16. Bau badan

10.9K 804 4
                                    

Setelah 2 hari yang lalu Adila sadar sekarang ia sudah diperbolehkan pulang. Dia masih sama tak mengingat orang orang yang baru ia kenal, termasuk suaminya

Saat dirumah sakit Adila tidak ingin pulang bersama Aksa, ia ingin pulang ke rumah Reina. Tapi terus diyakinkan akhirnya Adila ingin pulang bersama suaminya

Disini mereka sekarang di sebuah ruangan yang selalu mereka tempati-kamarnya

Aksa mendudukkan Adila di pinggir ranjang, barulah ia meletakkan barang-barang yang pernah ia bawah ke rumah sakit

Adila menatap gerak gerik Aksa. Berfikir mengapa ia mau menikah dengan pria yang wajahnya galak bahkan sekarang ia mengandung anaknya. Adila mengusap perutnya

"Sekarang kamu berbeda dari yang dulu" Aksa membuka lemari Adila "Sekarang kamu memakai hijab"

Adila melihat isi lemari yang dipenuhi gamis dan hijab yang tergantung. Pantas saja sekarang ia memakai hijab

Setelah semua barang rapih Aksa duduk di samping istrinya sengajah tak menyisakan jarak, ia sudah sangat merindukannya

Perlahan Aksa mengusap punggung tangan istrinya lalu tangan satunya ia gunakan untuk merangkul bahu istrinya "Kamu istirahat dulu" Ucap Aksa lembut

Adila juga perlahan menghindar entah mengapa rasanya ingin mual mencium bau badan Aksa. Adila menutup mulutnya dan memegang perutnya

"Kamu kenapa?" Tanya Aksa lalu jongkok di depan Adila

Adila terus mual "Bau badanmu" Adila berdiri "dimana kamar mandinya?" Tanya Adila cepat ia sudah tidak tahan ingin muntah

Aksa menunjuk sebuah pintu, dengan cepat Adila berlari masuk tanpa menutup pintu. Adila muntah di wastafel

Aksa melihat Adila dari ambang pintu kamar mandi. Ia menghirup bau badannya tidak busuk, ia memakai parfum biasanya yang tak lain parfum yang Adila suka. Mungkin karena bawaan dari bayi

Adila berjalan Keluar kamar mandi. Aksa memegang kedua bahu Istrinya "Kenapa?" Lalu bertanya

Adila melepaskan tangan Aksa yang ada di bahunya lalu duduk di ranjang, bersandar di kepala ranjang "Adila tidak suka... Biasanya Adila panggil kamu apa?" Tanya Adila gugup tanpa menatap manik mata suaminya

Aksa tersenyum "Mas" Jawab Aksa lalu membuka kaos yang ia pakai

Adila menunduk dalam, ia gugup, malu, juga takut. Mengapa pria itu membuka bajunya, apa yang akan ia lakukan?

"Kenapa di buka?" Tanya Adila lalu mengangkat kepalanya

Aksa naik di atas ranjang pas di kaki Adila "Katanya gak suka bau badan aku?" Ucap Aksa sedikit menggoda

Adila menghembuskan nafas berat "Pakai baju atau Adila akan.." Ucap Adila terpotong ia ingin. Mengatakan akan memukulnya

"Akan?" Aksa mengangkat kedua alisnya

Adila kembali merasa mual dan secepat mungkin Aksa mencari baju di lemarinya lalu ia pakai
"Si Dede bayi kenapa sih?" Tanya Aksa sebal lalu duduk di samping Istrinya

Adila merasa bersalah sudah berfikir Aksa itu galak karena wajahnya ternyata tidak juga hanya saja rasa gugupnya masih ada jika terlalu dekat

Aksa berbaring menghadap istrinya memberi senyuman yang bisa ia perlihatkan, berdoa agar senyumnya tidak terlihat galak di mata istrinya
"Boleh aku pegang?" Tanya Aksa menunjuk perut Istrinya

Adila menggeleng cepat lalu berbaring memunggungi Aksa

Pupus sudah keinginan Aksa untuk bisa mengusap perut Istrinya sebelum tidur. Baiklah ia akan terbiasa dengan penolakan yang istrinya berikan

***

Aksa terbangun, mengusap matanya lalu menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 2:30

Aksa menatap kesamping istrinya tertidur pulas. Ia bisa puas menatap wajah istrinya bagaimana tidak ia tertidur dengan wajahnya yang menghadap persis ke arahnya. Aksa tersenyum lalu mengusap pipi istrinya "Cantik, aku tidak akan bosan mengatakan itu"

Setelah mengusap pipi Istrinya barulah yang sudah ia inginkan mengusap perut itu.

Perlahan Aksa mengusap perut istrinya "Gak sabar liat kamu keluar"

Setelah mengusap perut istrinya 5 menit, Aksa memilih sholat tahajud. Setelah selesai sholat ia kembali tidur dengan tangannya yang ia letakkan di perut istrinya.

My Sweet Husband [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang