Setelah mengompres kening suaminya agar suhu badannya tidak panas lagi lalu ia selimuti badan suaminya "Gak usah banyak gerak, Adila mau ambil minum dulu mau Adila ambilkan apa?" Sembari bertanya Adila mengusap rambut suaminya dan jawaban yang ia dapatkan hanya sebuah gelengan
Adila keluar kamar semenjak perutnya besar ia jarang menuruni tangga, susah rasanya. Adila lebih suka menghabiskan di lantai 2 toh di atas juga masih ada dapur jadi ia masih bisa memasak
Adila mengambil dua gelas air dan sepiring buah anggur yang ia taruh di atas nampan. Barulah ia kembali masuk kedalam kamarnya
Duduk di samping suaminya yang tengah berbaring lemah "Mas mainan sebanyak itu buat Dede bayi semua" Tanya Adila yang melihat sejak seminggu banyak mainan anak laki laki di dekat tv kamarnya
"Hem..tapi kebanyakan punya aku sih" Jawab Aksa
Adila bersandar di kepala ranjang, mengusap perut besarnya "Mas gak usah beli banyak, habis habiskan uang saja"
Aksa menoleh ke arah istrinya "Yah kan aku kerja juga buat kamu, aku sama anak kita" Ucap Aksa lalu melepas kain di kepalanya
"Jadi...kalau Mas belum menikah, mas bakalan punya banyak mainan anak anak kaya gitu?" Adila mengambil kain yang suaminya lepas lalu ia celupkan di air, ia peras dan menaruh di kening suaminya
Baru saja Aksa mau duduk istrinya sudah kembali mengompres nya "Gak juga sih"
"Mas, anak kita kan laki laki, baiknya kita kasih nama siapa?"
Mereka terdiam sama sama berfikir, ini hal penting bagi mereka nama anak apa lagi ini anak pertama mereka
"Bagaimana kalau Aksar, hampir mirip sama nama kamu"
"Nanti susah bedainnya?"
"Yah terus apa?"
Terus berfikir sampai mereka mendapatkan nama yang tepat untuk bayinya "Oke yah.. gak di ubah lagi namanya, Adila sudah suka sama nama itu" Ucap Adila seraya mencubit pipi suaminya
"Hemm" Suara deheman Aksa yang lemas. Kepalanya sakit, tubuhnya lemas. Mungkin selama istrinya mengandung ia fokus kepada kesehatan istrinya sampai dirinya tak ia urus sendiri
Tapi semua akan berakhir kalau sih Dede bayi sudah keluar, legah pasti rasanya "Mas" panggil Adila sambil berusaha baring "Mas sakit pasti karena perhatiin Adila terus yah?"
Aksa menghadapkan badannya ke arah istrinya, sehingga mereka berbaring saling berhadapan. Meski sedikit susah untuk Adila jika tak ada penghalang bantal untuk perut besarnya
Ia usap pipi istrinya "Tidak, aku saja yang jarang mengurus diriku"
Adila menunduk menatap perutnya "Seharusnya aku sebagai istri itu jagain suaminya, urus mas tapi malahan Mas yang jagain aku. Maaf.."
Aksa memegang kedua pipi istrinya, membuatnya menatap wajah galaknya. Ia kecup bibir istrinya singkat "Kamu kan lagi hamil gak boleh banyak gerak, Jadi.. gak ada yang salah disini"
Adila mengulum bibirnya "Adila gak mau dicium!" Sentak Adila lalu menutup mulutnya
"Kenapa?"
Perlahan Adila memutar badannya memunggungi suaminya "Lagi gak suka" jawab Adila kesal. Sikapnya selalu berubah dalam sekejap, suaminya dibuat bingung dan selalu berhati-hati dalam berucap atau melakukan hal lain
Cup...
Ia kecup punggung istrinya yang tertutupi piyama membuat istrinya menggoyangkan bahunya "Adila bilang gak suka!" Kesal Adila
Aksa terus mengecup punggung istrinya berkali kali "Mas!" Teriak Adila membuat suaminya berhenti mengecup punggung nya
"Ssshhk.. aduh" Ringis Aksa merasa kepalanya sangat sakit
Sontak Adila memutar badannya menghadap suaminya dengan pelan "Ehh.. Mas kenapa?" Adila tampak khawatir
Aksa menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya "Tapi boong!" Adila memukul lengan suaminya, ia di bohongi. Tapi lucu!
"Mas tidur di luar!" Sentak Adila memperlihatkan wajah super marahnya. Aksa diam ia tidak ingin tidur di luar "Aduh sayang kepala aku tiba tiba sakit. Gak usah tidur diluar yah" Alasan Aksa
Adila menatap suaminya tajam "di luar!"
Aksa memeluk guling nya "Memangnya kamu mau suamimu ini di godain nyamuk,huh?"
Benar juga Adila tidak memikirkan bagaimana kalau suaminya ini di gigit nyamuk di luar bisa bisa dia bentolan "Tapi jangan cium lagi"
"Iya iya" Aksa mengusap perut besar istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband [SELESAI]
Random❝Ketika cinta itu karena Allah, maka cinta itu tidak akan pernah mati.❞ Pernikahan paska adalah awal kisahnya. Dua orang yang terikat bersama tanpa tau alur kedepannya Cinta sepihak menjadi beban dalam pernikahannya. Apakah pernikahan 'kita' bisa...