Setelah pulang kerja Aksa mencari makanan yang istrinya titip tadi pagi. Semenjak istrinya hamil ia selalu kewalahan menghadapi kemauannya kadang aneh juga kadang terlalu mudah. Bumil emang aneh maunya
Ditambah perilaku Adila berbeda saat awal pernikahannya. Aksa jadi mengetahui jika dulu Adila adalah gadis cerewet, menyebalkan, juga cengeng. Tapi rasa cintanya tidak berkurang sedikitpun bahkan bertambah setiap harinya
Aksa membuka pintu rumahnya, ia menatap sekeliling rumah tampak bersih dan rapih siapa lagi kalau bukan istrinya yang bersihkan. Tatapannya terhenti melihat sebuket bunga di atas meja
Aksa tak menghiraukan itu, ia berjalan menuju dapur meletakkan semua makanan yang ia beli di piring lalu ia bawah naik ke atas
Ia membuka pintu kamar mendapati istrinya sedang duduk di atas ranjang dengan laptopnya dan juga ia sedang menagis. Menangis?
Aksa menaruh nampan yang berisi dua piring dan satu gelas berisi minuman bersoda "Kenapa nangis?" Tanya Aksa sembari melepas jas nya juga melonggarkan dasinya lalu naik ke atas ranjang
Adila menunjuk laptop dihadapannya "Ini sih suaminya ninggalin istrinya lagi hamil lagi" Ucap Asila bercampur dengan isakan
Aksa mengusap punggung istrinya "Suaminya pasti balik kok" Ucapnya untuk menenangkan istrinya
Adila menekan tombol pause lalu menatap tajam wajah suaminya "Mas! Awas ajah seperti dia ninggalin Adila yang lagi hamil!" Sentak Adila menunjuk suaminya. Aksa terkekeh mana bisa dia meninggal istrinya, itu tidak akan terjadi "Mana mungkin aku ninggalin kamu, sayang" Aksa mengecup singkat pipi istrinya
Lalu Aksa mengambil nampan yang ia bawah tadi "Ini pesanannya, mau di makan apa gak?" Tanya Aksa memperlihatkan senyumnya
Asila mengambil kentang goreng lalu menyuapi suaminya "Ini pasti mas belum makan?" Tanya Adila, Aksa melahap kentang yang istrinya suapkan "Sebenarnya Adila cuman mau soda doang. Tapi karena Adila tahu gak ada bahan makanan jadi Adila pesannya banyak biar mas makan" Adila menunduk dalam
Aksa tersenyum lalu memegang dagu istrinya untuk bisa saling menatap "Makasih sayang"
Mereka makan bersama dengan mesrah, sesekali Adila tertawa sampai akhirnya ia mengingat pria tadi sore "Mas tadi sore ada pria datang kesini, aku udah janji sama dia buat aduin dia ke kamu"
"Siapa?"
Adila terdiam sejenak memikirkan siapa nama pria itu "Ansel!"
Aksa yang mendengar nama itu dengan refleks mengeraskan rahangnya "apa yang dikatakan?"
"Katanya..dia seseorang yang pernah Adila cintai bahkan sampai sekarang" Jawab Adila jujur tidak di lebih lebihkan juga tidak dikurangkan
"Brengsek!" Umpat Aksa
Adila sontak kaget ia baru melihat suaminya marah "Kenapa?"
"Kalau dia datang lagi diusir ajah. Mungkin dia mau ngerusak rumah tangga kita"
Adila mengangguk paham lalu kembali memakan kentang goreng "Terus apa yang mau kamu aduin ke aku?" Tanya Aksa
"Oh..tadi sih pria aneh itu megang tangan Abila keras banget malah pake peluk peluk lagi untung Adila masih sabar kalau gak udahku tendang" Ucap Adila seperti anak yang sedang mengadu pada ibunya
Irsal hanya membalas dengan tawa kecil dengan aduan istrinya
***
"Mas!" Teriak Adila yang sedari tadi membangunkan suaminya
Aksa terbangun dari tidurnya ia sangat lelah "Apa lagi sayang?" Tanya Aksa dengan suara khasnya bangun tidur, ia menatap jam dinding menunjukkan pukul 11:50
Wajah Adila seketika berubah seperti ingin menangis "Lah kenapa lagi sayang?" Tanya Aksa sembari duduk
Adila menutup wajahnya dengan bantal "Hiks..Adila gak bisa tidur!"
Aksa memeluk istrinya "yah udah Mas temenin kamu"
Adila membuka bantal, memperlihatkan wajahnya yang sedih "Adila mau mas usap dede bayi sampai Adila tidur" Ucap Adila lalu membaringkan tubuhnya
Menghela nafas berat Aksa mengangguk pasrah. Hidupnya berubah 99% saat istrinya mengandung. Ia jarang tidur, selalu merasa nyeri di bagian kepala
Tapi ia tak pernah menyalakan istrinya toh memang ibu hamil banyak maunya
Kita kembali ke Aksa yang sedang mengusap perut istrinya "Mas mau dengar impian yang Adila inginkan?" Tanya Adila membuat Aksa menoleh menatanya
"Boleh" Jawab Aksa lalu mensejajarkan wajah dengan perut istrinya sambil terus ia usap perut buncit ini
"Dulu..Adila pengen banget menikah dengan pria yang Adila cinta"
Aksa terdiam ia mengingat bahwa dulu Adila tidak mencintai nya "Terus?"
"Yah kesampaian. Ini Adila sudah menikah dengan mas yang Adila cinta" Adila mengusap rambut suaminya "Adila juga pengen punya anak tujuh!"
Aksa tersenyum lebar, baik ia tidak apa kalau istrinya ingin anak tujuh ia siap untuk di susahkan dengan kemauan sih dede bayi berikutnya
"Tapi Adila takut...cape' jaganya. Tapi itu terserah tuhan, Adila mah siap tak siap harus bisa" Lanjut Adila lalu ia menguap
"Mau mas Ceritakan, saat awal pernikahan kita?" Tanya Aksa
"Iya!. Adila kepo dulu Adila seperti apa saat awal pernikahan. Mungkin Adila jahil yah suka kerjain mas atau suka ngebantah?"
Aksa menggeleng "Tidak. Dulu kamu sangat tertutup, polos juga penurut bahkan mas tidak bisa mengartikan raut wajah kamu dan sekarang mas tahu kalau kamu yang dulu sebelum menikah itu, cerewet nya luar biasa!"
Pasutri ini terus berbicara tentang mereka masing masing baik yang sekarang ataupun dulu. Mereka saling terbuka tidak ada kebohongan
Aksa menjadi paham benar dengan sikap dan perilaku istrinya yang belum sama sekali ia tahu
Adila yang lupa dengan masa bersama suaminya menjadi tahu, juga rasa sayangnya semakin bertambah bagimana tidak suaminya sangat romantis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband [SELESAI]
Aléatoire❝Ketika cinta itu karena Allah, maka cinta itu tidak akan pernah mati.❞ Pernikahan paska adalah awal kisahnya. Dua orang yang terikat bersama tanpa tau alur kedepannya Cinta sepihak menjadi beban dalam pernikahannya. Apakah pernikahan 'kita' bisa...