pulang. Setelah makan Aksa tak seperti sebelumnya selalu berbicara atau menanyakan sesuatu malahan pergi dan duduk di sofa depan Tv

***

Karena melihat suaminya menjadi cuek Adila tak ingin menghampirinya takut mengganggu ataupun membuat suaminya tak mood

Adila membuka pintu kamarnya yang tampak gelap karena sudah lama ia tak masuki. Selama suaminya pergi Adila memilih tidur di kamar Qila

Adila berjalan masuk tak lupa menyalakan lampu, menatap setiap sudut kamarnya. Dan Adila tersentak kaget ada tangan yang melingkar di perutnya "Kalau berdua sama suami jilbabnya di buka ajah" sontak Adila berbalik mendapati suaminya yang tersenyum

"Mas?" Adila mengerutkan keningnya. Aksa masih dengan senyum terukir di wajahnya sembari membuka jilbab istrinya

"Kenapa sayang?" Tanya Aksa. Tanpa sepatah kata Adila langsung memeluk suaminya "jangan pergi lagi!"

Aksa membalas pelukan Istrinya yang sangat erat. Setelah berpelukan begitu lama mereka duduk di tepi ranjang
"Kenapa mas ninggalin Adila?" Tanya Adila dengan wajah cemberut

"Hem..mas tidak meninggalkan mu. Ada keperluan kantor jadi mas keluar kota"

"Tapi..mas"

"Dan di tambah mas menenangkan diri. Mungkin sebal dengan kejujuran mu" Aksa mengusap pipi istrinya

"Maaf. Sudah buat mas marah" Adila menunduk

"Kan sudahku bilang. Mas gak bisa marah sama kamu"

"Tapi mukanya kaya marah" Adila mengangkat kepalanya, menatap wajah suaminya lekat yang memang tampak marah meski tersenyum

"Mumu!..muka mas kan emang kaya gini"

"Adila jadi sayang sama mas" Dengan cepat Adila mengecup pipi kanan suaminya lalu menunduk malu

Sedangkan yang dicium tersenyum "udah berani yah cium duluan?" Tanya Aksa sembari menggelitik perut istrinya

"Abisnya udah lama gak ketemu" Adila menampilkan wajah cemberutnya tak suka dikelitik

***

Aksa berdiri di depan cermin menatap pantulan dirinya sambil memakai dasi "Sayang!"  Teriak Aksa karena tak melihat istrinya sedari tadi

Karena istrinya tak kunjung datang Aksa membuka pintu kamar
"Sayang!"

"Iya tunggu!" Teriak Adila dari bawah

Setelah mendapat jawaban Aksa kembali masuk kedalam kamar, menunggu istrinya

"Ada apa mas?" Tanya Adila yang baru saja membuka pintu kamar

"Pakein dasi" Aksa menampakkan wajah manjanya. Lalu mendekati Istrinya

"Ihh.. mas makin manja ajah" ketus Adila sembari memasangkan dasi untuk suaminya

Aksa memandang lekat wajah istrinya sambil mengelus pipinya
"Aku gak sarapan yah. Soalnya ada meeting ini juga udah telat" Ucap Aksa lembut

"Mas sih lama bangun nya kita juga gak sholat"

"Yeee..kan semalam gak tidur" Aksa tersenyum lebar "kita kan lagi melakukan tugas" lanjutnya. Adila menunduk malu lalu mencubit perut suaminya

"Adila buatkan bekal saja" Ucap Adila sambil merapikan dasi suaminya

Setalah memasang dasi juga membuatkan bekal untuk suaminya. Adila dan Aksa sekarang berdiri di depan pintu rumah "Mas pergi dulu"

Adila mengambil tangan suaminya lalu ia salimi "iya. Hati hati"

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam"

My Sweet Husband [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang